Bendera Malaysia berkibar di sebelah bendera China (kiri) di Lapangan Tiananmen, saat kunjungan Perdana Menteri Mahathir Mohammad di Beijing, China, 19 Agustus 2018. (Foto: Stringer/Reuters) |
BorneoTribun.com -- China dan Malaysia, Kamis (1/4), membuat konsensus kerja sama “Belt and Road,” atau Inisiatif Sabuk dan Jalan yang mendorong hubungan bilateral keduanya ke babak baru.
Perjanjian itu disepakati ketika Menteri Luar Negeri dan Penasihat Negara Wang Yi melangsungkan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein di Nanping City, di Provinsi Fujian.
Wang mengatakan China siap bekerja sama dengan Malaysia untuk melanjutkan promosi kerja sama “Belt and Road” guna membawa lebih banyak manfaat pada warga kedua negara pasca pandemi.
Ia juga menyampaikan kesediaan China untuk memperkuat kerja sama vaksin Covid-19 dan penelitian obat-obatan dengan Malaysia, dan menambahkan bahwa kedua negara seharusnya menyelaraskan strategi pembangunan dan memperkuat kerja sama di bidang-bidang seperti jaringan telekomunikasi 5G, ekonomi digital dan pertanian modern.
Hishammuddin Hussein menyampaikan penghargaan atas bantuan China dalam melawan pandemi virus corona, yang menurutnya telah menunjukkan kebenaran bahwa Malaysia dan China adalah keluarga.
Melihat kegagalan upaya yang dilakukan kekuatan-kekuatan luar yang ingin memecah-belah negara-negara di kawasan itu, Hishammuddin Hussein mengatakan Malaysia berharap dapat belajar dari pengalaman China dalam mencegah perebakan dan bagaimana mengendalikan pandemi, serta mendorong kerja sama bilateral di bidang energi, investasi, dan ketahanan pangan berdasarkan kerja sama “Belt and Road Initiative.”
Kedua pihak juga membahas upaya memfasilitasi perjalanan lintas-perbatasan dan pengakuan bersama tentang sertifikat kesehatan.
Dalam bidang ekonomi, selama 12 tahun berturut-turut, China masih menjadi mitra dagang terbesar Malaysia. Lebih dari 21 persen total impor Malaysia pada 2020, yang bernilai $41 miliar, berasal dari China.
Ekspor Malaysia ke China pada 2020 lalu juga mencapai rekor yang tinggi, yaitu hampir $40 miliar, yang utamanya didorong oleh produk besi baja, minyak kelapa sawit, karet, dan kertas.
Hishammuddin Hussein berharap memperluas ekspor minyak kelapa sawit Malaysia karena China merupakan pasar yang sangat penting bagi produk itu.
Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein adalah salah satu dari empat Menteri Luar Negeri Asia Tenggara yang datang ke China antara 31 Maret hingga 2 April atas undangan Menteri Luar Negeri Wang Yi. [em/jm/voa indonesia]
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS