Trump, Biden Bersaing Ketat Raih Perolehan Suara Elektoral | Borneotribun.com

Kamis, 05 November 2020

Trump, Biden Bersaing Ketat Raih Perolehan Suara Elektoral

Trump, Biden Bersaing Ketat Raih Perolehan Suara Elektoral
Kandidat dari Partai Republik, Trump (kanan) dan kandidat presiden dari Partai Demokrat, Biden, pada malam penghitungan suara Pilpres AS, 3 November 2020. (Foto: kombinasi)

BorneoTribun - Pesta-pesta di jalanan Washington, DC dan di Miami, Florida berlangsung pada hari Selasa malam,sewaktu seluruh negaradengancemas menunggu hasil pemilupresiden antara petahana Donald Trump dan calondariDemokrat, Joe Biden.

Baik Trump maupun Biden belum mencapai angka suara elektoral 270 dari sejumlah 538suara elektoralyang disyaratkan untuk menang. Pemilu AS tidak ditentukan oleh suaraterbanyak.

Jeremy Myer, dosen politik Amerika di George Mason University mengatakan, “Tampaknya sekitar 50/50 untuk masing-masing calon ini. Dan yang luar biasa adalah ini mirip dengan pemilu 2016. Penentunya adalah tiga negara bagian yang persis sama, Wisconsin, Michigan, dan Pennsylvania.”

Wisconsin, Michigan, dan Pennsylvania biasanya adalah negara bagian Demokrat, namun pada 2016 dimenangkan oleh Trump. Kedua kandidat giat berkampanye di sana pada hari-hari terakhir menjelang pemungutan suara.

Pada Rabu dini hari (4/11) dari tempat tinggalnya di Wilmington, Delaware, Biden mengimbau pendukungnya untuk bersabar. “Tetaplah percaya sahabat-sahabat, kita akan memenangkan pemilu ini! Terima kasih, terima kasih terima kasih!."

Beberapa menit kemudian Trump mencuit, Demokrat berupaya mencuri pemilu dan Twitter memberi label cuitan itu sebagai “menyesatkan”.

Dia kemudian berbicara dari Gedung Putih. “Inisaatyang sangat menyedihkan, bagi saya ini adalah momen yang sangat menyedihkan.Kita akan menang dan sejauh pemahaman saya, kita sudah menang.”

Meskipun presiden meng-klaim kemenangan, surat-suratsuara akan terus dihitung danperlubeberapa hari sebelumpemenangnya bisa ditetapkan.

“Juga karena pandemi kita melihat lebih banyak orang memilih melalui pos. Jadi permintaan untuk itu telah meningkat, jadi itu memperlambat proses penghitungan,” jelasLaTrice Washington, dari Otterbein University.

Rakyat Amerika memberikan suara mereka dalam suasana yang relatif tenang meskipun kehadiran polisi di sebagian TPS lebih banyak daripada biasanya. Para penegak hukum bersiap-siap menghadapi kemungkinan terjadinya kekerasan menyusul kampanye yang memecah belah masyarakat.

Dengan penghitungan suara yang ketat di beberapa negara bagian utama, dan puluhan tuntutan hukum atas aturan pemungutan suara yang dapat memengaruhi surat suara yang dihitung, kampanye presiden selama berbulan-bulan itu masih harus menunggu hasilnya lebih lama. (VOA)

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar