Kekhawatiran Trump Soal Pemberian Suara Pemilu Via Pos Raih Banyak Dukungan | Borneotribun.com

Sabtu, 05 September 2020

Kekhawatiran Trump Soal Pemberian Suara Pemilu Via Pos Raih Banyak Dukungan

Senator Negara Bagian New York Brad Hoylman bersama dengan anggota parlemen lokal menempatkan sampel suara di New York. (Foto: Reuters)


BORNEOTRIBUN -- Gedung Putih membela upayanya untuk melindungi pemilihan presiden AS pada bulan November dari campur tangan luar menyusul pengungkapan bahwa "aktor-aktor  jahat" Rusia sudah menunjukkan peringatan Presiden Donald Trump mengenai potensi kecurangan pemilu. 


"Kita akan melakukan segalanya untuk melindungi keamanan pemilu kita," kata Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien kepada wartawan Jumat dan menambahkan Gedung Putih serta presiden telah mengambil "tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya" untuk melindungi pemungutan suara November. 


"Kami sudah menjelaskan kepada China, Rusia, Iran dan lainnya yang belum diungkapkan kepada publik bahwa siapa pun yang mencoba melakukannya, bahwa siapa pun yang mencoba mengganggu pemilu Amerika akan menghadapi konsekuensi yang luar biasa, " kata O'Brian. 


Penegasan itu menyusul penerbitan buletin Departemen Keamanan Dalam Negeri yang bocor, Kamis (4/9), yang mengatakan Rusia memicu kekhawatiran pemungutan suara melalui pos  akan mengarah pada hasil pemilihan yang cacat. 


"Sejak setidaknya Maret 2020, aktor  jahat Rusia telah meningkatkan tuduhan masalah integritas pemilu dalam proses pemungutan suara baru dan program pemberian suara  melalui pos," demikian menurut buletin tersebut, 


“Rusia kemungkinan akan terus meningkatkan kecamannya mengenai pemungutan suara lewat pos dan mengubah proses pemungutan suara di tengah pandemi Covid-19,  merusak kepercayaan publik dalam proses pemilihan,” katanya. 


Trump telah menyampaikan kekhawatiran mengenai  penggunaan pemberian suara lewat pos selama berbulan-bulan.

Pada bulan Juni, ia mencuit penggunaan surat suara yang dikirim lewat pos akan menghasilkan Pemilu yang paling berat dalam sejarah Amerika.


Sumber: www.voaindonesia.com

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar