Berendam dalam Bak Berisi Es di tengah Gurun, Katanya? Untuk Melatih Tubuh dan Pikiran | Borneotribun.com

Rabu, 30 Juni 2021

Berendam dalam Bak Berisi Es di tengah Gurun, Katanya? Untuk Melatih Tubuh dan Pikiran

Foto: Seorang peserta duduk di bak es selama sesi terapi mandi es di gurun dekat Sharjah, Uni Emirat Arab, 25 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Rula Rouhana)

BORNEOTRIBUN.COM - Berendam dalam bak berisi es di tengah gurun bukan sekadar uji nyali, tetapi juga meningkatkan imunitas tubuh dan menyadarkan bahwa pikiran lebih kuat daripada tubuh kita.

Sementara matahari pagi membakar bukit-bukit pasir di gurun di Uni Emirat Arab (UAE), seorang lelaki membenamkan diri ke dalam sebuah bak berisi es.

Mengatasi kondisi yang sangat tidak menyenangkan itu merupakan upaya untuk meningkatkan imunitas tubuh dan juga terhubung dengan kekuatan pikiran kita.

Sambil menuangkan es ke dalam bak tersebut, Benoit Demeulemeester, lelaki Swiss yang mengelola tempat mandi es dan sesi latihan pernapasan di UEA itu mengemukakan, "Perbedaan suhu meningkatkan sistem imunitas tubuh kita. Kita menekan sistem tersebut untuk jangka waktu yang singkat, yang membuat kita lebih kuat. Jadi lebih tinggi, atau lebih besar perbedaan suhu, ini lebih baik bagi tubuh kita.”

Salah seorang peserta sesi itu, Marwan Abdelaziz, pada mulanya merasa sedikit takut. 

Sembari duduk di bak oranye berisi es, Abdelaziz yang berendam dengan mengenakan celana renang itu menjelaskan,

"Awalnya terasa agak menakutkan. Kita ingin keluar, kita tak dapat mengontrol pernapasan kita. Tapi sekarang saya baik-baik saja. Betul-betul baik-baik saja.”

Abdelaziz masuk ke tempat berendam itu sambil menyeringai. Ia menahan napas dengan tenang sesuai pengarahan Demeulemeester yang melatih partisipan mengenai teknik-teknik pernapasan.

Foto: Peserta berdiri setibanya di hadapan sesi terapi mandi es di gurun dekat Sharjah, Uni Emirat Arab, 25 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Rula Rouhana)

"Saya orang yang sangat suka panas dan dingin. Jadi saya kombinasikan gurun dan mandi es dan orang-orang tampak menikmatinya. Saya suka membawa orang keluar dari zona nyaman mereka dan memberi pengalaman untuk tubuh dan pikiran mereka. Terhubung kembali dengan alam," tambah Demeulemeester.

Berendam dalam air dingin dan teknik-teknik pernapasan telah dipopulerkan oleh Wim Hof, orang Belanda yang memegang beberapa rekor dunia dalam hal keterpaparan dengan dingin.

Hof telah mengembangkan metodologinya sendiri, beberapa di antaranya mirip dengan teknik pernapasan kuno Buddhis Tibet, yang terdiri dari olah napas, paparan suhu dingin dan komitmen.

Foto: Peserta sesi terapi mandi es terlihat di padang pasir dekat Sharjah, Uni Emirat Arab, 25 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Rula Rouhana)

Tua, muda, atlet maupun bukan atlet, teknik-teknik tersebut baik untuk semua orang, kata Demeulemeester, mantan bankir yang kini menjadi pelatih eksekutif.

Foto: Para peserta meletakkan tangan mereka di dalam es selama sesi terapi mandi es di gurun dekat Sharjah, Uni Emirat Arab, 25 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Rula Rouhana)

Seraya memandang ke bebatuan yang menyembul dari gurun, seorang peserta lainnya, Reza Tirgari menyatakan sependapat bahwa bagian awal merupakan bagian yang paling sulit, tetapi setelah itu barulah terasa manfaatnya.

"Awalnya selalu sulit untuk menyesuaikan. Namun kemudian kita merasa lega dan menyadari bahwa pikiran kita jauh lebih kuat daripada tubuh kita, dan pikiran kita mengendalikan tubuh kita. Kita harus membuat tubuh kita mematuhi pikiran kita - itu rahasianya.” [uh/ab]

Oleh: VOA

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar