Gambar pompa angguk yang dicetak 3D terlihat di depan logo OPEC dalam gambar ilustrasi. (Foto: Reuters) |
BorneoTribun - Kremlin mengisyaratkan putaran baru pembicaraan minyak dengan Arab Saudi sementara kelompok produsen OPEC+ bertemu, Senin (19/10), untuk membicarakan prospek permintaan minyak mentah yang melemah dalam menghadapi infeksi virus corona yang meningkat.
“Pasar-pasar itu tidak stabil dan kita berada pada tahap kerjasama yang aktif, pertukaran pendapat. Itulah sebabnya dibutuhkan kontak yang rutin,” kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada reporter.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman mengadakan pembicaraan melalui telepon dua kali pada minggu lalu untuk membahas pasar minyak.
Sumber-sumber OPEC+ mengatakan kelompok itu sepertinya tidak akan merekomendasikan tindakan segera pada hari Senin (19/10). Komite pemantauan kementrian bersama OPEC+, yang terdiri dari produsen terkemuda, Arab Saudi dan Rusia, dijadwalkan bertemu Senin (19/10) malam mulai pukul 20.30 WIB.
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, telah mengurangi produksi minyak sejak Januari 2017 dalam upaya menyeimbangkan pasar, mendukung harga, dan mengurangi persediaan.
Mereka saat ini membatasi produksi sekitar 7,7 juta barel setiap hari, turun dari 9,7 juta barel per hari, dan pemangkasan produksi sampai dua juta barel per hari pada Januari tahun depan.
Sejumlah pengamat OPEC, termasuk analis dari bank investasi AS J.P. Morgan, telah mengatakan bahwa prospek pemintaan yang turun dapat menyebabkan OPEC+ menunda pelonggaran pengurangan produksi. Namun, Uni Emirat Arab dan Rusia mengatakan pemotongan itu akan dilakukan sesuai rencana.
Kelompok itu akan bertemu kembali pada tanggal 30 November.
Minggu lalu, sejumlah pakar OPEC+ membahas risiko kelebihan pasokan yang berlanjut ke tahun 2021 dalam menghadapi gelombang kedua pandemi Covid-19 yang parah dan berkepanjangan.
“Permintaan masih tampak lemah,” kata Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo minggu lalu.(VOA)
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS