COVID-19 Bikin Order Sepi, Driver Taxi Online Kirim Surat Ke Presiden | Borneotribun.com

Selasa, 24 Maret 2020

COVID-19 Bikin Order Sepi, Driver Taxi Online Kirim Surat Ke Presiden

Ilustrasi - IST.

Jakarta - Pengemudi taksi online terpukul oleh pandemi virus corona yang melanda Indonesia. Kebijakan social distancing sehingga banyak perusahaan menerapkan kerja dari rumah atau work from home (WFH), membuat orderan taksi online sepi.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Driver Online (ADO), Wiwit Sudarsono, pendapatan taksi online bisa turun drastis karena aktivitas perkantoran tak begitu ramai seperti hari biasanya.

"Dengan adanya kebijakan WFH, pendapatan kami bisa turun sampai 80%," kata Wiwit kepada detikOto, Selasa (24/3/2020).

Mengingat dampak virus corona ini cukup memukul profesi pengemudi taksi online, ADO menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi). Setidaknya ada tiga permintaan ADO di tengah masa-masa sulit seperti ini. Berikut isi suratnya.

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, semoga Bapak Ir. H. Joko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia selalu diberikan kesehatan dan kekuatan dalam mengemban tugas memimpin Bangsa ini.

Mengingat kondisi di Jakarta khususnya dan di Indonesia pada umumnya, dengan merebaknya wabah virus Covid-19 (Corona Virus), bersama ini kami dari Asosiasi Driver Online (ADO), organisasi berbadan hukum yang menaungi pekerja di sektor Transportasi Daring, baik Ojek Online dan Taksi Online, meminta kepada Bapak Ir. H. Joko Widodo, selaku Presiden Republik Indonesia untuk:

1. Membuat kebijakan ekonomi dan sosial terkait profesi pengemudi daring yang berpenghasilan secara harian saat ini mengalami kesulitan mendapatkan penghasilan untuk menafkahi keluarga maupun menghadapi resiko tertularnya Virus Covid-19.

2. Memberikan himbauan resmi kepada Instansi terkait, yang berhubungan dengan pekerjaan Pengemudi Daring untuk turut membuat kebijakan - kebijakan yang dapat meringankan kesulitan - kesulitan yang dialami oleh para Pengemudi Daring, yaitu Kementrian Perhubungan, Kementrian Komunikasi dan Informatika, Kementrian Keuangan dan Kementrian Koperasi dan UMKM.

3. Berkaitan dengan sulitnya Pengemudi Daring mendapatkan penghasilan harian, maka Asosiasi Driver Online (ADO) mengusulkan dan meminta kepada Bapak Presiden agar Perusahaan Aplikasi untuk sementara waktu meniadakan potongan 20%, dan Perusahaan Pembiayaan (Leasing) untuk dapat memberikan kebijakan penundaan cicilan kendaraan kepada Pengemudi Daring sampai situasi dan kondisi kembali normal.

Demikian Surat Permohonan ini kami sampaikan, sudilah kiranya Bapak Presiden mempertimbangkan permohonan kami dan memahami kesulitan kami para Pengemudi Daring.

Di masa-masa seperti ini, taksi online bisa dibilang lebih terpukul dibanding ojek online. Soalnya, ojek online punya strategi lain saat orderan penumpang sepi dengan beralih melayani antar makanan maupun barang. Sementara taksi online tidak ada layanan lain di luar tumpangan orang.

"Karena roda empat (taksi online) berhubungan dengan orang langsung, sehingga tidak ada strategi lain. Meskipun ada yang tidak online kemudian merentalkan mobilnya, tapi orang bepergian juga berkurang. Nggak ada solusi lain untuk roda empat ini. Sehingga kami mengharapkan kepada pemerintah membuat kebijakan secara tertulis," ujar Wiwit.

Sumber detik.com

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar