Berita Borneotribun.com: Sri Lanka Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Sri Lanka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sri Lanka. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 April 2022

Demonstran Sri Lanka Tuntut Keadilan bagi Pelaku Serangan Paskah 2019

Demonstran Sri Lanka Tuntut Keadilan bagi Pelaku Serangan Paskah 2019
Warga Sri Lanka berdemonstrasi di Kolombo untuk menuntut keadilan bagi pelaku serangan Paskah tahun 2019, pada tahun ketiga peringatan serangan itu Minggu (17/4).


Borneo Tribun, Sri Lanka - Warga Sri Lanka berdemonstrasi selama berhari-hari di dekat kantor presiden untuk mengecam tidak adanya kemajuan dalam proses penyelidikan untuk menemukan mereka yang bertanggung jawab atas kematian lebih dari 260 orang dalam pemboman yang diilhami ISIS pada Hari Paskah tahun 2019, menambah tekanan pada pemerintah yang sedang dililit krisis ekonomi.


Para demonstran pada hari Minggu (17/4) menuntut pemerintah mengungkap apa yang mereka sebut sebagai konspirator sesungguhnya di balik serangan terhadap tiga gereja dan tiga hotel itu. Di antara korban tewas terdapat 42 warga asing dari 14 negara.


Selama delapan hari ribuan orang turun ke jalan-jalan menuntut pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa atas krisis utang terburuk yang telah menyebabkan kekurangan makanan, obat-obatan dan BBM di negara kepulauan di Samudera Hindia itu.


Sri Lanka berada di ambang kebangkrutan, dibebani utang luar negeri selama lima tahun ke depan sebesar 25 miliar dolar, yang hampir tujuh miliar dolar diantaranya akan jatuh tempo tahun ini saja. Sementara cadangan devisanya semakin menipis.


Pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) diharapkan akan tercapai akhir bulan ini. Pemerintah juga telah beralih ke China dan India untuk mengajukan pinjaman darurat guna membeli pangan dan BBM.


Sebagian besar kemarahan diarahkan pada Rajapaksa dan kakak laki-lakinya, Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa, yang mengepalai klan berpengaruh yang telah berkuasa selama hampir dua dekade terakhir. [em/jm]


(YK/ER)

Senin, 11 April 2022

Ribuan warga Sri Lanka dan pemuka agama Kristen berunjuk rasa minta Pemimpin Sri Lanka Didesak Mundur

Ribuan warga Sri Lanka dan pemuka agama Kristen berunjuk rasa di luar kantor presiden saat protes di Colombo, Sri Lanka, 9 April 2022 minta Pemimpin Sri Lanka Didesak Mundur
Ribuan warga Sri Lanka dan pemuka agama Kristen berunjuk rasa di luar kantor presiden saat protes di Colombo, Sri Lanka, 9 April 2022 minta Pemimpin Sri Lanka Didesak Mundur.


BorneoTribun Jakarta -- Ribuan warga Sri Lanka dan pemuka agama Kristen berunjuk rasa di Ibu Kota, Colombo pada Sabtu (9/4). Mereka menyerukan presiden di negara yang terjerat utang itu agar mengundurkan diri.


Para demonstran, sambil membawa bendera dan poster, menyebut Presiden Gotabaya Rajapaksa dan pemerintahannya tidak becus menangani krisis utang.


Rajapaksa tetap menolak mengundurkan diri, meski sebagian besar anggota kabinetnya telah berhenti dan sebagian anggota parlemen yang setia, memberontak.


Perkembangan itu telah mempersempit upayanya untuk berunding dengan para institusi pemberi pinjaman internasional.


Selama beberapa bulan, warga Sri Lanka mengantre untuk membeli bensin, gas, makanan dan obat-obatan. Negara itu sedang menghadapi kebangkrutan, terjerat utang asing sebesar $25 miliar atau lebih dari Rp359 triliun dalam lima tahun ke depan. [vm/ft]


Oleh: VOA Indonesia 

Sabtu, 19 Juni 2021

Varian Delta Virus Corona Muncul di Sri Lanka

Varian Delta Virus Corona Muncul di Sri Lanka

BORNEOTRIBUN.COM - Virus corona varian Delta yang pertama kali dideteksi di India telah muncul di negara tetangganya, Sri Lanka.

“Ini hal terburuk yang dapat kami bayangkan pada masa seperti sekarang,” kata Dr. Chandima Jeewandara, direktur Unit Alergi, Imunitas dan Biologi Sel di Sri Jayewardenepura University, kepada surat kabar The Hindu. “Kami sudah menghadapi lonjakan kasus varian Alfa. Delta menimbulkan risiko yang lebih besar karena cakupan vaksin kami rendah, dan di antara mereka yang telah divaksinasi, mayoritasnya baru mendapat satu dosis.”

Menurut Johns Hopkins University Coronavirus Resource Center, Sri Lanka, negara berpenduduk sekitar 22 juta orang, mencatat lebih dari 233 ribu kasus COVID.

Di Korea Selatan, penundaan pengiriman vaksin COVID-19 telah mendorong pemerintah untuk menawari warganya dosis campuran. Mereka yang menerima vaksin AstraZeneca sebagai dosis pertama, kini ditawari vaksin Pfizer untuk dosis kedua.

Satu panel pakar kesehatan menyatakan mereka meyakini India kemungkinan besar akan mengalami lonjakan ketiga kasus virus corona pada bulan Oktober. “Ini akan lebih terkendali” daripada lonjakan sebelumnya, kata Dr. Randeep Guleria, Direktur All India Institute of Medical Sciences, karena sebagian orang telah divaksinasi.

Pada hari Jumat (18/6), India melaporkan lebih dari 62 ribu kasus baru COVID-19 dalam kurun 24 jam terakhir. Negara itu juga melaporkan 1.587 kematian akibat COVID-19, angka terendah di negara itu dalam 60 hari ini.

Johns Hopkins Jumat pagi menyatakan telah mencatat lebih dari 177 juta kasus COVID-19 di seluruh dunia. AS memimpin di dunia dalam jumlah kasus dengan 33,5 juta, diikuti oleh India dengan 29,8 juta dan Brasil dengan 17,7 juta.

Jumlah kematian akibat penyakit itu di seluruh dunia kini telah melampaui 3,84 juta.

Johns Hopkins juga menyatakan secara keseluruhan telah 2,5 miliar dosis vaksin COVID-19 diberikan. [uh/ab]

Oleh: VOA

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno