Virus Melonjak, Komisi Uni Eropa Beli Tes Cepat Virus Corona | Borneotribun.com

Kamis, 29 Oktober 2020

Virus Melonjak, Komisi Uni Eropa Beli Tes Cepat Virus Corona

Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen berbicara di Brussels, Belgia
Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen berbicara di Brussels, Belgia


BorneoTribun | Internasional - Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pada hari Rabu (28/10/2020), bahwa badan pemerintahan Uni Eropa akan menganggarkan $ 117 juta untuk tes cepat Virus Corona ketika virus menyebar di seluruh Eropa.


Berbicara kepada wartawan di Brussels, Von der Leyen mengatakan tidak seperti musim semi lalu, ketika pandemi pertama kali dimulai, setiap negara Eropa merasakan dampak dari gelombang kedua virus ini.


Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa mengatakan virus terus menyebar ke seluruh benua. Badan tersebut melaporkan hampir 6,5 juta orang telah tertular virus di negara anggota Uni Eropa, ditambah Inggris, Islandia, Liechtenstein, Norwegia dan Swiss.


Von der Leyen mengatakan Uni Eropa membeli tes antigen cepat sebagai alat lain untuk membantu mengendalikan Virus Corona. Tes antigen tusuk jari dianggap kurang dapat diandalkan dibandingkan dengan "tes PCR" usap hidung standar, dan bekerja lebih cepat, dengan hasil tersedia dalam waktu 15 menit.


Pakar kesehatan Eropa mengatakan virus sekarang bergerak terlalu cepat untuk mengandalkan tes yang bisa memakan waktu berhari-hari. Von der Leyen juga mendesak para pemimpin negara anggota untuk meningkatkan upaya berbagi informasi tentang virus tersebut. 


Dia mengatakan itu akan membantu mengidentifikasi di mana kapasitas unit perawatan intensif tambahan dapat diperoleh dan mengatur perawatan pasien lintas batas dengan lebih baik.


Von der Leyen juga meminta negara-negara anggota untuk mulai mempersiapkan rencana vaksinasi nasional, dan meninjaunya sekarang di tingkat UE.


Dia mengatakan semua negara anggota harus bersiap untuk menerima vaksin pertama, yang dalam skenario terbaik bisa tersedia sekitar April dengan dosis 20 juta hingga 50 juta setiap bulan. (VOA)

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar