BORNEOTRIBUN I PONTIANAK - Sejak didirikan 2011 silam, Pemadam Kebakaran (Damkar) Swadesi Borneo terus berikhtiar meningkatkan profesionalisme dan layanan bagi masyarakat di era digitalisasi dengan meluncurkan aplikasi tombol darurat (panic buton), Selasa (13/10/2020) di Kafe Urban Garden Jalan Danau Sentarum Pontianak.
Fitur yang masih dalam tahap pengembangan itu diperkenalkan pertama kali dalam acara silaturrahim Swadesi Borneo bersama para penggiat sosial kemanusian dan beberapa stakeholder lainnya. “Saat ini masih berbasis web dan kami masih menerima saran atau masukan hingga fitur tersebut berfungsi maksimal untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam hal penanganan kebakaran, gangguan hewan, maupun search and rescue,” kata Adi Warna Hakim, Tim IT Swadesi Borneo saat presentasi.
Menurut Adi, dari beberapa hasil riset menunjukkan adanya keterikatan yang sangat kuat masyarakat terhadap gadget. Untuk itu, panic buton ini sangat efektif bagi para penggunanya yang membutuhkan penanganan gangguan untuk memberitahukan kepada tim taktis Swadesi Borneo, hanya dengan sekali sentuh. “Titik atau lokasi terjadinya gangguan langsung terdeteksi otomatis. Hal-hal lain secara teknis nanti akan ada pengembangan berikutnya,” ujar Adi.
Selain diikuti anggota dan relawan Swadesi Borneo, dalam silaturrahim yang dipandu Ketua Swadesi Borneo, Romadi Hariono ini juga dihadiri Komandan Polisi Militer Angkatan Laut (Danpomal) Lantamal XII Letkol Laut (PM) Nandang Fariegi, ST, akademisi DR. Hermansyah, Hermayani, Deni Amiruddin Syafhan, Roffi Faturrahman, Mustaad Saman, anggota DPRD Kota Pontianak dan para jurnalis.
Beberapa dari undangan menyampaikan masukan terkait aplikasi tersebut, sekaligus memberikan semangat kepada Tim Damkar Swadesi Borneo sebagai lembaga yang cukup lama berkiprah dalam berbagai misi kemanusiaan. “Apresiasi untuk terobosan yang dilakukan Swadesi Borneo. Semoga saja segera langsung berbentuk aplikasi yang bisa dengan mudah diunduh dan tidak lagi berbasis web,” ujar Deni Amiruddin.
Sedangkan Hermansyah menyampaikan tentang perlunya start-up memiliki keaslian dan hak cipta aplikasi agar nantinya tidak seenaknya diklaim pihak lain.
“Swadesi Borneo dalam hal peningkatan kapasitas lembaga perlu terus meningkatkan profesionalisme personilnya. Selain itu para anggota dan relawannya terus memperdalam pengetahuan atau knowledge. Lebih baik lagi jika dibuat kode etik karena tugas tim teknis terkait dengan kedisiplinan dan etos kerja,” ujar Hermansyah.
Di akhir acara, Deri Herlino, Sekretaris Damkar Swadesi Borneo memaparkan berbagai kegiatan yang telah dilakukan mulai dari penanganan kebakaran, evakuasi gangguan hewan, pencarian orang tenggelam, menangani kebakaran lahan, pohon tumbang, hingga turut serta dalam penanganan Covid-19.
“Semua kami lakukan dengan sukarela. Alhamdulillah relawan terus bertambah dan menjalani pelatihan sebelum terjun ke lapangan,” ujar Deri seraya memaparkan kondisi peralatan yang dimiliki pasukannya untuk beroperasi di darat dan air.
Penulis : Libertus
Editor : Hermanto
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS