Penemuan jasad SA yang telah dalam keadaan membusuk berhasil diungkap Kepolisian Resort Sampang, Jawa Timur. Polisi membeberkan sejumlah fakta dalam perkara pembunuhan sadis tersebut.
Motif pembunuhan itu sendiri diduga akibat hubungan asmara antara korban SA dengan pelaku IS. Awalnya, SA diketahui menghubungi IS melalui sambungan telepon selular untuk bertemu sekaligus menyampaikan kehamilannya.
Selanjutnya, IS mengajak seorang rekannya PW yang juga telah ditetapkan tersangka untuk bertemu dengan AS di Bukit Ketapang di Dusun Sumber Beringin, Desa Paopale Laok, Kecamatan Ketapang, Sampang.
Sesampai di sana, SA yang masih berstatus sebagai pelajar menyampaikan kepada IS bahwa dirinya tengah hamil enam bulan setelah melakukan hubungan layaknya suami istri di rumah IS pada Oktober 2020 lalu.
"Mendengar pengakuan dari korban, pelaku langsung bertindak dengan membenturkan kepalanya di batu besar hingga tak sadarkan diri. Tidak hanya itu, pelaku juga mencekik leher korban." kata, Kapolres Sampang AKBP Hafidz di Sampang, Rabu (03/02/21).
Usai memastikan korban meninggal dunia, IS meminta bantuan ke pada PW untuk memegang kaki kemudian membuka seluruh pakaian korban guna menghilangkan jejak. Mayat korban ditemukan delapan hari kemudian dalam keadaan membusuk.
Hasil otopsi RSUD dr Mohammad Zyn Sampang menyebutkan, korban memang tewas akibat penganiayaan, sehingga fakta permulaan itu yang menjadi dasar polisi melakukan penyelidikan dan mencari pelaku pembunuhan siswa salah satu madrasah di Kecamatan Ketapang itu.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS