Gawai Dayak Nosu Minu Podi Ke - XVI Di Sanggau Berlangsung Sederhana | Borneotribun.com

Rabu, 08 Juli 2020

Gawai Dayak Nosu Minu Podi Ke - XVI Di Sanggau Berlangsung Sederhana


Fhoto : Bupati Sanggau, Paolus Hadi

BORNEOTRIBUN I SANGGAU - Gawai Dayak Nosu Minu Podi ke XVI tingkat Kabupaten Sanggau di Rumah Adat Dori Mpulor berlangsung sederhana,  karena di tengah pandemi Covid19, acara tak bisa berlangsung secara normal, tidak ada pesta rakyat, yang di laksanakan hanya ritual adat yang menandai perayaan puncak event budaya tahunan di Kabupaten Sanggau itu.

Rangkaian Gawai Nosu Minu Podi ke XVI di tengah pandemi Covid19 kali ini relatif singkat. Diawali dengan ritual Nosu Minu Podi di ladang yang berlokasi tidak jauh dari Dori Mpulor, dilanjutkan dengan ritual Mpokant Podagi di rumah adat Dayak dan penanaman berbagai jenis pohon terutama pohon Ulin atau kayu Belian.

Sekjend Dewan Adat Dayak Kabupaten Sanggau, Urbanus, mengatakan,
"Ritualnya kami berdoa kepada Tuhan, tetapi doanya menggunakan bahasa Dayak. Jadi benih padi yang diambil dari ladang itu diangkat semangatnya setinggi-tingginya lalu dibawa ke lumbung yang ada rumah adat ini dengan iringan doa sepanjang perjalanan ". Paparnya.

Sesampai di lumbung, benih padi kembali didoakan agar ketika nanti ditanam, bibit ini menghasilkan padi yang subur dengan hasil yang melimpah.

Kendati Gawai Dayak Nosu Minu Podi ke XVI dilaksanakan secara sederhana, namun Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Sanggau Yohanes Ontot mengharapkan, ini tidak menyurutkan semangat masyarakat Dayak untuk terus melestarikan tradisi yang sudah dilakukan turun temurun tersebut.

"Inti gawai ini kan Nosu Minu Podi, nah acara yang lain-lain dilakukan setelah acara inti. Dalam kondisi pandemi Covid19 ini, acara pesta rakyat bersama masyarakat adat Dayak dari 15 kecamatan se Kabupaten Sanggau tidak bisa dilaksanakan ". Kata Yohanes Ontot.

Ia meminta masyarakat adat tidak berkecil hati karena Gawai Dayak Nosu Minu Podi tahun ini hanya ritual adat saja. Sebab menurutnya, sebagai masyarakat adat yang punya tanggung jawab melindungi seluruh komponen adat di Kabupaten Sanggau, masyarakat Dayak harus mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.

Sementara itu, Bupati Sanggau Paolus Hadi mengungkapkan Gawai Dayak sejalan dengan visi misi pemerintah daerah untuk menjadikan kabupaten ini semakin berbudaya. Karenanya, Gawai Dayak menjadi salah satu event kebudayaan yang rutin dilaksanakan setiap 7 Juli.

"Kita (Pemerintah Daerah) sudah memfasilitasi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan adat istiadat serta budaya, termasuk Gawai Dayak. Gawai Dayak tingkat kabupaten, ini untuk menutup seluruh rangkaian gawai di Kabupaten Sanggau ". Tuturnya.

"Dengan situasi sekarang, kita dihadapkan dengan pandemi Covid19, kita tidak melaksanakan pesta gawai seperti biasa.  Artinya, kegiatan-kegiatan yang sudah baku dilakukan setiap tahun tidak dilaksanakan. Yang dilaksanakan yaitu ungkapan syukur secara adat dan secara agama ". Tambah Bupati.


Penulis : Libertus / Tim
Editor    : Herman




*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar