Harga Anjlok, Pembudidaya Rumput Laut Bantaeng Menjerit | Borneotribun.com

Jumat, 29 Mei 2020

Harga Anjlok, Pembudidaya Rumput Laut Bantaeng Menjerit


Fhoto : Rumput Laut 

BORNEOTRIBUN I BANTAENG, SULSEL -  Retorika dilanda pandemi covid-19 kian dirasakan khususnya masyarakat pesisir yang menggantungkan hidupnya sebagai pembudidaya rumput laut. 

Seperti yang diungkapkan Imran Daeng Situju salah satu warga Desa Papanloe Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng, anjloknya harga rumput laut saat ini dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi masyarakat sebagai pembudidayaan rumput laut.

"Saya sangat berharap hasil dari rumput laut bisa menjadi penyelamat kebutuhan saat Virus Corona masih ada ". Ujarnya kepada kontributor media ini. Kamis, 28/05/20 sore.

Di Desa Papanloe sendiri banyak masyarakat yang mengeluhkan harga rumput laut termasuk yang SP atau yang biasa dikenal agara pamburu. Selain masalah harga, faktor cuaca dimasa sekarang kadang jadi penghambat aktivitas rumput laut. 

"Dari pertengahan ramadhan hujan terus turun sampai sekarang sehingga beberapa rumput laut yang dijemur masyarakat harus membusuk bahkan ada juga setengahnya yang hilang". Sambungannya.

Selain harga yang cukup redah persoalan cuaca juga kadang membuat petani rumput laut Daerah pesisir merugi apalagi masa sekarang adalah musim hujan. Sehingga aktivitas menjemur rumput laut berefek buruk. 

Begitu juga dengan Agus yang mengeluhkan harga rumput laut SP atau agara pemburu saat ini hanya berkisar dengan rata-rata Rp.4.000/kg, sehingga dimasa musim hujan seperti saat ini kerugian masyarakat yang telah panen semakin bertambah. 

"Harga rumput laut hanya Rp.4.000/kg ditambah hujan terus kemarin membuat rumput laut yang saya jemur banyak hilang sekitar 150 tali dari 200 lebih tali yang saya panen". Ujarnya. Jumat, 29/05/20. 


Penulis : Irwan Lawing
Editor    : Herman

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar