Dimulai Sabtu, Pembicaraan Damai Afghanistan yang Dimediasi Amerika Serikat | Borneotribun.com

Jumat, 11 September 2020

Dimulai Sabtu, Pembicaraan Damai Afghanistan yang Dimediasi Amerika Serikat

Salah satu pendiri Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar, usai menandatangani kesepakatan dengan Amerika Serikat, di Doha, Qatar, 29 Februari 2020. (Foto: AFP)


BORNEOTRIBUN -- Faksi-faksi yang bertikai di Afghanistan mengumumkan bahwa mereka akan memulai pembicaraan perdamaian langsung pertama mereka pada Sabtu (12/9) di Qatar. Mereka akan membahas penyelesaian politik untuk konflik yang sudah berlangsung lama di negara itu.


Dialog penting itu ditengahi Amerika dan secara resmi dikenal sebagai negosiasi intra-Afghanistan. Kedua pihak mengumumkan pada Kamis (10/9) bahwa tim perunding yang ditunjuk pemerintah Afghanistan dan lawan bicara mereka dari pemberontak Taliban akan duduk di meja perundingan di Doha, ibu kota Qatar.


Di Washington, Presiden Amerika Donald Trump memuji kemajuan dalam proses perdamaian Afghanistan itu dan menyebutnya sebagai hasil "upaya diplomatik yang berani" dari pemerintahannya untuk membantu mengakhiri perang selama hampir 20 tahun di negara Asia Selatan itu.


"Bisa saya sampaikan dengan sangat bangga bahwa Menteri Luar Negeri Mike Pompeo akan berangkat malam ini, dalam perjalanan bersejarah ke Doha untuk awal perundingan perdamaian intra-Afghanistan," kata Trump kepada wartawan.


Pembicaraan itu bermula dari perjanjian yang dicapai Amerika dengan Taliban di Doha pada Februari lalu untuk menarik keluar pasukan Amerika dari Afghanistan dan menyudahi perang terpanjang yang melibatkan Amerika, dan merenggut nyawa lebih dari 2.400 personel Amerika.


Trump mencatat, tidak ada personel militer Amerika yang terbunuh sejak penandatanganan pakta itu.


Kesepakatan itu mengharuskan pemberontak menghentikan segera serangan terhadap pasukan koalisi pimpinan Amerika dan membuka pembicaraan perdamaian dengan kelompok-kelompok yang bertikai di Afghanistan. Kesepakatan itu juga mengikat Taliban untuk tidak menjadikan Afghanistan sebagai tempat melancarkan aksi terorisme internasional.


Sebagai imbalannya, Amerika telah mengurangi pasukannya di Afghanistan menjadi sekitar 8.600 dari sekitar 13.000 pada saat penandatanganan kesepakatan itu. Diperkirakan, semua pasukan asing keluar dari Afghanistan pada Juli 2021.


Sumber: www.voaindonesia.com

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar