AS Memilih: Trump atau Biden sebagai Presiden untuk 4 Tahun Mendatang | Borneotribun.com

Rabu, 04 November 2020

AS Memilih: Trump atau Biden sebagai Presiden untuk 4 Tahun Mendatang

Trump atau Biden
Seorang pendukung Presiden Donald Trump menghadiri kampanye di Bandara Fayetteville, North Carolina, Senin, 2 November 2020. (Foto: Reuters)

BorneoTribun - Kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) yang melelahkan dan berlangsung sengit akan berakhir pada Selasa (3/11).

Puluhan juta pemilih mendatangi tempat-tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh negeri untuk menentukan apakah mempertahankan Presiden Donald Trump sebagai pemimpin negeri Paman Sam selama empat tahun mendatang, atau menggulingkannya dengan memberi dukungan pada penantang dari Demokrat, mantan wakil presiden Joe Biden.

Biden tampil di dua kota Pennsylvania hari Selasa sebelum kembali ke Delaware untuk menyampaikan pidato pada malam hari.

Trump mengunjungi markas-markas tim suksesnya di luar kota Washington dan kemudian kembali ke Washington.

Dalam beberapa hari ini, kedua kandidat saling menuduh pihak lain tidak pantas untuk memimpin Amerika.

Di tengah pandemi virus corona yang tak terkendali di AS, lebih dari 97 juta warga telah memberikan suara lebih awal. Jumlah itu melampaui dua pertiga dari seluruh penghitungan suara pada pemilu 2016 dengan hampir 139 juta ketika Trump secara tak terduga mengalahkan Hillary Clinton dari Partai Demokrat dan menguasai Gedung Putih.

Menurut beberapa perkiraan, total penghitungan suara 2020 dapat mencapai rekor 150 juta atau lebih dengan banyaknya pemilih membanjiri pemungutan suara lebih awal. Namun, sejumlah negara bagian memiliki aturan bahwa penghitungan suara bagi pemilih yang tidak mencoblos secara langsung baru bisa dimulai pada Selasa (3/11) malam atau beberapa hari kemudian untuk beberapa negara bagian. Artinya, hasil pemilu mungkin belum dapat diketahui selama berhari-hari, tergantung seberapa kecil selisih kontestan tersebut.

AS menerapkan bentuk demokrasi tidak langsung, bukan pemilihan berdasarkan suara terbanyak nasional, dalam memilih pemimpinnya. Hasil pemilu praktis diputuskan dalam pemilihan di masing-masing dari 50 negara bagian dan ibu kota, Washington DC. Pemenang perlu meraih mayoritas 270 dari 538 perwakilan pemilih (electoral college).

Pemilihan presiden AS itu datang setelah kampanye yang agresif dan penuh dendam antara Trump dan Biden yang saling melontarkan ejekan sekaligus mengklaim lawan masing-masing tidak layak untuk memimpin dan dapat membawa AS dalam kehancuran.

Selama akhir pekan, beberapa ketegangan meningkat ketika ribuan pendukung Trump secara agresif berunjuk rasa dan berdemonstrasi di seluruh wilayah, dalam satu kasus memaksa bus kampanye Biden untuk keluar dari jalan tol di Texas dengan iring-iringan kendaraan berbendera Trump, termasuk menghambat lalu lintas di New Jersey Parkway.

Pihak berwenang dan para pedagang di beberapa kota, termasuk New York dan Washington DC di sekitar Gedung Putih, telah menutupi etalase toko untuk mencegah potensi kerusakan dan penjarahan jika kekerasan terkait pemilu merebak.

Banyak pemilih yang mencoblos lebih awal menyatakan ingin menghindari bertemu orang lain dalam antrean panjang di TPS pada Selasa (3/11). sementara AS mencatat lebih dari 90.000 orang setiap harinya terinfeksi Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Dua per tiga pemilih yang mencoblos lebih awal mengirimkan surat suara melalui pos dan sisanya memberi suara langsung di TPS. (VOA)

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar