Berita Borneotribun.com: Pelatihan Gold Ismia Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Pelatihan Gold Ismia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pelatihan Gold Ismia. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Mei 2021

AU RI dan China Gelar Latihan Bersama di Laut Jawa

TNI Angkatan Laut Indonesia dan China melakukan latihan bersama, termasuk di antaranya latihan SAR dan manuver taktis. (Foto: Courtesy/TNI AL)

BorneoTribun Jakarta -- Dua kapal Angkatan Laut China yang tengah melintas dari utara ke selatan melalui Alur Laut Kepulauan Indonesia atau ALKI pada akhir pekan lalu, disambut dua kapal Angkatan Laut Indonesia dan melakukan “passing exercise” di Laut Jawa.

Pangkoarmada I, Laksda TNI Abdul Rasyid, dalam keterangan tertulis yang diterima VOA pada hari Senin (10/5) mengatakan operasi laut ini sebenarnya digelar sepanjang tahun dengan melibatkan unsur KRI dan pesawat udara intai maritim yang ada di wilayah kerja Koarmada I.

“Naval presence atau kehadiran unsur KRI di laut, maupun maritime patrol aircraft (MPA) merupakan suatu keharusan untuk menjamin tegaknya kedaulatan dan keamanan di laut,” tegasnya.

TNI Angkatan Laut Indonesia dan China melakukan latihan bersama, termasuk di antaranya latihan SAR dan manuver taktis. (Foto: Courtesy/TNI AL)

KRI Usman Harun-359 dan KRI Halasan-630 yang ada di bawah kendali operasi Gugus Tempur Laut Koarmada I pada Sabtu (8/5) menyambut kehadiran kapal Liuzhou-573 dan Suqian-504 – yang merupakan kapal perang Republik Rakyat China – di Laut Jawa. Kedua kapal China itu sedang melintas dari utara ke selatan melalui ALKI.

“Passing exercise” di antara kedua Angkatan Laut itu mencakup “flash exercise” atau isyarat lampu, dan voice communication exercise atau komunikasi radio. Lewat kedua mekanisme itu KRI Usman Harun-359 dan KRI Halasan-630 mengirim ucapan selamat datang di perairan Indonesia, selamat melaksanakan latihan dan selamat bertugas.

Hal ini “dijawab dengan penuh persahabatan dan menyampaikan belasungkawa atas insiden yang menimpa KRI Nanggala-402 beserta 53 prajurit di dalamnya,” demikian petikan pernyataan tersebut. Sebelumnya China telah mengirim tiga kapal untuk membantu mengangkat kapal selam naas itu dari perairan Selat Bali.

TNI Angkatan Laut Indonesia dan China melakukan latihan bersama, termasuk di antaranya latihan SAR dan manuver taktis. (Foto: Courtesy/TNI AL)

Latihan antara Angkatan Laut Indonesia dan China itu dilanjutkan dengan latihan SAR dan manuver taktis. Dalam latihan SAR, masing-masing kapal melaksanakan metode pencarian orang yang jatuh ke laut dan melaporkan hasilnya. Sementara manuver taktis diwarnai dengan pembentukan formasi-formasi hingga titik pisah yang telah ditentukan.

Pangkoarmada I, Laksda TNI Abdul Rasyid mengatakan latihan semacam ini bukan suatu hal yang baru. Latihan itu juga “lumrah dilaksanakan oleh Angkatan Laut negara-negara di dunia setiap ada kapal perang negara sahabat yang berkunjung atau melintasi negaranya, termasuk di perairan Indonesia, yang sebelumnya telah memperoleh diplomatic clearance,” sehingga dapat meningkatkan hubungan persahabatan dan sekaligus profesionalisme prajurit kedua negara. [em/ah]

Oleh: VOA

Senin, 08 Februari 2021

Gold-Ismia Latih Koperasi Dan Kelompok Penambang Emas Skala Kecil Di NTB


Pelatihan penambang emas skala kecil di kecamatan sekotong, NTB

Borneotribun I Mataram - Nusa Tenggara Barat adalah salah satu provinsi di indonesia yang memiliki areal pertambangan emas, baik yang dikelola oleh perusahaan skala besar maupun yang dikelola oleh rakyat atau yang saat ini disebut Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK). 

Sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan batubara, Pemerintah memiliki kewajiban atas pengelolaan pertambangan rakyat agar kegiatan tidak memberikan dampak lingkungan yang buruk baik bagi masyarakat maupun lingkungan sekitarnya.

Kegiatan PESK telah berlangsung di beberapa lokasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat, diantaranya di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Sebagian besar kegiatan PESK di lokasi tersebut masih menggunakan merkuri dalam memproses bijih emas, padahal sebagaimana diketahui merkuri sangat berbahaya baik bagi kesehatan manusia maupun bagi lingkungan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak guna memberikan alternatif kepada para penambang PESK agar penggunaan merkuri dapat dihentikan sehingga pencemaran lingkungan dapat dihindari. 

Dalam upaya penghapusan penggunaan merkuri di sektor PESK, Proyek GOLD-ISMIA (Global Environment Facilities-Global Opportunities for Long-Term Development Integrated Sound Management of Mercury in Indonesia’s Artisanal and Small-scale Gold Mining) yang merupakan kerjasama antara KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) bersama UNDP (United Nations Development Programme) mengadakan Kegiatan  “Pelatihan ToT atau Training of Trainer Formalisasi di Sektor PESK” bagi perwakilan dari 7 koperasi penambang dan 1 kelompok penambang di Kecamatan Sekotong pada 8-11 February 2021 di Hotel Santika Mataram. 

Kegiatan ToT Formalisasi di Sektor PESK dibuka pada Senin, 8 Februari 2021 oleh Dr. Ir. Rudi Nugroho, M.Eng., Direktur Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Mineral BPPT selaku Deputy National Project Director (DNPD) GOLD-ISMIA. 

“Kegiatan ToT ini penting dilakukan untuk koperasi penambang sebagai organisasi anggota penambang yang nantinya akan memberikan informasi kepada anggotanya mengenai praktek PESK yang dilakukan secara formal baik dari sisi kelembagaan, peraturan, teknologi dan kepemimpinan. Kedepannya diharapkan masyarakat penambang ini siap meninggalkan merkuri dan beralih ke metode lain yang lebih ramah lingkungan”, tutur Dr. Rudi Nugroho. 

Selama 4 hari pelaksanaan kegiatan ToT, para perwakilan koperasi dan kelompok penambang akan diberikan pemahaman tentang berbagai topik terkait formalisasi di Sektor PESK, diantaranya tata cara pengajuan izin pertambangan dan pengolahan, mekanisme pendirian koperasi penambang, pengolahan emas dan pengeloaan limbah yang baik dan benar dan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja. Setelah pelaksanaan ToT, para peserta diharapkan mampu menjadi pelatih dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota koperasi dan kelompok penambangnya masing-masing.

Kegiatan ToT juga dihadiri oleh perwakilan KLHK, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) serta Kepala Desa Buwun Mas, Pelangan dan Cendi Manik, dan mengundang Dinas ESDM Provinsi NTB, Dinas LHK Provinsi NTB dan Dinas LH Kabupaten Lombok Barat sebagai perwakilan pemerintah daerah. ( Adbravo )

Editor : Hermanto

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno