Manufaktur China Melemah, United Airlines Beli 25 Boeing 737 MAX | Borneotribun.com

Selasa, 02 Maret 2021

Manufaktur China Melemah, United Airlines Beli 25 Boeing 737 MAX

Pabrik perakitan mobil Geely Cixi, pembuat mobil China di Cixi, China, 21 Juni 2012. (Foto: dok).

BorneoTribun China, Internasional - Pemulihan manufaktur China melemah untuk bulan ketiga pada Februari 2021, karena ekspor dan pesanan baru menurun, menurut dua survei yang dirilis hari Senin. Indeks pembelian bulanan, yang diterbitkan oleh majalah bisnis terkemuka, Caixin, turun menjadi 50,9 persen dari 51,5 persen pada Januari. Angka di atas 50 menunjukkan percepatan aktivitas.

Indeks pembelian lain yang diterbitkan oleh badan statistik China dan grup industri resmi, Federasi Logistik dan Pembelian China, turun menjadi 50,6 dari 51,3.

Pabrik-pabrik diuntungkan dari dibukanya kembali bisnis yang relatif lebih awal setelah virus corona melanda. Tetapi penjualan turun karena konsumen cemas mengenai prospek ekonomi dan kembali merebaknya virus corona di luar negeri, sehingga mendorong pemerintah untuk menerapkan kembali pembatasan bisnis dan perjalanan.

Sementara itu, United Airlines mencapai kesepakatan untuk membeli 25 lagi pesawat Boeing 737 MAX yang akan diserahkan tahun 2023, kata maskapai itu hari Senin (1/3). Pembelian pesawat itu menandakan perkiraan pemulihan industri perjalanan pasca-virus corona.

Kontrak itu mencatat jumlah pesanan United untuk membeli pesawat MAX menjadi 188 dan mengembalikan kepercayaan pada pesawat itu yang dilarang dioperasikan selama 20 bulan, setelah dua kecelakaan fatal. Namun, Dinas Penerbangan Amerika mengizinkan pesawat itu beroperasi kembali akhir tahun lalu.

Harga barang-barang konsumen di Jerman naik lebih cepat pada bulan Februari, data resmi awal menunjukkan hari Senin, sementara orang semakin khawatir inflasi akan terjadi lagi dan bisa menghambat pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Inflasi mencapai 1,3 persen dari tahun ke tahun, kenaikan paling tajam sejak Maret 2020, sewaktu penutupan wilayah pertama kali diterapkan di seluruh dunia, ketika negara-negara berjuang untuk menghentikan penularan virus corona.

Analis memperkirakan inflasi mencapai 1,4 persen untuk bulan tersebut. Harga barang-barang konsumen naik bulan Februari karena naiknya harga bahan bakar setelah beberapa bulan merosot.

Sementara itu, pertumbuhan harga pangan melambat menjadi 1,4 persen dibandingkan 2,2 persen sebulan lalu, menurut data awal dari badan statistik federal, Destatis. [ps/ka]

Oleh: VOA Indonesia

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar