Para pasien COVID-19 dirawat di rumah sakit di New Delhi, di tengah lonjakan kasus harian di India (29/4). |
BorneoTribun.com -- India mencatat rekor baru pada Kamis (29/4) dalam jumlah kematian dan infeksi COVID-19, dan program pendaftaran vaksinasinya tidak berjalan lancar, sementara jutaan pemilih tetap hadir untuk pemilihan di negara bagian Benggala Barat.
Di bawah beban gelombang kedua yang mengerikan dari penyakit tersebut, upaya India untuk mulai mendaftar 1,4 miliar penduduknya untuk disuntik terhenti pada hari Rabu ketika pemerintah meluncurkan situs untuk semua orang India berusia 18 tahun ke atas agar mendaftar untuk program vaksinasi yang akan dimulai pada hari Sabtu.
Namun, banyak orang membanjiri media sosial dengan keluhan bahwa situs itu rusak atau mereka tidak berhasil mendaftarkan diri.
Masalah dengan situs itu muncul ketika kementerian kesehatan melaporkan rekor 379.257 kasus baru COVID-19 pada Kamis, termasuk 3.645 kematian, sehingga menandai rekor jumlah kematian dalam satu hari. Angka-angka baru itu telah menambah jumlah korban virus corona di India menjadi lebih dari 18,3 juta kasus terkonfirmasi dan 204.832 kematian, menurut Pusat Data Virus Corona Universitas Johns Hopkins.
Gelombang kedua virus corona telah mendorong sistem perawatan kesehatan India ke ambang kehancuran. Rumah sakit-rumah sakit berkapasitas penuh dan kekurangan oksigen yang akut sehingga memperburuk situasi yang sudah parah. Banyak taman dan tempat parkir telah diubah menjadi krematorium darurat yang bekerja siang dan malam untuk membakar mayat.
Para pakar kesehatan masyarakat mengatakan penyebaran virus itu disebabkan oleh varian virus yang lebih gampang menular, ditambah pelonggaran pembatasan untuk berkumpul dalam jumlah besar ketika wabah tampaknya terkendali pada awal tahun ini. [lt/ka]
Oleh: VOA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS