Masjid yang Disponsori Pemerintah Yunani Mulai Gelar Salat Jumat
BorneoTribun - Setelah melalui proses yang berlangsung sekitar 14 tahun, sebuah masjid di Athena, yang mendapat dukungan dari pemerintah Yunani, awal bulan ini mulai menyelenggarakan salat Jumat. Apa makna keberadaan masjid ini bagi komunitas Muslim di sana dan bagaimana pandemi Covud-19 berdampak?
Suara azan terdengar dari sebuah bangunan yang pada bagian depannya terdapat tulisan kata-kata dalam dua bahasa, Yunani dan Inggris yang maknanya “Republik Yunani, Kementerian Pendidikan, Riset dan Urusan Keagamaan, Masjid Athena.”
Sebelum memasuki masjid, jemaah dipersilakan membersihkan tangan dengan penyanitasi yang tersedia. Jemaah lelaki kemudian membungkus sepatu-sepatu mereka dalam kantong plastik dan menyimpannya di rak yang tersedia di luar area salat.
Mengikuti protokol kesehatan semasa pandemi, jemaah yang mengenakan masker saling memberi salam dengan saling menyentuhkan kepalan tangan. Mereka siap mengikuti salat Jumat.
Salat Jumat diselenggarakan pertama kalinya pada 6 November lalu di masjid yang disponsori pemerintah Yunani itu. Berlokasi di ibu kota, Athena, masjid tersebut memang baru dibuka awal bulan ini setelah tertunda bertahun-tahun.
Proyek membangun masjid di Athena perlu waktu sekitar 14 tahun untuk menuntaskannya. Proses pembangunannya diwarnai oleh berbagai protes, kontroversi politik serta penundaan di negara yang mayoritas penduduknya adalah penganut Kristen Ortodoks.
Parlemen Yunani akhirnya menyetujui pembangunannya pada Agustus 2016.
Masjid yang dibangun di kawasan industri di ibu kota Yunani itu akhirnya dapat menyediakan tempat resmi untuk beribadah bagi komunitas Muslim Athena, yang sebagian besar adalah para migran dan pengunjung.
Hingga sekarang, komunitas Muslim masih menggunakan ruang-ruang salat yang disediakan di tempat-tempat seperti gudang yang tidak digunakan lagi atau di lantai bawah tanah, yang kadang-kadang menyebabkan ketegangan dan protes dari warga setempat lainnya.
Para anggota komunitas Muslim menyatakan bahwa masjid baru itu, meskipun jauh dari sempurna, setidaknya merupakan suatu awal.
“Ini hari yang sangat luar biasa bagi kami. Masih lama jalan yang harus dilalui, masih panjang jalan yang membentang di depan sekarang ini karena, seperti yang Anda lihat, banyak kekurangan dan banyak masalah yang masih harus diselesaikan. Namun ini awal yang sangat solid di mana kita dapat berpijak dan melangkah maju," kata Anna Stamou, perwakilan dari Asosiasi Muslim Yunani.
Salah satu masalah yang harus diselesaikan adalah kapasitasnya yang kecil, kata Stamou.
“Masjid ini memiliki kapasitas yang kecil mengingat populasi Muslim di Athena yang berjumlah kurang lebih setengah juta orang. Kapasitas jemaah masjid ini adalah 300 orang lelaki dan 50 orang perempuan. Tetapi sekarang, karena langkah-langkah terkait pandemi Covid-19, ini hanya menampung sembilan orang lelaki dan empat orang perempuan," katanya.
"Ini logis dan memang masuk akal. Tetapi tetap saja, kapasitasnya tidak cukup karena kami memiliki banyak masjid sementara, yang jauh lebih besar daripada masjid ini," lanjutnya.
Bukan hanya bagi masjid Athena ini. Berbagai restriksi lebih lanjut mengenai jumlah orang itu berlaku di semua tempat ibadah di Yunani sekarang ini karena pandemi virus corona yang masih terus berlangsung.
“Ini seperti fondasi simbolis, suatu bangunan yang resmi. Ini tidak akan memberi layanan bagi semua orang. Kami memang tahu itu. Tetapi ini adalah awal yang baik," kata Stamou.
Persis sehari setelah salat Jumat pertama di Masjid Athena, tepatnya pada Sabtu 7 November, pemerintah Yunani memberlakukan lockdown atau tindakan PSBB nasional. Ini berarti semua tempat ibadah, termasuk gereja dan masjid, hanya dapat menyelenggarakan ibadah tanpa kehadiran umatnya.(VOA)
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS