Joe Biden, calon presiden AS dari Partai Demokrat, berbicara di Wilmington, Delaware, 4 November 2020. (Foto: AP) |
BorneoTribun | Internasional - Hasil pemilihan presiden Amerika tetap belum menentu pada Kamis (5/11). Joe Biden, calon presiden AS dari Partai Demokrat mendekati mayoritas Electoral College (suara perwakilan) dan Presiden Donald Trump menuntut penghitungan suara dihentikan.
Trump melontarkan tuntutannya sementara Partai Republik mengajukan gugatan hukum atas tuduhan penyimpangan tabulasi surat suara.
Biden memimpin dalam perolehan suara elektoral 253-214, dan mayoritas 270 dibutuhkan untuk mengklaim kursi kepresidenan untuk masa jabatan empat tahun. Namun, penghitungan suara masih berlangsung di empat negara bagian yang akan menentukan hasil pemilihan, yaitu Georgia dan Pennsylvania di bagian timur Amerika dan negara bagian barat Arizona dan Nevada yang berbatasan.
Pada Kamis (5/11) sore, Biden muncul sebentar di Wilmington, Delaware, mengatakan, "setiap surat suara harus dihitung."
“Begitulah cara rakyat Amerika mengekspresikan keinginannya,” Biden menambahkan. "Itu adalah keinginan para pemilih, tak seorang pun - dan tidak ada hal-hal lainnya - yang menentukan pemilihan Presiden Amerika Serikat."
Mantan wakil presiden itu juga menyatakan bahwa "demokrasi terkadang berantakan, sehingga diperlukan sedikit kesabaran."
Joe Biden menyampaikan dirinya bersama pasangan wakil presiden, Senator Kamala Harris, terus "merasa sangat senang dengan perkembangan yang ada."
"Kami yakin jika penghitungan selesai, saya dan Senator Harris akan menjadi pemenang," Biden menegaskan lebih lanjut.
Trump unggul di Georgia dan Pennsylvania dan Biden memimpin di dua negara bagian lainnya, dengan keunggulan yang masih bisa berubah. (VOA)
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS