Antibodi Vaksin Sinovac Mungkin Tidak Cukup Merespons Varian COVID-19 Brazil | Borneotribun.com

Sabtu, 06 Maret 2021

Antibodi Vaksin Sinovac Mungkin Tidak Cukup Merespons Varian COVID-19 Brazil

Vaksin virus corona dari Sinovac jadi salah satu yang diuji di Indonesia. (Foto: AFP/NICOLAS ASFOURI)

BorneoTribun Internasional -- Sebuah studi laboratorium menunjukkan antibodi vaksin COVID-19 Sinovac Biotech kemungkinan tidak cukup merespons varian virus corona baru yang diidentifikasi di Brazil.

Munculnya varian virus corona baru menimbulkan kekhawatiran bahwa vaksin dan perawatan yang dikembangkan berdasarkan jenis sebelumnya mungkin tidak berfungsi dengan baik.

Reuters, Jumat (5/3), melaporkan para peneliti dalam sebuah makalah mengungkapkan sampel plasma yang diambil dari delapan orang yang divaksinasi dengan CoronaVac Sinovac gagal menetralkan varian garis keturunan P.1, atau 20J / 501Y.V3. Makalah tersebut diterbitkan pada hari Senin (1/3).

"Hasil ini menunjukkan bahwa virus P.1 mungkin lolos dari antibodi penetral yang disebabkan oleh CoronaVac," papar para peneliti dari Universitas São Paulo di Brazil, Fakultas Kedokteran Universitas Washington di Amerika Serikat, dan beberapa institusi lain dalam makalah tersebut.

Sejumlah negara, termasuk China, Brazil, Indonesia dan Turki, menggunakan CoronaVac dalam program vaksinasi massal pemerintah.

Para peneliti berpendapat meskipun penelitian menunjukkan infeksi ulang dapat terjadi pada individu yang divaksinasi, perlindungan yang diberikan oleh CoronaVac terhadap COVID-19 yang parah dapat menunjukkan mekanisme lain dalam sistem kekebalan manusia, selain antibodi. Vaksin tersebut ternyata juga dapat berkontribusi dalam mengurangi kadar keparahan penyakit.

Juru bicara Sinovac tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar. Kepala Eksekutif Sinovac Yin Weidong mengatakan dalam program yang disiarkan oleh CGTN pada hari Kamis (4/3) bahwa perusahaan "sepenuhnya mampu" menggunakan penelitian dan kapasitas produksi saat ini untuk mengembangkan vaksin baru untuk menghadapi varian-varian baru jika diperlukan.

Dia juga mengatakan proses pengembangkan vaksin baru akan memakan waktu lebih sedikit daripada yang dibutuhkan ketika mengembangkan CoronaVac. [ah/au]

Oleh: VOA Indonesia

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar