Kepala Dinas Kesehatan Henry Alpius. (Foto:HMS/TN) |
SEKADAU | BORNEOTRIBUN -- Pembangunan Pos gizi di Kabupaten sekadau bertujuan untuk upacaya percepatan penurunan stunting dengan melibatkan masyarakat melalui kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.
Selain itu, dibantu oleh bidan desa dan dibina oleh puskesmas setempat, sehingga nantinya kedepan pos gizi ini bisa dilaksanakan sebagai proyek inovasi desa maupun proyek inovasi puskesmas.
Hal ini dikatakan Plt Kepala Dinas Kesehatan Henry Alpius saat menghadiri peresmian 4 pos gizi di Belitang Hulu, kamis (10/9/2020).
Lanjut Henry, kader nanti diberi pelatihan, Pos gizi dibangun dengan tujuan untuk peningkatan derajat gizi dan penurunan stunting berbasis masyarakat yang memiliki beberapa cakupan kegiatan diantaranya penimbangan anak bayi balita pendidikan kesehatan bagi kader posyandu dan pola asuh.
Menurutnya ini merupakan salah satu program yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten sekadau dalam rangka penurunan angka stunting di kabupaten sekadau adalah melalui pembangunan pos gizi.
Lebih jauh dikatakan Henry, rencana strategis dinas kesehatan, PP dan KB kabupaten sekadau meliputi penurunan angka stunting, penurunan angka kematian ibu dan bayi, peningkatan supelen epideomologi dan deteksi dini penyakit serta peningkatan penanggulangan luar biasa akibat wabah
Kemudian peningkatan cakupan imunisasi dan peningkatan managemen mutu bauk kualitas maupun kuantitas bagi tenaga kesehatan serta pengktan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan lanjutan.
Dijelaskan Henry, stunting yang kita kenal anak yang bertubuh kerdil merupakan suatu indikasi kurangnya asupan gizi baik secara kuantitas maupun secara kualitas yang tidak terpenuhi sejak bayi bahkan sejak masa dalam kandungan.
Dampak dari pada anak stunting adalah pertumbuhan atau perkembangannya terhambat, penurunan fungsi otak dan penurunan kekebalan tubuh sehingga anak akan mudah sakit kemudiaan kalau sudah dewasa akan terjadi penyakit yang sufatnya generatif. Stunting merupakan masalah kesehatan yang dihadapi oleh bangsa indonesia.
Di indonesia hasil penelitian di bidang kesehatan bahwa 30,8 persen, anak indonesia masih stunting. Artinya apa, setiap 3 anak di indonesia pasti ada 1 diantaranya yang stunting.
Masih diambang batas yang disarankan WHO yaitu 20 persen. Untuk kalimantan barat balita stunting berkisar anatara 36 persen. Untuk kabupaten sekadau, tahun 2013 angka stunting di kabupaten sekadau 44 persen, kemudian tahun 2017, 39, 2 persen, tahun 2018, 32 persen, dan tahun 2019 30,9 persen, berati ada penuruan angka stunting di kabupaten sekadau.
Namun ini merupakan suatu tantangan bagi dinas kesehatan kabupaten sekadau, maka langkah strategis yang dilakukan oleh dinas kesehatan adalah perbaikan gizi bagi anak stunting.
Hadir dikegiatan, Wakil Bupati Sekadau Aloysius, Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Sekadau Vixtima Heri Supriyanti,Camat belitang hulu Yohanes Dempek.
(Hms/Tn)
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS