Ganda putra Mohammad Ahsan (berdiri) dan Hendra Setiawan saat bertanding di Thailand Open (Raphael Sachetat/Badmintonphoto/Raphael Sachetat) |
BorneoTribun.com -- Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) mengatakan, Sabtu (2/4), BWF akan melakukan pemungutan suara pada Mei mengenai proposal untuk mengubah sistem skor setelah Olimpiade dan Paralimpiade di Tokyo tahun ini.
BWF mengatakan telah menindaklanjuti proposal dari Indonesia dan Maladewa untuk mengubah peraturan itu.
Sekarang ini pertandingan dimainkan dengan format 3 game x 21 poin. Pemain yang keluar sebagai pemenang adalah yang pertama kali mencapai 21 poin.
Sistem baru yang diusulkan adalah format 5 game x 11 poin. Tujuannya untuk menambah keseruan dan lebih cocok untuk disiarkan di TV.
"Proposal perubahan sistem poin adalah bagian dari visi saya untuk membuat badminton lebih menarik dan menambah nilai hiburan bagi pihak-pihak terkait dan penggemar," kata Presiden BWF Poul-Erik Hoyer, seperti dikutip dari Reuters.
"Proposal ini akan dibahas setelah Pertandingan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. Saya yakin ini waktu yang tepat untuk melakukan perubahan."
BWF akan mengadakan pertemuan umum tahunan secara virtual pada 22 Mei. Pemungutan suara juga akan dilakukan untuk memutuskan posisi di badan eksekutif, termasuk presiden dan wakil presiden.
Untuk menyetujui perubahan sistem skor itu, mereka harus meraih suara mayoritas dua pertiga.
Upaya untuk mengubah sistem skor pernah dilakukan dan gagal pada 2018 dan 2014. [vm/ft]
Oleh: VOA Indonesia
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS