Mahasiswa Makasar Tolak Kedatangan TKA China Di Sulawesi Tenggara
BORNEOTRIBUN I MAKASAR, SULSEL - Salah satu Mahasiswa dari kampus swasta dikota makassar sekaligus Putra daerah sulawesi tenggara yang kerap disapa Andrias Ado melakukan aksi/protes dengan sendirinya di simpang lima bandara Sultan Hasanuddin, senin 22/6/2020 dengan membawa spanduk yang dikaitkan dilehernya yang bertuliskan " Tolak Kedatangan TKA China Di Sultra "
Dalam orasinya dia menegaskan, Issu kedatangan TKA Cina dijadwalkan akan tiba pada tanggal 23 juni 2020 di bumi Anoa, tentu dengan kedatangan TKA tersebut menuai berbagai macam kritikan, baik dari lingkup akademisi, mahasiswa maupun masyarakat. Pasalnya, situasi sekarang masih dalam kondisi Covid-19 yang akan berdampak pada perekonomian penduduk pribumi dan akan menambah angka pengangguran terkhusus di sultra kabupaten konawe.
Andrias juga menyampaikan dalam orasinya, sangat kecewa dengan pemerintah Sultra karena pada akhir bulan april lalu Gubernur dan DPRD dengan tegas menolak 500 TKA tersebut karena situasi sekarang masyarakat masih berjuang dan memutus mata rantai covid-19.
Namun lagi-lagi Gubernur dan DPRD tidak konsisten dengan ucapannya yang dulunya menolak TKA cina dan kini kembali berubah dan mengizinkan TKA masuk untuk datang di bumi Anoa sulawesi tenggara.
"Saya sebagai mahasiswa makassar yang berdomisili di sulawesi tenggara dengan tegas menolak TKA cina menginjakkan kaki di bumi Anoa sulawesi tenggara ".ucap Ado sapaan akrabnya.
Dalam aksinya, Ado membawa beberapa tuntutan :
1. Dengan tegas menolak TKA asal cina menginjakkan kaki di bumi anoa sulawesi tenggara,
2. Meminta pemerintah pusat dan terkhusus pemerintah daerah sulawesi tenggara untuk membatalkan izin TKA asal cina masuk di sulawesi tenggara, dan
3. Meminta kepada pemerintah daerah sulawesi tenggara untuk lebih memprioritaskan pekerja lokal.
Kendati demikian, Anrias Ado akan kembali membangun konsolidasi besar-besaran berserta dengan kawan-kawannya.
" kami akan kembali berdemontrasi (UNRAS) jika tuntutan sebelumnya tidak ditanggapi secara serius oleh pemerintah pusat ". tutup Ado.
Penulis : Irwan
Editor : Herman