Berita Borneotribun.com: Rusia Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Rusia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rusia. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 Februari 2024

Moscow Menuduh Ukraina Diduga Lakukan Serangan 'Mengerikan' di Wilayah Diduduki Rusia

Video yang diambil dari video yang dirilis Kementerian Darurat Rusia, 3 Februari 2024 ini menunjukkan tim penyelamat membersihkan puing-puing, mengeluarkan jenazah korban dan mencari korban yang selamat di dalam gudang roti yang hancur akibat serangan baru-baru ini di Lysychansk
Video yang diambil dari video yang dirilis Kementerian Darurat Rusia, 3 Februari 2024 ini menunjukkan tim penyelamat membersihkan puing-puing, mengeluarkan jenazah korban dan mencari korban yang selamat di dalam gudang roti yang hancur akibat serangan baru-baru ini di Lysychansk
JAKARTA - Moscow, Senin (5/2), menuduh Ukraina telah melakukan serangan yang disebut sebagai tindakan "mengerikan" terhadap sebuah toko roti di kota yang diduduki Rusia di Ukraina Timur.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut serangan yang terjadi pada Sabtu (3/2) di Lysychansk sebagai "aksi teroris" yang menargetkan infrastruktur yang tidak terlibat dalam konflik. 

Rusia mengklaim bahwa serangan tersebut menyebabkan kematian 28 orang.

Lysychansk, yang sebelumnya memiliki populasi sekitar 110 ribu orang sebelum invasi Rusia, jatuh ke tangan Rusia pada musim panas 2022 dan berjarak sekitar 15 kilometer dari wilayah yang dikuasai Ukraina. 

Pihak berwenang Ukraina belum memberikan komentar terkait serangan tersebut.

Kedua belah pihak, Rusia dan Ukraina, telah saling menuduh melakukan serangan terhadap wilayah sipil. 

Ukraina juga melaporkan seringnya serangan rudal dan drone Rusia yang menargetkan kota-kota di negara itu.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengungkapkan bahwa dia sedang mempertimbangkan untuk mengganti beberapa pejabat senior, tidak hanya di kalangan militer, dengan tujuan untuk memilih orang-orang terbaik yang memimpin Ukraina.

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh televisi pemerintah Italia, RAI pada hari Minggu, Zelenskyy menyatakan bahwa "pengaturan ulang diperlukan," karena dia sedang mempertimbangkan orang-orang terbaik untuk memimpin berbagai sektor di Ukraina. 

Zelenskyy juga menyebut kemungkinan pemecatan panglima tertinggi militer, Jenderal Valerii Zaluzhnyi.

Pada bulan November sebelumnya, Zelenskyy telah menegur Zaluzhnyi karena pernyataannya kepada media Barat yang menyebutkan bahwa perang di Ukraina telah memasuki fase gesekan baru.

Sebelumnya, pada hari Minggu, Zelenskyy mengunjungi pasukan Ukraina di medan tempur di bagian tenggara.

Zelenskyy memberikan medali kepada para pilot dan juga diberi arahan terkait serangkaian serangan Rusia terhadap sasaran di wilayah Dnipropetrovsk, serta tentang cara menggunakan sistem pertahanan udara Barat dan hibrida untuk melindungi langit Ukraina.

Minggu, 04 Februari 2024

Kilang Minyak Terbesar di Rusia Selatan Diserang Drone Ukraina

Kilang minyak perusahaan Lukoil di Volgograd, Rusia, 22 April 2022. (Foto: Reuters)
Kilang minyak perusahaan Lukoil di Volgograd, Rusia, 22 April 2022. (Foto: Reuters)
JAKARTA - Dua pesawat tak berawak asal Ukraina dilaporkan menyerang fasilitas pemrosesan utama kilang minyak terbesar di Rusia selatan pada Sabtu (3/2), demikian disampaikan seorang sumber di Kyiv kepada Reuters. 

Serangan ini merupakan bagian dari rangkaian serangan jarak jauh yang telah beberapa kali menyerang fasilitas minyak Rusia.

Sebelumnya, otoritas setempat di Rusia mengklaim berhasil memadamkan api yang berkobar di kilang minyak Volgograd setelah diserang oleh drone. 

Namun, produsen minyak Lukoil selaku pemilik kilang tersebut belum memberikan komentar resmi terkait insiden tersebut.

Sumber di Kyiv menjelaskan bahwa operasi yang dilakukan oleh dinas keamanan SBU berhasil menghantam fasilitas pemrosesan utama, yang jika tidak dihancurkan akan mengakibatkan penurunan signifikan dalam kapasitas produksi kilang tersebut. 

Reuters belum bisa memverifikasi secara langsung lokasi penyerangan drone tersebut.

Kilang minyak Volgograd menjadi sasaran terbaru dalam serangkaian serangan yang menargetkan berbagai fasilitas penting di Rusia. 

Pemerintah Ukraina menganggap infrastruktur semacam itu sebagai elemen kunci dalam strategi perang melawan Kremlin.

Sumber yang tidak disebutkan namanya dalam laporan Reuters menyatakan bahwa serangan-serangan semacam ini kemungkinan akan terus dilakukan.

"Dengan menyerang kilang minyak yang digunakan oleh kompleks industri militer Rusia, kami tidak hanya memotong rantai pasokan bahan bakar bagi peralatan musuh, tetapi juga mengurangi sumber pendanaan untuk anggaran militer Rusia," ujar sumber tersebut.

Jarak antara kota Kharkiv di Ukraina timur laut, dekat perbatasan dengan Rusia, dan kota Volgograd di Rusia selatan lebih dari 600 kilometer.

Jumat, 26 Januari 2024

Tawanan Perang Ukraina Diklaim di Pesawat Militer Rusia yang Jatuh

Bagian dari pesawat Rusia Ilyushin Il-76 yang jatuh di dekat Yablonovo, Rusia, dalam foto yang diambil oleh Komite Investigasi Rusia pada 25 Januari 2024. (Foto: Russian Investigative Committee via AP)
Bagian dari pesawat Rusia Ilyushin Il-76 yang jatuh di dekat Yablonovo, Rusia, dalam foto yang diambil oleh Komite Investigasi Rusia pada 25 Januari 2024. (Foto: Russian Investigative Committee via AP)
JAKARTA - Wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, menegaskan bahwa masih belum ada perkembangan terkini mengenai kejadian tragis yang melibatkan pesawat militer Rusia. 

Dalam pernyataannya pada Kamis (25/1), Patel menyatakan, "Kami terus bekerja sama dengan rekan-rekan di pemerintahan Ukraina untuk mengumpulkan fakta-fakta terkait insiden ini."

Patel juga menyoroti kesulitan dalam mendapatkan informasi yang akurat mengingat kejadian tersebut terjadi di wilayah Rusia yang dikenal dengan keterbatasan kebebasan pers dan kurangnya pelaporan independen. 

"Hal ini terjadi di Rusia, sehingga sangat sulit untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Seperti yang kita ketahui, Rusia tidak mengizinkan kebebasan pers atau pelaporan independen. Maka klaimnya mengenai hal itu sulit dipastikan. Jadi kami hanya terus menjalin hubungan dekat dengan pemerintah Ukraina untuk memperoleh fakta dan memastikan apa yang terjadi," tambahnya.

Perseteruan antara Rusia dan Ukraina semakin terperinci dengan saling tuding atas jatuhnya pesawat angkut militer tersebut. 

Moskow mengklaim bahwa pesawat membawa tawanan perang Ukraina dan ditembak jatuh oleh pasukan Kyiv. Namun, pihak Ukraina membantah tuduhan tersebut.

Insiden tersebut menjadi bagian dari perang informasi yang sengit antara kedua negara tersebut. 

Meskipun para penyelidik dilaporkan telah menemukan perekam penerbangan, harapan untuk mengungkap kebenaran di tengah situasi perang menjadi sangat minim.

Pesawat Il-76 jatuh dalam kondisi terbakar di daerah pedesaan Rusia, dan otoritas setempat melaporkan bahwa seluruh penumpang di dalamnya, termasuk tawanan perang Ukraina, awak pesawat, dan prajurit Rusia, tewas dalam kecelakaan tersebut.

Selain itu, Patel juga menyoroti pentingnya persetujuan lebih banyak dana dari Kongres AS untuk membantu Ukraina dalam situasi konflik yang terus berlanjut.

PBB Kecam Insiden Pesawat Militer Rusia di Perbatasan Rusia-Ukraina

Fragmen jet militer Sukhoi Su-34 terlihat di lokasi kecelakaan. Dewan Keamanan PBB dijadwalkan mengadakan pertemuan darurat pada Kamis (25/1) setelah sebuah pesawat transpor militer Rusia jatuh di dekat perbatasan Rusia-Ukraina.(Foto: AFP)
Fragmen jet militer Sukhoi Su-34 terlihat di lokasi kecelakaan. Dewan Keamanan PBB dijadwalkan mengadakan pertemuan darurat pada Kamis (25/1) setelah sebuah pesawat transpor militer Rusia jatuh di dekat perbatasan Rusia-Ukraina.(Foto: AFP)
JAKARTA - Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat pada Kamis (25/1) menyusul kejadian dramatis jatuhnya pesawat transpor militer Rusia di dekat perbatasan Rusia-Ukraina. Kecelakaan tersebut memicu tuntutan akan penyelidikan menyeluruh dari kedua negara terlibat.

"Pesawat itu membawa 74 orang, 65 di antaranya adalah orang Ukraina yang menjadi tawanan perang yang akan dipertukarkan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

Menanggapi tragedi ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh Ukraina atas insiden tersebut. "Tawanan perang Ukraina diangkut ke kawasan Belgorod untuk pertukaran tahanan yang disepakati antara Moskow dan Kyiv," ujarnya kepada wartawan. "Alih-alih, pihak Ukraina malah meluncurkan rudal pertahanan udara dari kawasan Kharkiv, menargetkan pesawat dan ini merupakan serangan yang fatal."

Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan bahwa pemerintahannya menyerukan penyelidikan internasional terkait kejadian tersebut. "Semua fakta harus dibuktikan," kata Zelenskyy. "Sebisa mungkin, mengingat pesawat itu jatuh di wilayah Rusia yang berada di luar kendali kami."

Zelenskyy menambahkan, "Rusia mempermainkan nyawa para tawanan perang Ukraina, perasaan kerabat mereka, dan emosi masyarakat kita."

Militer Ukraina belum memberikan tanggapan langsung terhadap klaim Rusia, namun mengonfirmasi bahwa telah terjadi insiden terkait pendaratan pesawat militer Rusia di Belgorod. Mereka juga menyatakan bahwa akan menargetkan pesawat-pesawat militer Rusia yang diduga membawa rudal untuk serangan pada masa mendatang.

Video kecelakaan yang diunggah di media sosial memperlihatkan pesawat jatuh dari angkasa dalam posisi miring sebelum meledak dan membentuk bola api raksasa saat menghantam tanah di Belgorod, wilayah di pedesaan di Rusia Barat yang bersalju.

Belgorod berbatasan dengan Kharkiv, wilayah Ukraina. Kedua pihak telah melakukan banyak pertukaran tahanan sejak Rusia menginvasi Ukraina hampir dua tahun yang lalu.

Senin, 06 Maret 2023

Perang Ukraina-Rusia: Pasukan Rusia Mengandalkan Senjata Lawas dalam Pertempuran Brutal di Bakhmut

Perang Ukraina-Rusia: Pasukan Rusia Mengandalkan Senjata Lawas dalam Pertempuran Brutal di Bakhmut
Anggota pasukan Ukraina masih bertahan di Bakhmut di tengah pengepungan oleh Rusia, 4 Maret 2023.

UKRAINA - Kementerian Pertahanan Inggris hari Minggu (5/3) mengatakan sebagian besar invasi yang dilakukan Rusia di bagian timur Ukraina setahun terakhir ini telah bergulir menjadi pertempuran infanteri karena sebagian besar pasukan Rusia tidak memiliki amunisi artileri yang cukup.

Dalam kajian terbarunya, Inggris mengatakan, “Bukti terbaru menunjukkan meningkatnya pertempuran jarak dekat di Ukraina. Ini mungkin akibat komando dari Rusia yang bersikeras melakukan tindakan ofensif tetapi menurunkan serangan infanteri.”

Rusia Menggunakan Senjata Sekop Tua dalam Mobilisasi Pasukan Cadangan ke Ukraina, Inggris Mengomentari Teknologi Rendah Perang

Kementerian itu mengatakan akhir bulan lalu Rusia memobilisasi pasukan cadangan yang “diperintahkan untuk menyerang satu titik di Ukraina dengan hanya bersenjatakan senjata api dan sekop. “Sekop” kemungkinan adalah alat pertahanan yang digunakan untuk pertempuran jarak dekat.

Laporan itu menyatakan “kematian akibat alat MPL-50 edisi standar seperti sekop itu secara khusus ada dalam mitologi Rusia,” dan “hanya sedikit perubahan dibanding desain tahun 1869.”

Pejabat pertahanan Inggris mengatakan “penggunaan berkelanjutan MPL-50 sebagai senjata telah menyoroti pertempuran brutal dan teknologi rendah yang menjadi ciri sebagian besar perang. Salah satu personil pasukan cadangan itu menggambarkan kesiapannya “baik secara fisik maupun psikologis.”

Hadapi Serangan Hebat Rusia, Bahkmut Masih Terkendali

Sementara itu pasukan Ukraina yang bertahan di Bakhmut menghadapi tekanan yang kian meningkat dari Rusia akhir pekan ini, sehingga banyak warga sipil melarikan diri dari kota yang terkepung itu. Seorang personil tentara Ukraina mengatakan kepada Associated Press bahwa sebenarnya saat ini terlalu berbahaya untuk meninggalkan Bakhmut. Tentara Ukraina mendirikan jembatan sehingga warga sipil dapat mencapai desa terdekat, Khromove.

Seorang tentara lain yang membantu warga mengatakan seorang perempuan tewas dan dua laki-laki luka parah ketika mencoba melarikan diri melalui jembatan darurat itu.

Menurut pejabat-pejabat intelijen militer Inggris dan analis Barat lainnya, pasukan Ukraina telah menghancurkan dua jembatan utama di luar kota, termasuk satu jembatan ke arah Chasiv Yar, memotong rute pasokan terakhir yang tersisa. Penghancuran jembatan itu mungkin merupakan isyarat bahwa pasukan Ukraina bersiap meninggalkan wilayah itu.

Ini Dia! Taktik Terobosan Pasukan Ukraina: Menghancurkan Jembatan untuk Menghindar dari Kejaran Pasukan Rusia

Institute for the Study of War mengatakan dengan menghancurkan jembatan ke arah Chasiv Yar itu, pasukan Ukraina dapat “melakukan penarikan pasukan secara terbatas dan terkendali dari bagian yang sangat sulit di timur Bakhmut itu,” sambil mempersulit pasukan Rusia mengejar mereka.

Jika tentara Rusia berhasil merebut Bahkmut, itu akan menjadi kemenangan langka di medan perang setelah kemunduran Rusia selama beberapa bulan terakhir. Keberhasilan ini akan memungkinkan Rusia untuk memotong jalur pasokan Ukraina dan menekan kubu Ukraina lain di wilayah Donetsk.

Pasukan Ukraina Berhasil Menahan Serangan Rusia, Kota Bakhmut Masih Dikuasai

Menurut Wakil Panglima Garda Nasional Ukraina, Volodymyr Nazarenko, pihaknya masih mengendalikan kota itu meskipun ada serangan intensif dan berkelanjutan dari pasukan Rusia. "Setiap jam di Bakhmut ini seperti di neraka. Musuh berhasil masuk di bagian utara dan barat daya Bakhmut pekan lalu, tetapi pasukan Ukraina melawan. Berkat upaya dan kerja keras, dalam beberapa hari terakhir ini, kami berhasil menguasai kembali garis depan," ujarnya.

Hal senada disampaikan Wakil Walikota Bakhmut, Oleksandr Marchenko, kepada BBC, "berkat pasukan bersenjata Ukraina, Rusia masih belum dapat menguasai kota ini."

Marchenko menambahkan bahwa sekitar 4.000 warga sipil masih tinggal di kota yang sebelumnya memiliki 70.000 penduduk. Mereka tinggal di tempat penampungan tanpa gas, listrik, atau air bersih. [em/jm]

Joe Biden Tekan Pemimpin Negara Baltik untuk Lawan Rusia, Konflik Ukraina Dipengaruhi?

Joe Biden Tekan Pemimpin Negara Baltik untuk Lawan Rusia, Konflik Ukraina Dipengaruhi?
Presiden AS Joe Biden berjalan meninggalkan Gedung Putih selepas berbicara dengan para wartawan di Washington, pada 24 Februari 2023. (Foto: Reuters/Evelyn Hockstein)

JAKARTA - Dalam laporan dari The Wall Street Journal, disebutkan bahwa Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberikan tekanan kepada pemimpin negara-negara Baltik selama kunjungannya ke Warsawa.

Hal itu karena sering mengeluarkan seruan untuk mengalahkan Rusia serta terlihat mengedepankan sikap rasis terhadap orang Rusia.

Tindakan dari negara-negara tersebut dapat memiliki dampak negatif pada upaya menyelesaikan konflik di Ukraina secara diplomatis. 

Beberapa anggota NATO dari Eropa Timur khawatir bahwa Ukraina akan terbujuk untuk melakukan negosiasi daripada melanjutkan konflik.

Sebelumnya, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjanji untuk menyelesaikan konflik Ukraina dalam waktu satu hari jika ia terpilih sebagai kepala negara. 

Namun, ia tidak menjelaskan bagaimana caranya. 

Trump juga menyebut bahwa Amerika Serikat telah memberikan bantuan senilai 140 miliar dolar kepada Ukraina, sedangkan negara-negara NATO hanya memberikan sebagian kecil bantuan tersebut. 

Menurut Trump, konflik di Ukraina lebih penting bagi NATO karena lokasi konflik tersebut. 

Pada bulan Februari, Trump juga menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak perlu mengirimkan bantuan militer yang besar ke Kiev.

Editor: Yakop

Minggu, 05 Maret 2023

Konflik Ukraina Semakin Memanas: Pasukan Rusia dan Tentara Bayaran Wagner Melakukan Serangan Terakhir ke Kota Bakhmut

Konflik Ukraina Semakin Memanas: Pasukan Rusia dan Tentara Bayaran Wagner Melakukan Serangan Terakhir ke Kota Bakhmut
Tentara Ukraina memuat peluru 152 mm ke howitzer Msta-B untuk ditembakkan ke posisi pasukan Rusia yang kini mengepung kota Bakhmut (2/2).

CHASIV YAR, UKRAINA - Pasukan Rusia dan tentara bayaran Wagner menembaki dengan artileri jalur akses terakhir ke kota Bakhmut di Ukraina Timur yang sedang terkepung pada Jumat (3/3). 

Tindakan ini membuat Moskow semakin dekat meraih kemenangan pertama setelah pertempuran paling sengit Rusia selama setengah tahun.

Kepala tentara bayaran Rusia "Wagner" mengatakan bahwa hampir seluruh kota yang telah hancur akibat serangan Rusia selama lebih dari tujuh bulan telah dikelilingi oleh pasukan Rusia, dan hanya satu jalur akses yang masih terbuka untuk pasukan Ukraina. 

Reuters melaporkan bahwa penembakan Rusia terhadap jalur akses menuju barat dari Bakhmut semakin intens, dalam upaya untuk memblokir akses pasukan Ukraina masuk dan keluar kota. 

Jembatan di kota terdekat Khromove juga rusak akibat tembakan tank Rusia.

Konflik Ukraina Semakin Memanas: Pasukan Rusia dan Tentara Bayaran Wagner Melakukan Serangan Terakhir ke Kota Bakhmut
Gambar yang diambil dari video yang dirilis 2 Maret 2023 menunjukkan apa yang dikatakan sebagai pejuang Grup Wagner, tentara bayaran Rusia, berdiri dengan bendera di atas sebuah gedung di kota Bakhmut, Ukraina.

Tentara Ukraina sedang bekerja untuk memperbaiki jalan yang rusak dan menambah pasukan di garis depan, menunjukkan bahwa mereka belum siap menyerahkan kota tersebut. 

Di sebelah barat, Ukraina juga sedang menggali parit baru untuk posisi bertahan.

Kantor berita RIA Rusia merilis sebuah video yang menunjukkan pejuang Wagner yang berjalan di sekitar fasilitas industri yang rusak. 

Salah satu pejuang mengatakan bahwa tentara Ukraina sedang menghancurkan infrastruktur di permukiman dekat Bakhmut untuk mencegah pengepungan Rusia.

Komandan pasukan darat Ukraina, Oleksandr Syrskyi, mengunjungi Bakhmut pada hari Jumat untuk memberikan arahan dengan komandan setempat tentang cara meningkatkan kapasitas pertahanan pasukan di garis depan.

Konflik Ukraina, Kemenangan Rusia di Bakhmut

Kemenangan Rusia di Bakhmut, yang memiliki populasi sekitar 70.000 sebelum Konflik Ukraina, akan memberikan hadiah besar pertama dari serangan musim dingin yang mahal setelah Rusia memanggil ratusan ribu pasukan cadangan tahun lalu. 

Rusia mengatakan ini akan menjadi batu loncatan untuk merebut kawasan industri Donbas di sekitarnya, tujuan perang yang penting bagi Moskow.

Sebelum Konflik Ukraina, Bakhmut terkenal dengan tambang garam dan gipsum. 

Meskipun Ukraina mengatakan kota itu memiliki nilai strategis yang kecil, kehilangan pasukan di sana dapat mempengaruhi jalannya konflik.

Dia juga mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk memerintahkan pasukan Ukraina mundur dari Bakhmut untuk menyelamatkan nyawa tentara mereka. [pp/ft]

Oleh: VOA Indonesia/Editor; Yakop

Kamis, 23 Februari 2023

Rusia, China Jalin Hubungan Lebih Dekat

Rusia, China Jalin Hubungan Lebih Dekat
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin menerima diplomat top China Wang Yi di Moskow pada Rabu (22/2).
MOSKOW — Rusia dan China pada Rabu menjalin hubungan yang lebih erat. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan hubungan antara kedua negara mencapai "perbatasan baru", bahkan ketika Amerika Serikat mengemukakan kekhawatiran bahwa China akan memasok Rusia dengan senjata untuk membantu upaya perangnya melawan Ukraina.

China telah menolak untuk mengkritik invasi Rusia selama setahun ke Ukraina tetapi menyangkal memberikan dukungan militer kepada pasukan Rusia. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan para pejabat China telah membahas masalah ini dan “pada kenyataannya, dengan keras membantahnya. Tidak ada yang perlu ditambahkan di sini."

Putin juga menyambut baik kedatangan Menlu China Wang Yi ke Kremlin.

“Hubungan internasional sekarang lebih sulit. Hubungan tidak membaik setelah runtuhnya sistem bipolar, melainkan menjadi lebih tajam. Dalam hal ini, kerja sama di arena internasional antara Republik Rakyat Tiongkok dan Federasi Rusia, seperti yang berulang kali kami tekankan, memainkan peran penting dalam menstabilkan situasi internasional," kata Putin.

Putin memberi tahu Wang Yi bahwa dia menantikan kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Rusia dan bahwa perdagangan bilateral antara kedua negara akan segera mencapai $200 miliar per tahun, naik dari $185 miliar tahun lalu. “Semuanya maju, berkembang. Kami telah mencapai perbatasan baru," tambah Putin.

Di awal pembicaraannya dengan Wang, Putin memuji hubungan kedua negara. Dengan meningkatnya ketegangan dunia, kata Putin, "kerja sama antara Republik Rakyat Tiongkok dan Federasi Rusia di arena global sangat penting untuk menstabilkan situasi internasional."

Wang, melalui seorang penerjemah, memberi tahu Putin bahwa hubungan kedua negara bukan untuk melawan pihak ketiga mana pun, tetapi "tidak akan menyerah pada tekanan dari pihak ketiga." Ini adalah pukulan telak bagi Amerika setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan Wang akhir pekan lalu tentang konsekuensi yang tidak ditentukan jika China memberikan dukungan senjata mematikan untuk upaya perang Rusia.

China-Rusia Sepakat Stabilitas di Asia-Pasifik Harus Dijunjung Tinggi

Sementara itu, China mengatakan Rabu bahwa diplomat utamanya, Wang Yi, bertemu dengan kepala keamanan Rusia di Moskow. Kedua belah pihak sepakat bahwa perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik harus dijunjung tinggi.

Wang bertemu dengan para pemimpin Mekanisme Konsultasi Keamanan Strategis China-Rusia, dan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev. Kedua belah pihak membahas cara untuk meningkatkan tata kelola dunia, menurut pernyataan dari kementerian luar negeri China.

"Pembicaraan kami tentang keamanan strategis adalah salah satu jalur paling bermanfaat antara kedua negara kami, yang memainkan peran penting dan unik dalam memperkuat kepercayaan dan kerja sama di bawah situasi internasional yang terus berubah," kata Wang.

Pasokan senjata China ke Rusia akan mengancam dan berpotensi meningkatkan perang Ukraina menjadi konfrontasi antara Rusia dan China di satu sisi, dan Ukraina serta aliansi militer NATO pimpinan AS di sisi lain.

Juru bicara Kremlin Dmitrry Peskov berkata, “Setelah berita Rusia membatalkan START yang baru, kami melihat reaksi pertama: cukup terkonsolidasi dari pihak-pihak yang mewakili Barat. Reaksi ini tentu tidak memberi kita alasan untuk berharap adanya kemauan untuk berdialog atau berunding. Namun di sisi lain, waktu berlalu, keadaan berubah, dan sangat penting bagi Rusia untuk memastikan keamanannya sendiri, termasuk masalah stabilitas dan kontrol senjata.”

China adalah pembeli minyak terbesar Rusia, salah satu sumber pendapatan tunai utama Moskow. [waktu/detik/hari]

Oleh: VOA Indonesia
Editor: Yakub

Rabu, 15 Februari 2023

Kemlu RI Belum Bisa Konfirmasi Tujuan Kerja Sama Nuklir Myanmar-Rusia

Kemlu RI Belum Bisa Konfirmasi Tujuan Kerja Sama Nuklir Myanmar-Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Perdana Menteri Myanmar Min Aung Hlaing selama pertemuan di sela-sela Forum Ekonomi Timur (EEF) 2022 di Vladivostok, Rusia 7 September 2022. (Valeriy Sharifulin/TASS Host Photo Agency/Handout via REUTERS)
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan tidak mudah menilai tujuan kerjasama teknologi nuklir yang dilakukan oleh Myanmar dengan Rusia. Indonesia adalah negara yang juga mendukung kerjasama bilateral atau internasional mengenai pemanfaatan teknologi nuklir untuk maksud-maksud damai.  

Junta militer Myanmar pekan lalu menandatangani kerjasama dengan Rusia di bidang teknologi nuklir.

Perdana Menteri, Kepala Dewan Administrasi Negara dan Jendral Senior Min Aung Hlaing menyaksikan langsung penandatangan kerjasama membangun reaktor nuklir kecil (small nuclear power plants SNPP) di Pusat Informasi Teknologi Nuklir di Yangon.

Perjanjian itu ditandatangani oleh Menteri Persatuan Untuk Sains dan Teknologi Myanmar Dr. Myo Thein Kyaw, sementara pihak Rusia diwakili oleh Dirjen Rosatom Alexey Likhacev. Mengutip laporan beberapa media lokal di Myanmar dan Rusia, kerjasama itu dinilai sebagai “langkah logis” kelanjutan hubungan antara Myanmar dan Rusia, yang memberikan “dasar-dasar yang solid” bagi kerjasama lebih lanjut.

Perjanjian ini tampaknya menindaklanjuti kerjasama teknologi nuklir yang disepakati sebelumnya pada September 2022.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah dalam jumpa pers, Kamis (12/5). (Foto: VOA/Indra Yoga)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah dalam jumpa pers, Kamis (12/5). (Foto: VOA/Indra Yoga)
Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan tidak mudah menilai tujuan kerjasama nuklir kedua negara itu. Diwawancara VOA hari Selasa (14/2), juru bicara Kemlu Teuku Faizasyah mengatakan sesuai hukum internasional, kerjasama di bidang teknologi nuklir dibolehkan selama untuk tujuan damai, seperti bidang kesehatan dan sebagainya.

“Pertama, yang harus dicari tahu adalah substansi yang dituangkan dalam kerjasama di antara kedua negara. Itu yang menjadi rujukan untuk bisa mengetahui sifat dari kerjasama dan intensi dari kerjasama yang dibangun. Jadi itu dua hal yang perlu dipastikan lebih dahulu," kata Faizasyah.

Di sisi lain, lanjut Faizasyah, Indonesia adalah negara yang juga mendukung kerjasama bilateral atau internasional mengenai pemanfaatan teknologi nuklir untuk maksud-maksud damai. Dia menambahkan tidak mudah untuk membangun fasilitas nuklir untuk kepentingan pertahanan dan ini merupakan peran dari Badan Energi Atom Internasional IAEA untuk melakukan verifikasi.

Faizasyah belum bisa memastikan apakah kerjasama teknologi nuklir Myanmar-Rusia akan menjadi salah satu agenda pembahasan dalam pertemuan ASEAN selanjutnya.

Pengamat: Wajar Jika Kerjasama Nuklir Myanmar-Rusia Memicu Kekhawatiran

Pengamat ASEAN di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Pandu Prayoga menjelaskan wajar jika kerjasama reaktor nuklir antara Myanmar dan Rusia memicu kekhawatiran.

"Ketika dalam posisi sekarang Myanmar lagi tidak stabil, di mana lebih dikuasai oleh militer, ya wajar saja semua orang, terutama dari oposisi Myanmar khawatir jangan sampai ini disalahgunakan untuk membentuk senjata nuklir," ujar Pandu.

Pandu menilai junta Myanmar pintar memanfaatkan momentum. Saat Rusia dimusuhi negara-negara Barat, Myanmar mendekati negara Beruang Merah itu dan berhasil menjalin kerjasama di bidang teknologi nuklir.

Menurut Pandu, jika krisis politik dan keamanan di Myanmar berlarut-larut maka akan mengganggu hubungan Myanmar dengan Rusia dan China. Dia menilai kerjasama nuklir Myanmar-Rusia merupakan kepentingan pragmatis dan jangka pendek dari kedua negara.

Dia melihat belum ada indikasi kerjasama nuklir antara Myanmar dan Rusia bertujuan memproduksi senjata pemusnah massal di jangka pendek atau panjang. Sebab untuk menghasilkan senjata nuklir dibutuhkan banyak modal.

Selain itu, lanjut Pandu, Rusia merupakan salah satu mitra dialog ASEAN yang menandatangani perjanjian bebas senjata nuklir untuk kawasan Asia Tenggara dengan sepuluh negara anggota ASEAN, termasuk Myanmar.

Meski demikian, ujarnya, Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun ini harus lebih fokus pada pelaksanaan lima poin konsensus oleh junta Myanmar yang hingga belum kelihatan hasilnya. Indonesia juga harus terus melobi Rusia dan Cina agar membantu penyelesaian krisis politik di Myanmar.

Junta militer Myanmar mengumumkan akan menggunakan energi nuklir untuk kepentingan rakyat.

Namun, pihak oposisi mengungkapkan kekhawatiran bahwa teknologi ini akan dimanfaatkan secara militer mengingat konflik bersenjata di Myanmar masih berlangsung.

Dalam waktu dua tahun sejak kudeta militer 1 Februari 2021, Min Aung Hlaing telah tiga kali mengunjungi Rusia untuk membahas proyek nuklir. [fw/em]

Oleh: VOA Indonesia
Editor: Yakop

Senin, 26 September 2022

Jika Putin Nekat Gunakan Senjata Nuklir

Jika Putin Nekat Gunakan Senjata Nuklir
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam  pertemuan lewat konferensi video bersama dengan CEO Gazprom Alexei Miller. Biro Pers dan Informasi Kepresiden Rusia/www.kremlin.ru
Media Borneo, Jakarta - Andai dunia 77 tahun lalu sudah mengenal satelit dan media sosial, bom atom mungkin tak akan pernah dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.

Beberapa tahun setelah bom atom dijatuhkan di dua kota di Jepang pada Perang Dunia II itu, sebagian pelaku di balik bom atom menyesal telah menjatuhkan senjata pemusnah massal itu, walaupun keputusan itu telah membuat Jepang menyerah untuk kemudian mengakhiri Perang Dunia II sekaligus menciptakan penderitaan puluhan juta manusia yang di sengsarakan oleh pendudukan Jepang.

Di antara yang menyesal adalah Robert Oppenheimer dan Mayor Claude Eatherly.

Oppenheimer adalah fisikawan yang memimpin proyek pembuatan bom atom, sedangkan Eatherly adalah satu-satunya pilot yang terlibat dalam penjatuhan bom atom di Jepang yang menyesal telah menjatuhkan bom atom.

Saking menyesalnya, Eatherly rutin mengirimkan gajinya untuk warga kota Hiroshima, menulis surat penyesalan dan berusaha bunuh diri.

Oppenheimer dan Eatherly menjadi menyesal setelah beberapa lama kemudian mengetahui ratusan ribu orang yang sebagian besar korban tak berdosa mati karena bom atom. Bom atom juga memusnahkan pencapaian-pencapaian besar dari peradaban manusia.

Kedua orang ini baru mengetahui semua itu jauh setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki karena saat itu media massa tak bisa melaporkan peristiwa secepat seperti sekarang.

Pada era itu media perlu menunggu paling sekian hari, termasuk visualisasi bom atom di Nagasaki dan Hiroshima.

Bayangkan jika itu terjadi di zaman ini di mana peristiwa yang terjadi beberapa detik lalu bisa disaksikan beberapa detik kemudian oleh manusia sejagat.

77 tahun kemudian, setelah serangan balasan Ukraina memukul mundur pasukan Rusia di Ukraina timur laut, Presiden Rusia Vladimir Putin untuk ke sekian kali mengeluarkan ancaman menggunakan senjata nuklir.

Didahului referendum di daerah-daerah pendudukan Rusia di Donbas dan Ukraina selatan, Rusia diyakini segera menyatukan wilayah-wilayah itu ke dalam teritorialnya.

Dengan cara ini Rusia membuat demarkasi bahwa setiap serangan ke wilayah-wilayah yang baru saja menggelar referendum itu adalah juga serangan terhadap Rusia.

Dalam skenario ini, Putin merasa sah menggunakan instrumen perang apa pun, termasuk senjata nuklir, guna mencegah wilayah-wilayahnya yang didudukinya itu diserang oleh Ukraina.

Kecaman dunia

Banyak yang menilai ancaman ini gertakan, tetapi tidak sedikit pula yang menganggap serius, lebih karena pribadi Putin tak bisa ditundukkan oleh apa pun dan siapa pun.

Pertanyaannya apakah Putin akan mampu memikul kecaman manusia sejagat ketika bom nuklir diledakkan di Ukraina?

Apakah dia bisa menjamin rakyat Rusia terus mendukungnya ketika dunia serempak marah karena senjata pemusnah massal diledakkan di Ukraina? Apakah dia yakin posisinya akan aman-aman saja setelah senjata nuklir diledakkan?

Presiden Harry Truman yang memerintahkan Nagasaki dan Hiroshima dibom atom pada Perang Dunia II, tertolong oleh media massa yang jauh lebih lambat dari sekarang sehingga opini global anti-perang nuklir baru terbentuk beberapa puluh tahun kemudian.

Akan tetapi jika pada era ini ada seorang pemimpin yang memerintahkan penggunaan bom nuklir maka dia harus juga bersiap menghadapi reaksi instan dari seluruh dunia yang mungkin terjadi dalam hitungan jam atau menit, setelah serangan nuklir itu.

Jagat era ini berbeda dengan dunia 77 tahun. Kini, satelit, drone, dan pesawat-pesawat pengindra jarak jauh bertebaran di seluruh penjuru langit.

Sampai setahun lalu ada 4.550 satelit yang mengorbit Bumi. Beberapa di antaranya khusus ditujukan untuk misi militer.

Beberapa lainnya disewa untuk kelompok-kelompok hak asasi manusia untuk mendokumentasikan aksi-aksi anti-kemanusiaan yang pelakunya kemudian dibawa ke Pengadilan Internasional.

Contohnya, bukti kekejaman junta militer Myanmar yang didokumentasikan dengan jelas oleh satelit ketika media massa tak bisa melakukannya.

Di antara satelit-satelit itu ada yang fokus memperhatikan Perang Ukraina dan menangkap setiap momen luar biasa, termasuk dalam kepentingan mengadili pelaku kejahatan perang, seperti dalam kaitannya dengan kejahatan perang tentara Rusia di Bucha dan Izium.

Berulang kali citra satelit membantah pembelaan rezim bahwa tidak terjadi kejahatan perang atau kemanusiaan di wilayah operasinya, tidak saja di Ukraina tapi di seluruh dunia.

Satelit-satelit yang sama akan siap merekam ledakan bom nuklir dalam waktu seketika untuk kemudian disebarkan ke seluruh dunia dengan jauh lebih cepat dan jauh lebih viral dibandingkan dengan masa mana pun dalam sejarah umat manusia.

Miliaran pasang mata bakal menjadi saksi kedahsyatan bom itu beberapa menit atau jam setelah bom nuklir diledakkan.

Rugi sendiri

Pada masa lalu butuh beberapa hari bagi media melaporkan dampak kerusakan akibat perang, bencana, dan malapetaka lainnya. Namun drone dan satelit era ini akan membuat manusia mendapatkan laporan dampak serangan nuklir tak lama setelah ledakan bom nuklir.

Ketika itu terjadi, media massa dan juga media sosial, akan serempak menyebarluaskan kengerian dan kerusakan akibat bom nuklir ke seluruh dunia, lengkap dengan visualisasinya.

Padahal dalam teori komunikasi, citra visual kerap memicu emosi manusia, mulai rasa senang, sedih, takut, ngeri, marah, dan seterusnya. Citra atau image yang entah foto atau video, memainkan peran amat kuat dalam membentuk persepsi manusia terhadap realitas, termasuk realitas perang.

Dalam konteks ini, foto-foto dan video kedahsyatan bom nuklir hampir pasti menciptakan rasa ngeri yang kemudian memicu amarah terhadap mereka yang meledakannya. Ketika ini terjadi maka bakal ada sikap global menolak perang dan bom nuklir.

Ketika kehancuran dan kesengsaraannya terlalu besar seperti sudah terlihat di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, maka pihak-pihak yang memicu perang, terlebih yang memerintahkan penggunaan senjata nuklir, bakal menjadi sasaran utama kemarahan manusia sedunia.

Hanya orang yang tidak memiliki empati yang mengglorifikasi serangan nuklir. Sebaliknya, kecaman dan kemarahan yang amat besar akan makin merongrong posisi Rusia, khususnya Vladimir Putin.

Kemarahan itu tidak hanya akan terjadi di Ukraina dan mayoritas dunia yang menentang aneksasi wilayah negara berdaulat oleh negara lainnya, namun juga mereka yang selama ini dianggap sekutu Rusia.

China yang senantiasa berusaha berpegang kepada konsensus global pun sangat mungkin mengubah sikapnya terhadap Rusia, apalagi Pakta Pelarangan Senjata Nuklir (TPNW) yang diprakarsai PBB dan mulai berlaku sejak 22 Januari 2021, membuat dunia mencapai konsensus untuk tidak menggunakan senjata nuklir.

Dengan segala skenario ini, Putin bisa dipaksa berpikir seribu kali sebelum menggunakan senjata nuklir.

Penggunaan senjata nuklir juga bisa memperkeras, memperluas, dan memperlama sanksi kepada Rusia yang akhirnya kian menyengsarakan rakyatnya dan kemudian bisa berbalik menciptakan masalah besar pada kelangsungan rezim Putin sendiri.

Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini mengecam ketidakberpihakan sejumlah negara dalam konflik Ukraina-Rusia, persis seperti Menteri Luar Negeri AS era awal Perang Dingin, John Foster Dulles, yang menyebut netralitas sebagai tak bermoral.

Pandangan ini akan makin umum di Barat jika Putin nekat meledakkan bom nuklir di Ukraina sehingga sangat mungkin kian banyak negara yang menentang Rusia, bukan karena definisi Barat tentang perang Ukraina, melainkan karena persoalan moral di balik penggunaan senjata nuklir.

Intinya penggunaan senjata nuklir hanya akan merugikan Rusia atau lebih tepatnya Putin sendiri.

Pewarta : Jafar M Sidik/Antara
Editor : Yakop

Kamis, 21 April 2022

Putin mengucapkan selamat kepada Angkatan Bersenjata atas keberhasilan peluncuran ICBM Sarmat

Putin mengucapkan selamat kepada Angkatan Bersenjata atas keberhasilan peluncuran ICBM Sarmat. (Foto: Mikhail Klimentyev/Kantor Pers dan Informasi Kepresidenan Rusia/TASS)
Putin mengucapkan selamat kepada Angkatan Bersenjata atas keberhasilan peluncuran ICBM Sarmat. (Foto: Mikhail Klimentyev/Kantor Pers dan Informasi Kepresidenan Rusia/TASS)


BorneoTribun Jakarta -- Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberi selamat kepada militer atas keberhasilan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat (ICBM), mencatat bahwa senjata unik ini akan memaksa semua orang yang mencoba membuat ancaman terhadap Rusia untuk berpikir dua kali.


Sebelum peluncuran Sarmat, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan kepada presiden bahwa persiapan untuk menguji coba rudal telah selesai, dan kemudian rekaman peluncuran itu ditayangkan dan ditonton oleh presiden.


"Saya mengucapkan selamat kepada Anda atas keberhasilan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat. Ini adalah peristiwa besar dan penting dalam pengembangan sistem senjata canggih di tentara Rusia," kata Putin.


Menurut presiden, sistem baru memiliki karakteristik taktis dan teknis tertinggi dan mampu menghindari sistem pertahanan rudal modern.


“Ini tidak memiliki analog di dunia dan tidak akan memiliki waktu yang lama untuk datang."


"Senjata yang benar-benar unik ini akan meningkatkan kemampuan tempur Angkatan Bersenjata kita, secara andal akan menjaga keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan akan membuat mereka yang hiruk-pikuk retorika fanatik dan agresif mencoba mengancam negara kita, berpikir dua kali," tegas presiden Rusia itu.


Putin menekankan bahwa hanya suku cadang dan komponen buatan Rusia yang digunakan untuk mengembangkan rudal balistik antarbenua Sarmat.


“Saya ingin tekankan bahwa dalam pembuatan Sarmat digunakan suku cadang atau komponen yang hanya diproduksi di dalam negeri."


"Tentu saja, ini akan memudahkan produksi batch dan mempercepat proses penyediaannya untuk Pasukan Rudal Strategis,” kata Putin.


Peluncuran Sarmat

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa peluncuran pertama rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat dilakukan dari kosmodrom Plesetsk di Wilayah Arkhangelsk pada hari Rabu pukul 15:12 waktu Moskow.


Menurut kementerian, "tugas peluncuran telah tercapai sepenuhnya. Karakteristik yang ditentukan dikonfirmasi pada semua tahap penerbangannya. Hulu ledak latihan tiba di area yang ditentukan di tempat pengujian Kura di Semenanjung Kamchatka," tambah kementerian itu.


(YK/ER)

Pemain tenis Rusia dan Belarusia dilarang tampil di Wimbledon 2022

Pemain tenis Rusia dan Belarusia dilarang tampil di Wimbledon 2022
Daniel Medvedev. (Foto: EPA-EFE/ERIK S. LESSER)

BorneoTribun Jakarta -- Ofisial salah satu dari empat turnamen Grand Slam bergengsi, Wimbledon 2022, mengumumkan keputusan pada Rabu untuk melarang pemain dari Rusia dan Belarusia, kata penyelenggara turnamen dalam sebuah pernyataan.


"Atas nama Klub All England dan Komite Manajemen Kejuaraan, kami ingin menyampaikan dukungan berkelanjutan kami untuk semua yang terkena dampak konflik di Ukraina selama masa-masa yang mengejutkan dan menyedihkan ini," bunyi pernyataan dari panitia penyelenggara Wimbledon.


"Oleh karena itu, niat kami, dengan penyesalan yang mendalam, untuk menolak entri dari pemain Rusia dan Belarusia ke Kejuaraan 2022," tambah pernyataan itu.


Kemungkinan langkah untuk melarang pemain tenis dari Rusia dan Belarusia dari Wimbledon 2022 disuarakan Rabu pagi oleh harian The New York Times. Salah satu dari empat turnamen Grand Slam tahun ini dijadwalkan berlangsung antara 27 Juni dan 10 Juli.


Rusia berniat untuk berbaris untuk Wimbledon 2022, Petenis No. 2 Dunia Daniil Medvedev, Andrey Rublev (Nomor ATP 8), Karen Khachanov (Nomor ATP 26), Aslan Karatsev (Nomor ATP 30) di kompetisi putra, juga seperti Anastasia Pavlyuchenkova (No. 15 WTA), Daria Kasatkina (No. 26 WTA), Veronika Kudermetova (No. 29 WTA), Lyudmila Samsonova (No. 31 WTA), Yekaterina Alexandrova (No. 39 WTA) dalam kompetisi putri.


Federasi Tenis Internasional (ITF) memutuskan pada 1 Maret untuk menangguhkan keanggotaan federasi tenis nasional Rusia dan Belarusia dan juga membatalkan semua turnamen tenis yang dijadwalkan sebelumnya di negara-negara ini.


Pada 14 Maret, ITF juga mengkonfirmasi larangannya terkait dengan tim tenis nasional Rusia dan Belarusia untuk ambil bagian dalam Piala Davis 2022 dan Piala Billie Jean King 2022.


Asosiasi Tenis Wanita (WTA) dan Asosiasi Profesional Tenis (ATP) mengizinkan pemain tenis dari Rusia dan Belarus untuk terus berpartisipasi dalam turnamen WTA dan ATP, tetapi dalam status netral.


(YK/ER)

Uji coba Rusia luncurkan rudal balistik antarbenua di tengah perang

Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin.


BorneoTribun Jakarta -- Rusia pada hari Rabu mengadakan uji peluncuran rudal balistik antarbenua, Sarmat, menurut kementerian pertahanan negara itu. 


Dikutip The Hill pada Kamis (21/4), Rudal itu diluncurkan pada pukul 15:12 waktu Moskow dari silo di Kosmodrom Pengujian Negara Plesetsk di Wilayah Arkhangelsk, sebuah area di Rusia barat sekitar 1.640 mil utara Moskow.   


Kementerian pertahanan mengatakan rudal itu terbang menuju lokasi uji Kura di Semenanjung Kamchatka, yang terletak di sepanjang Laut Bering, sebelum mendarat di “daerah yang ditentukan” di Kamchatka. 


Sekretaris pers Pentagon John Kirby mengatakan Rabu malam bahwa Rusia telah memberi tahu Amerika Serikat sebelum tes, jadi "kami tidak terkejut dengan itu dan tidak menganggapnya sebagai ancaman bagi Amerika Serikat atau sekutu."


Kirby menambahkan bahwa Departemen Pertahanan “tetap fokus pada agresi Rusia yang melanggar hukum dan tidak beralasan terhadap Ukraina.”


Di bawah perjanjian START Baru antara Washington dan Moskow, kedua pihak berkewajiban untuk memberi tahu pihak lain sebelumnya jika berencana untuk menguji peluncuran senjata jarak antarbenua. 


Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa setelah menyelesaikan program uji Sarmat, senjata itu akan digunakan oleh Pasukan Rudal Strategis negara itu.  


Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Maret 2018 bahwa sistem rudal baru negaranya akan membuat sistem pertahanan rudal AS "tidak berguna" dan memperingatkan Barat bahwa sistem itu "gagal menahan Rusia." 


Pada hari Rabu, Putin memberi selamat kepada militernya atas peluncuran uji coba dan mengatakan akan "memikirkan mereka yang mencoba mengancam Rusia," kantor berita TASS mengutip pernyataan kementerian. 


Seorang pejabat senior pertahanan AS menyebut pujian Putin retorika tidak membantu, "mengingat konteks saat ini."


"Tentu saja, itu bukan hal yang kami harapkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang bertanggung jawab," kata pejabat itu kepada wartawan, Rabu.


(YK/ER)

Pengacara Rusia akan menuntut Apple karena penutupan layanan pembayaran

Pengacara Rusia akan menuntut Apple karena penutupan layanan pembayaran. (Foto:Sergei Konkov/TASS)
Pengacara Rusia akan menuntut Apple karena penutupan layanan pembayaran. (Foto:Sergei Konkov/TASS)


Borneo Tribun, Moskow - Tindakan perusahaan harus dikualifikasikan sebagai kerusakan moral yang disengaja bagi pengguna Rusia, kata pengacara Konstantin Lukoyanov


Dikutip Tass.com, Kamis (21/4), Pengacara dari firma hukum Chernyshov, Lukoyanov and Partners (CLP) akan menuntut Apple karena menutup layanan pembayaran Apple Pay pada perangkat, kata mitra senior firma hukum Konstantin Lukoyanov kepada TASS.


"Dasar klaimnya adalah hak-hak konsumen Rusia dilanggar oleh penghentian layanan pembayaran sepihak yang tidak dapat dibenarkan."


"Tindakan perusahaan harus dikualifikasikan sebagai kerusakan moral yang disengaja kepada pengguna Rusia dan pemilik perangkat Apple untuk mempengaruhi sentimen masyarakat secara umum."


"Jumlah pemulihan harus substansial untuk mengkompensasi kerusakan moral yang disebabkan Setiap orang yang percaya bahwa hak-hak mereka dilanggar dan berpikir bahwa Apple harus bertanggung jawab atas tindakan tidak adil di pasar Rusia, dapat bergabung dengan class-action gugatan dengan menghubungi firma hukum," tegas jaksa.


Pada awal Maret, Apple mengumumkan penghentian layanan Apple Pay di Rusia. Menurut pengacara, keputusan perusahaan ini menyebabkan penurunan fungsionalitas perangkat yang sudah dijual, ini mengakibatkan nilai barang berkurang serta pilihan konsumen pengguna menjadi sangat terbatas.


(YK/ER)

Senin, 18 April 2022

Juru bicara Kremlin mengatakan Rusia akan menghadapi kebuntuan dengan Barat

Juru bicara Kremlin mengatakan Rusia akan menghadapi kebuntuan dengan Barat
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov. Foto: Sergei Bobylev/TASS


Borneo Tribun, Jakarta -- Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dalam kondisi modern, satu negara tidak akan mampu mempertahankan dominasinya


Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dia yakin Rusia akan menanggung konfrontasi saat ini dengan Barat.


"Kita bisa," katanya di televisi Rossiya-1 pada hari Minggu (17/4) kemarin, ketika ditanya oleh tuan rumah apakah Rusia, tidak seperti Uni Soviet, dapat bertahan dari kebuntuan dengan Barat.


Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dalam kondisi modern, satu negara tidak akan mampu mempertahankan dominasinya.


Menurut presiden, dunia unipolar, yang terbentuk setelah runtuhnya Uni Soviet, saat ini sedang hancur berkeping-keping.


(YK/ER)

Rusia melihat risiko bentrokan yang tidak disengaja dengan NATO di Arktik

Rusia melihat risiko bentrokan yang tidak disengaja dengan NATO di Arktik
Duta Besar Kementerian Luar Negeri Rusia Nikolay Korchunov. (Foto: Kementerian Luar Negeri Rusia)


Borneo Tribun, Jakarta -- Kementerian Luar Negeri Rusia Nikolay Korchunov mengatakan Rusia prihatin tentang keterlibatan negara-negara non-Arktik NATO dalam kegiatan militer aliansi di wilayah utara dan mencatat risiko bentrokan yang tidak disengaja dengan pasukan aliansi di Kutub Utara, Duta Besar.


"Internasionalisasi kegiatan militer Aliansi di lintang tinggi, di mana negara-negara NATO non-Arktik terlibat, pasti menimbulkan kekhawatiran," kata diplomat itu, yang juga Ketua Komite Pejabat Senior di Dewan Arktik Dikutip Tass Senin (18/4).


"Ini meningkatkan risiko insiden yang tidak disengaja, yang selain risiko keamanan, juga dapat menyebabkan kerusakan serius pada ekosistem Arktik yang rapuh." katanya.


Latihan militer NATO di utara Norwegia tidak membantu keamanan di Kutub Utara, kata Korchunov. "Aktivitas NATO yang meningkat baru-baru ini di Kutub Utara adalah masalah yang memprihatinkan," katanya. "Baru-baru ini, latihan militer skala besar lainnya dari aliansi berlangsung di utara Norwegia, yang menurut kami tidak berkontribusi untuk memastikan keamanan di kawasan itu."


Latihan internasional berskala besar Cold Response dimulai di Norwegia pada 14 Maret dan berlangsung selama dua minggu. Itu adalah manuver terbesar yang dipimpin Norwegia sejak 1980-an, kata Kementerian Luar Negeri negara itu. Latihan tersebut melibatkan sekitar 30.000 tentara dari 27 negara bagian, termasuk Finlandia dan Swedia yang merupakan negara mitra NATO.


Swedia dan Finlandia

Jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO, itu akan merusak keamanan dan kepercayaan di Kutub Utara, kata Korchunov.


“Tentu saja, ekspansi NATO dengan mengorbankan negara-negara non-blok secara tradisional tidak akan berkontribusi pada keamanan dan rasa saling percaya di Arktik, penguatan yang secara konsisten diadvokasikan oleh Rusia,” kata diplomat, yang juga Ketua Komite Pejabat Senior. di Dewan Arktik, ketika mengomentari prospek bahwa Swedia dan Finlandia akan bergabung dengan NATO.


Diplomat itu mengatakan diskusi tentang masalah ini sedang berlangsung di Stockholm dan Helsinki. “Saya ingin mencatat bahwa komitmen jangka panjang Stockholm dan Helsinki terhadap kebijakan non-alignment dengan aliansi militer telah menjadi faktor penting dalam stabilitas dan keamanan di kawasan Eropa Utara dan di benua Eropa secara keseluruhan. ," kata Korchunov.


Sebelumnya, The Times melaporkan, mengutip sumber, bahwa Helsinki dan Stockholm dapat mengajukan keanggotaan pada awal musim panas. Pada hari Kamis, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan bahwa Rusia akan memperkuat perbatasan baratnya jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO, dan kemudian "tidak akan ada lagi pembicaraan tentang status non-nuklir untuk Baltik.".


Format alternatif

Rusia memperingatkan Barat tentang konsekuensi negatif dari upaya membentuk format selain Dewan Arktik, kata Korchunov.


"Kemungkinan upaya untuk membangun, dalam situasi saat ini, beberapa struktur kerja sama alternatif di Kutub Utara hanya akan mengarah pada penciptaan garis pemisah dan akan mengintensifkan kecenderungan sentrifugal, yang akan merusak prinsip kolektif yang telah kami pandu secara tradisional ketika membuat keputusan di wilayah Kutub Utara, " dia berkata.


Jeda dalam pekerjaan Dewan Arktik "akan memberi tahu buruk pada upaya untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk Arktik, pertama-tama, masyarakat adat Utara, yang menikmati status anggota tetap organisasi ini," katanya. . "Kerja sama yang saling menguntungkan antara masyarakat adat dari semua negara bagian Arktik tidak boleh menjadi sandera dalam situasi politik saat ini."


Semua negara Dewan Arktik kecuali Rusia mengeluarkan pernyataan tertulis pada 3 Maret yang menolak untuk mengambil bagian dalam setiap pertemuan Dewan baik yang dipimpin oleh Rusia atau berlangsung di wilayahnya atas situasi di sekitar Ukraina.


Dewan Arktik adalah organisasi antar pemerintah negara-negara Arktik. Anggotanya adalah Denmark (bersama dengan Greenland dan Kepulauan Faroe), Islandia, Kanada, Norwegia, Amerika Serikat, Finlandia, Swedia, dan Rusia). Pada tahun 2021, ketika Dewan menandai ulang tahun ke-25, kepresidenan dua tahun datang dari Islandia ke Rusia.


(YK/ER)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno