BORNEO TRIBUN | TEKNO --- Belajar online akibat wabah virus corona didukung semua pihak, hingga ada kuota gratis dan aplikasi gratis. Namun ada yang menyalahgunakannya.
Penyebaran virus corona yang makin masif dan meluas, membuat pemerintah memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah. Siswa diminta belajar di rumah untuk mengurangi penyebaran Covid-19 atau virus korona baru di Indonesia.
Keputusan pemerintah ini tampaknya cukup membuat para orang tua kerepotan.
Karena selain harus tetap mengerjakan tugas kantor, orang tua juga mesti menjadi guru atau setidaknya memantau anak-anak agar tetap belajar.
"Ini anak-anak belajar di rumah, jadi orang tua yang sibuk. Aku stres banget nih jadi pengawas. Materinya banyak banget," keluh Mesya, seorang wali murid, seperti dilansir Antara.
Selama di rumah, anak-anak mendapat pekerjaan rumah (PR) untuk dikerjakan dan dikumpulkan melalui surat elektronik (email).
Ada juga sekolah yang mewajibkan siswa mempelajari materi sesuai jadwal harian.
Yup, ternyata bikin anak tetap produktif belajar saat di rumah bukan soal gampang.
Televisi, gadget, dan suasana lingkungan bisa menjadi kendala anak agar fokus belajar.
Penulis: Wahyu Subyanto
Untungnya, di sisi lain ada banyak pihak yang bergotong royong mendorong anak-anak agar tetap nyaman belajar di rumah.
Telkomsel misalnya, operator telekomunikasi itu menyediakan kuota hingga 30 gigabyte (GB) secara cuma-cuma bagi masyarakat yang ingin mengakses materi pelajaran lewat aplikasi Ruangguru.
Semua pengguna Telkomsel secara gratis bisa mengakses materi Sekolah Online dan RuangBelajar di aplikasi Ruangguru selama 30 hari sejak aktivasi.
Telkomsel juga berkolaborasi dengan pengelola aplikasi belajar online lainnya, yakni Quipper, Zenius, Cakap hingga Bahaso.
Selain Telkomsel, XL Axiata juga memberikan kuota gratis 2GB per hari untuk mengakses ke sejumlah aplikasi atau layanan data, yang bisa membantu belajar atau bekerja dari rumah, mulai 18 hingga 31 Maret 2020.
Aplikasi-aplikasi belajar online yang dimaksud tersebut mencakup Udemy, Ruangguru dan Zenius untuk para pelajar atau mahasiswa.
Sayang, ada pihak yang menyalahgunakan inisiatif baik operator seluler tersebut.
Saat ini di internet, muncul gerakan netizen yang berusaha mengubah kuota gratis 30GB untuk akses aplikasi eLearning, menjadi kuota data reguler.
Banyak tutorial yang mengajarkan cara-cara ilegal untuk mengubah kuota data gratis menjadi kuota data reguler.
Artinya, kuota gratis yang seharusnya hanya dapat digunakan untuk platform eLearning, telah dimodifikasi menjadi kuota harian untuk mengakses aplikasi lainnya.
Upaya membobol kuota 30GB untuk aplikasi eLearning tersebut menjadi kuota data reguler, tentu mengancam kebebasan anak-anak untuk belajar lewat aplikasi eLearning secara gratis.
Tentu saja aktifitas membobol kuota 30 GB untuk aplikasi eLearning menjadi kuota data reguler tersebut juga bisa disebut pencurian, karena ada pihak yang dirugikan.
Karena itu, bukan tidak mungkin sewaktu-waktu Telkomsel akan mencabut program ini.
Jika program penting bagi siswa ini sampai dicabut, tentu yang paling dirugikan adalah Telkomsel, pemerintah dan para siswa itu sendiri.
Tentu saja pelakunya bisa dijerat Pasal 362 juncto 30, 32 Undang-undang (UU) Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS