Polisi berjaga di luar supermarket King Soopers, yang menjadi lokasi penembakan massal, di Boulder, Colorado, Senin, 22 Maret 2021. (Foto: David Zalubowski/AP) |
BorneoTribun AS, Internasional -- Pihak berwenang mengatakan penembakan di sebuah supermarket di Colorado pada Senin (22/3) menewaskan 10 orang.
Kantor berita Associated Press (AP) melaporkan polisi sudah menangkap seorang tersangka, tetapi tidak mengungkap nama tersangka atau rincian lainnya mengenai penembakan tersebut.
Kepala Kepolisian Boulder Maris Herold mengatakan korban tewas di antaranya Eric Talley, polisi yang pertama tiba di tempat kejadian setelah mendapat laporan mengenai penembakan. Herold menyebut tindakan Talley itu “heroik.”
Herold mengatakan kepada wartawan dalam konferensi pers malam hari bahwa seorang tersangka telah berada dalam tahanan, dan bahwa investigasi mengenai penembakan itu diperkirakan berlangsung sedikitnya lima hari.
Herold mengatakan polisi yang tewas bernama Eric Talley, 51 tahun, yang sudah bertugas di Kepolisian Boulder sejak 2010. Tally, katanya, mendatangi supermarket itu setelah menerima panggilan mengenai tembakan dan seseorang membawa senapan.
Identitas sembilan korban tewas lainnya belum diungkap pada Senin (22/3) malam karena polisi masih memberitahu anggota keluarga mereka.
Petugas terlihat mengawal seorang pria yang bertelanjang dada dengan darah mengalir di kakinya dan tangan terborgol, keluar dari toko. Namun, pihak berwajib tidak mengatakan apakah dia tersangkanya. Para petugas mengatakan tersangka menerima perawatan medis dan satu-satunya orang yang cedera, tetapi tidak tewas.
Dua perempuan berpelukan di pojokan Broadway dan Table Mesa Drive dekat supermarket King Soopers, lokasi penembakan massal, di Boulder, Colorado, Senin, 22 Maret 2021. (Foto: Joe Mahoney/AP) |
Jaksa penuntut Boulder Michael Dougherty mengatakan terlalu dini untuk berspekulasi mengenai motif serangan. Ia mengatakan Boulder “mengalami penembakan massal yang buruk dan mengerikan.”
“Orang-orang ini sedang menjalani hari mereka, berbelanja makanan dan hidup mereka terhenti secara mendadak dan tragis oleh penembak yang kini berada dalam tahanan,” kata Dougherty. “Saya berjanji kepada para korban dan warga Colorado bahwa kami akan memastikan keadilan dan melakukan apapun yang harus kami lakukan untuk mendapatkan keadilan dalam kasus ini,” lanjutnya.
Pihak berwenang mengatakan upaya-upaya mengidentifikasi para korban dan memberitahu keluarga korban masih berlangsung.
Penembakan massal di AS menghidupkan kembali perdebatan mengenai akses ke senjata api di negara ini. Komite Kehakiman Senat dijadwalkan mengadakan dengar pendapat pada hari Selasa mengenai “Langkah-langkah Konstitusional dan Masuk Akal untuk Mengurangi Kekerasan karena Senjata Api.” Ini merupakan dengar pendapat pertama dari serangkaian kegiatan serupa yang direncanakan berlangsung untuk membahas berbagai langkah mengurangi kekerasan oleh senjata api.
Colorado telah mengalami beberapa penembakan massal belakangan ini, termasuk serangan tahun 2012 terhadap sebuah bioskop di Aurora dan serangan tahun 1999 di sebuah sekolah di Columbine.
Serangan hari Senin itu berlangsung sepekan setelah tewasnya delapan orang di tiga panti pijat di kawasan Atlanta, Georgia. Ini setidaknya merupakan penembakan massal ketujuh tahun ini di AS. [ft/au/rw], [uh/ab]
Oleh: VOA Indonesia
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS