Belum Gelar Konferensi, Wartawan Senior Prihatin dengan Kondisi PWI Kalbar
PONTIANAK – Kepengurusan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Barat Periode 2017-2022 telah berakhir. Masa bhakti pengurus akhirnya diperpanjang hingga Desember 2023.
Namun hingga memasuki awal Tahun 2024, PWI Kalimantan Barat belum menggelar konferensi untuk musyawarah kepengurusan baru atau masa bhakti periode selanjutnya.
Organisasi PWI Kalimantan Barat yang tidak berjalan mendapat perhatian dari wartawan senior, H Werry Syahrial. Wartawan kawakan ini mengaku prihatin dengan situasi PWI Kalbar sekarang.
“Kepengurusan PWI Kalimantan Barat ternyata sudah dua kali diperpanjang. Saya prihatin. Mestinya segera dilakukan peremajaan. Dibuat kepengurusan baru,” kata H Werry dalam keterangan persnya di Pontianak, Selasa (2/1/2024).
Werry berpendapat, kepengurusan PWI Kalbar mesti segera diremajakan dan diperbaharui melalui konferensi. Kalau tidak, bakal berdampak buruk bagi organisasi.
“Konferensi mesti segera. Jadi saya minta supaya pengurus PWI sekarang adakan musyawarah. Gimana kita mau mengurus anggota-anggota PWI lain,” ingat dia.
Akibat kepengurusan PWI Kalbar yang jalan di tempat. Saat ini, banyak anggota maupun calon anggota tidak tahu harus berbuat apa.
“Tidak bergeraknya PWI sekarang ini tentu berdampak kepada anggota. Seperti tidak ada kejelasan,” kritiknya.
Sebagai informasi, kepengurusan PWI Kalbar saat ini merupakan hasil Pergantian Antar Waktu (PAW) sebagaimana Surat Keputusan PWI Pusat No 481-PGS/PP-PWI/2023 tentang penyempurnaan Antarwaktu Susunan Pengurus PWI Kalimantan Barat masa bhakti 2017-2022.
Untuk diketahui, kepengurusan PWI Kalbar Masa Bhakti 2017-2022 diketuai Gusti Yusri itu ditunjuk menggantikan Sidik Pramono yang lengser akibat dimosi tidak percaya.
“Terlepas Gusti Yusri sebagai teman saya. Kalau dia mimpin sampai diperpanjang dua kali. Ya saya kecewa. Pak Yusri harusnya mengerti organisasi. Jangan sampai berlarut-larut. Kalau bisa segera. Bila perlu Januari ini adakan konferensi,” tegas Werry.
Werry menyarankan kepada pengurus PWI Kalbar segera menyampaikan permintaan Konferensi ke Gusti Yusri.
“Saya yakin beliau akan mengakomodir. Kalau tidak, sampaikan ke persoalan ini ke PWI Pusat,” sarannya.
Werry berpandangan, keberadaan PWI di Kalimantan Barat sangat penting. Oleh karena itu, organisasi wartawan tertua di Indonesia ini harus dirawat secara serius dan tulus.
“Makanya kalau sampai ada perpanjangan. Saya sangat prihatin. Sebagai seorang kawan, Saya minta Yusri segera adakan konferensi,” pungkas Werry.
Sementera itu, Ketua PWI Kalbar, Gusti Yusri dikonfirmasi menjelaskan dalam pelaksanaan konferensi ada keterlambatan yang terjadi karena terkendala urusan administrasi keanggotaan yang kurang lengkap. Saat ini, dari segi keanggotaan sendiri, ada sekitar 120 anggota aktif yang tergabung di PWI Kalbar.
“Kita sudah persiapan untuk konferensi di bulan Maret dan sudah konsultasi dengan PWI pusat, kenapa maret, karena banyak anggota yang registrasi tapi data yang dikirim tidak lengkap. Kurang lebih 120 lah anggota se-Kalimamtan Barat,” ungkap Gusti.
Selain menyusun kepengurusan yang baru, Gusti Yusri juga menyampaikan bahwa pada konferensi nanti, PWI Kalbar akan menyusun program kerja bagi kepengurusan di periode selanjutnya. (JH)