Kilang Minyak Terbesar di Rusia Selatan Diserang Drone Ukraina
Kilang minyak perusahaan Lukoil di Volgograd, Rusia, 22 April 2022. (Foto: Reuters) |
Kilang minyak perusahaan Lukoil di Volgograd, Rusia, 22 April 2022. (Foto: Reuters) |
Lahan warga di Desa Namun Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong yang terendam tumpahan minyak dari pipa Pertamina. |
Presiden Jokowi dan Presiden Tanzania Samia Suluh Hassan menyaksikan penandatanganan MoU, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/01/2024). (Foto: Humas Setkab/Oji) |
Sumber gambar Investor.id. Bagaimana Cara Mengecek Minyakita Asli dan Tiruan. |
Pertamina Menurunkan Harga Pertamax. (gambar pixabay) |
Ratusan sopir melakukan aksi damai di depan kantor DPRD Kotawaringin Timur mendesak pemerintah mencabut subsidi solar karena dinilai tidak dirasakan manfaatnya di Sampit, Selasa (23/8/2022). |
Bupati Sambas (kiri) Satono menyerahkan surat usulan penambahan kuota solar. |
Warga saat mendaftar aplikasi MyPertamina untuk menghindari antrean panjang dalam membeli BBM subsidi di SPBU. |
Polda Papua Amankan 4 Truk Pengangkut BBM Bersubsidi dibeli di SPBU Tanah Hitam. |
Borneo Tribun, Jakarta - Dugaan penyalahgunaan BBM bersubsidi masih terjadi di beberapa daerah. Termasuk di wilayah Polda Papua.
Direktorat Reskrim Khusus Polda Papua, Jumat (15/4/22) malam sekitar pukul 20.00 WIT mengamankan empat truk pengangkut BBM jenis solar bersubsidi sebanyak 2.045 liter serta menahan keempat pengemudinya.
Keempat truk diamankan karena diduga digunakan menampung solar bersubsidi yang dibeli di SPBU Tanah Hitam, Kota Jayapura.
Dirkrimsus Polda Papua Kombes. Pol. Ricko Taruna Mauruh, S.I.K., di Jayapura, Jumat (15/4/22), pengungkapan kasus penyalahgunaan BBM jenis solar bersubsidi itu setelah anggota melakukan penyelidikan sejak pukul 10.00 WIT.
Sekitar pukul 20.00 WIT baru empat truk yang mengangkut 2.045 liter solar bersubsidi diamankan di sekitar pasar Youtefa Distrik Abepura, Jayapura.
Penyelidikan itu dilakukan karena pihak Kepolisian mencurigai adanya dugaan penyalahgunaan solar bersubsidi hingga menyebabkan terjadinya antrean pembelian di SPBU.
"Anggota masih terus menyelidiki karena tidak tertutup kemungkinan pelakunya bukan hanya keempat sopir tersebut, termasuk apakah ada keterlibatan dari petugas di SPBU," tegas Dirkrimsus Polda Papua.
Direskrimsus Polda Papua mengaku belum mengetahui solar bersubsidi itu dijual kemana dengan harga berapa karena keempat supir truk masih diperiksa penyidik.
Adapun keempat sopir truk yang diamankan yaitu AS, AA, I dan S. Barang bukti yakni empat truk beserta 2.045 liter solar dan mesin penyedot saat ini diamankan di Mapolda Papua di Jayapura.
(YK/ER)
Amankan Pemilik 5 Kg Shabu dan Penimbun 6,2 Ton Solar, Polisi: Penangkapan Terbesar. |
BorneoTribun, Jakarta -- Polda Sulbar melalui bidang hubungan Masyarakat (Bid Humas) kembali menggelar Press Release terkait keberhasilan Direktorat Res Narkoba dan Direktorat Reskrimsus dalam mengungkap aksi kejahatan di Wilayah hukum Sulawesi Barat, Rabu (13/04) kemarin.
Sabtu (16/4), Pengungkapan yang dilakukan kali ini terbilang yang terbesar di Sulbar dimana Dit Res Narkoba berhasil meringkus 2 orang pelaku penyalahgunaan Narkotika dengan barang bukti shabu seberat 5 kilogram dan Dit Res Krimsus meringkus 1 orang penimbun BBM Bersubsidi dengan BB sebanyak 6,2 ton Solar.
“Dua orang pelaku penyalahguna Narkotika saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit setelah dilumpuhkan dengan timah panas oleh petugas kami dilapangan karena para pelaku saat akan ditangkap mencoba melawan petugas dan berusaha melarikan diri," jelas Kombes. Pol. Alpen, Direktur Reserse Narkoba saat memberikan keterangan dalam acara press Release.
Pelaku yang masing-masing berinisial “WA” (24) dan “RPT” (22) diamankan disalah satu rumah yang berlokasi di Rangas Barat Kel. Rangas Kec. Banggae Kab. Majene tepatnya di depan sentra industri pembuatan kapal rakyat.
Dalam melancarkan aksinya, para pelaku berusaha mengelabuhi petugas dengan menyimpan Shabu tersebut di tengah tumpukan rak telur yang sebelumnya sudah dilubangi.
“Modus mereka untuk mengelabuhi petugas adalah dengan memasukkan barang haram tersebut di tumpukan rak telur yang pada bagian tengahnya sudah dilubangi, namun berhasil kami bongkar," ungkap Dir Narkoba Polda Sulbar.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kriminal Khusus, Kombes. Pol. Afrizal juga membeberkan prestasi anggotanya yang berhasil membongkar praktek penimbunan Bahan bakar bersubsidi jenis solar.
Ia menjelaskan, dalam penangkapan tersebut pihaknya berhasil mengamankan 1 orang pelaku berinisial “FAP” (31) dengan barang bukti berupa 157 buah jerigen 7 buah drum berisi BBM Subsidi jenis Solar, 61 buah jerigen kosong, 1 buah drum kosong dan 1 unit mobil pick up merk Isuzu traga.
Dalam melakukan aksinya, pelaku mengambil BBM jenis solar bersubsidi di SPBU Kalukku dengan menggunakan jerigen kemudian disimpan ditempat penampungan yang selanjutnya dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi dari harga semula.
“Kami akan memanggil pihak SPBU untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan mereka dan tidak menutup kemungkinan Manager SPBU akan kami jadikan tersangka bila terbukti melakukan kerja sama dengan pelaku," tutup Kombes. Pol. Afrizal.
(YK/HRM)
Tim Gabungan Polda Jateng Berhasil Tangkap Tangki Modifikasi Ditutupi Terpal. |
Borneo Tribun, Jateng -- Polisi mengamankan sebuah truk yang melakukan pembelian solar dalam jumlah tidak wajar di sebuah SPBU di wilayah Jeruklegi, Cilacap. Kasus tersebut masih terus didalami Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng, Kombes. Pol. Johanson Ronald Simamora, S.I.K., S.H., M.H., mengatakan pengungkapan dilakukan Sat Reskrim Polres Cilacap hari Rabu 13 April 2022 kemarin. Awalnya, truk tersebut membeli solar seperti layaknya kendaraan lain.
Namun, kapasitas tanki bahan bakarnya tidak wajar sehingga mampu menampung solar hingga 1.000 liter.
"Modusnya truk bak kayu, ditutupi terpal dan dimodif (dengan) dinamo untuk memompa BBM solar subsidi ke dalam kempu (tanki) yang sudah disiapkan di atas bak truk," kata Dirreskrimsus dalam keterangannya, Kamis (14/04/22).
Personel Unit III Tipiter Sat reskrim Res Cilacap melakukan penyelidikan dan mengamankan truk yang diduga melakukan pelanggaran terkait pengangkutan BBM solar bersubsidi.
Barang bukti yang diamankan saat itu berupa 1 armada truk yang dimodifikasi dan BBM solar bersubsidi 1.000 liter dalam 4 kempu atau tanki.
Polisi lantas menelusuri gudang perusahaan pemilik truk tersebut.
"Di gudang ada 40 kempu ukuran kurang lebih 1.000 liter yang terdiri 2 kempu berisi penuh, dan 1 kempu berisi sekitar 200 liter. Kemudian 1 tangki warna biru ukuran 8.000 liter dalam kondisi kosong, 2 pompa air termasuk selang. Total solar subsidi (yang ditemukan) 3.200 liter," terang Dirreskrimsus Polda Jateng.
Dikesempat itu, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes. Pol. Muhammad Iqbal Alqudusy, S.H., S.I.K., menambahkan ada dua terduga pelaku yaitu AF (37) yang merupakan sopir truk dan RG (35) dari pihak gudang penyimpanan. Saat ini pengembangan masih dilakukan.
"Kami masih melakukan pemeriksaan, pengembangan. Melakukan lidik alur penggunaan BBM solar subsidi tersebut. Kami berkoordinasi dengan Pertamina dan JPU untuk proses penyidikan," pungkas Kabid Humas Polda Jateng.
(YK/HRM)
Seorang Nelayan Pesisir Karimunting membeli BBM Ditolak Karyawan SPBU. |
BorneoTribun Bengkayang, Kalbar – SPBU 64.791.11 Teluk Banjar, Desa Sungai Raya, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang tidak melayani pembelian BBM jenis Pertalite yang menggunakan jerigen.
Seorang Nelayan Pesisir Karimunting Hamdi mengatakan, saat dirinya membeli BBM jenis Partalite ditolak oleh salah seorang karyawan SPBU.
Herannya dia beli BBM jenis Pertalite ditolak, terlebih lagi di beli BBM bukan untuk di jual tapi untuk bekerja melaut.
"Coba kalian melihat dan pikir yang waras, bagaimana bisa melaut kalau membeli BBM tidak dibolehkan pakai jerigen," jelas Hamdi dengan nada kesal, Minggu (3/4/2022) di Warkop Jasika Sungai Soga Karimunting.
Pada dasarnya, kata Dia, kalau kita mengikuti peraturan sangat benar kalau membeli BBM di SPBU tidak diizinkan menggunakan jerigen.
Semestinya pihak Manejemen SPBU 64.791.11 seharusnya melihat dulu, apakah pembeli BBM itu untuk dijual kembali atau ada keperluan khusus untuk lainnya, seperti keperluan nelayan.
Hal ini disikapi Sekretaris Komis II DPRD Kabupaten Bengkayang Farman meminta
Menejemen SPBU 64.791.11 Teluk Banjar meninjau kembali peraturan melarang Nelayan Pesisir membeli BBM jenis Pertalite menggunakan jerigen.
"Coba Menejemen SPBU melihat secara akal, apakah nelayan tersebut membeli BBM untuk dijual atau untuk melaut," tegas nya melalui WhatsApp nya.
"Aturan SPBU tetap kita patuhi namun, diperlakukan adil dan bijak menjalankan peraturan tersebut, " sebut Farman.
Sejauh ini menurut Farman SPBU Teluk Banjar diduga main mata dengan Mafia BBM. "Kami dari Komisi II akan melakukan monitoring di setiap Menejemen SPBU terkait kebijakan penyaluran BBM," pungkas Legislator Partai Parindo.
Reporter: Rinto Andreas/Ali
Sampel minyak mentah di lapangan minyak Yarakta, milik Irkutsk Oil Co, di Irkutsk, Rusia ,11 Maret 2019. (Foto: REUTERS/Vasily Fedosenko) |
BorneoTribun.com - Australia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat telah memberlakukan larangan langsung atas pembelian minyak Rusia setelah invasi Moskow ke Ukraina, tetapi negara-negara Uni Eropa masih terpecah akan larangan tersebut.
Sejauh ini, 27 anggota blok itu tidak dapat menyepakati embargo menyusul peringatan Jerman terhadap langkah-langkah tergesa-gesa yang dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi. Beberapa negara, seperti Hungaria, bahkan menentang larangan apa pun.
Kilang minyak Gazprom Neft di Omsk, Rusia, 10 Februari 2020. (Foto: REUTERS) |
Banyak pembeli di Eropa telah menghindari minyak mentah Rusia secara sukarela untuk menghindari kerusakan reputasi atau kemungkinan kesulitan hukum.
Lainnya, seperti pedagang komoditas Trafigura dan Vitol, terus membeli minyak mentah Rusia di bawah kontrak jangka panjang yang ada.
Keduanya, bagaimanapun, mengatakan kepada Reuters bahwa mereka belum menyetujui kontrak baru sejak invasi Rusia ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" dan yang dimulai pada 24 Februari.
India dan China, yang menolak mengutuk tindakan Rusia, juga terus membeli minyak mentah Rusia.
Kilang Balongan milik Pertamina. Salah satu tanki kilang tersebut mengalami kebakaran pada Senin, 29 Maret 2021. (Foto: Courtesy/Pertamina) |
Sebuah kilang Bulgaria, yang dimiliki oleh Lukoil Rusia. Minyak mentah Rusia menyumbang sekitar 60 persen dari kebutuhannya dan kilang tersebut terus menyuling minyak mentah Rusia.
Minyak mentah Rusia memasok sekitar 14 persen dari kebutuhan kilang terbesar Jerman, Miro, yang 24 persen sehamnya dimiliki perusahaan migas Rusia, Rosneft.
Kilang Jerman yang 54 persen sahamnya dimiliki Rosneft, menerima minyak mentah melalui pipa Druzhba.
Pertamina sedang mempertimbangkan untuk membeli minyak mentah dari Rusia karena mencari minyak untuk proyek kilang yang sedang dimofidikasi.
Kilang Leuna yang berada di Jerman timur, mayoritas dimiliki oleh perusahaan migas Prancis TotalEnergies. Namun kilang tersebut juga mendapat pasokan minyak mentah Rusia melalui pipa Druzhba.
Kilang minyak terbesar Yunani ini bergantung pada minyak mentah Rusia karena 15 persen kebutuhannya berasal dari negara tersebut. Perusahaan awal bulan ini mendapatkan pasokan tambahan dari Arab Saudi.
Kilang terbesar Italia, dimiliki oleh Litasco SA, tetapi dikendalikan Lukoil yang berbasis di Swiss. Kilang tersebut memproses minyak mentah Rusia dan non-Rusia.
Grup minyak Hungaria, yang mengoperasikan tiga kilang di Kroasia, Hungaria dan Slovakia, terus dipasok oleh pipa Druzhba. Hungaria menentang sanksi terhadap minyak dan gas Rusia.
Kilang Belanda, 45 persen dimiliki oleh Lukoil, menolak berkomentar apakah menggunakan minyak mentah Rusia.
Perusahaan migas asal Amerika Serikat ExxonMobil menolak berkomentar apakah kilang Belanda di Rotterdam menggunakan minyak mentah Rusia.
Kilang milik pemerintah India membeli 2 juta barel minyak Rusia, Ural, untuk pengiriman Mei, menurut sumber perdagangan pekan lalu.
Kilang utama India ini pada 23 Maret membeli 3 juta barel minyak Ural untuk pengiriman Mei dari Vitol, kata seorang sumber. Transaksi tersebut adalah pembelian minyak Ural kedua yang dilakukan IOC sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Kilang swasta India, yang sebagian dimiliki oleh Rosneft Rusia, telah membeli minyak Rusia setelah jeda satu tahun, membeli sekitar 1,8 juta barel minyak Ural dari pedagang Trafigura.
Perusahaan migas terbesar Inggris, yang meninggalkan sahamnya di Rosneft, tidak akan membuat kesepakatan baru dengan entitas Rusia untuk pemuatan di pelabuhan Rusia, kecuali "penting untuk memastikan keamanan pasokan".
Kilang terbesar Jepang ini telah berhenti membeli minyak mentah dari Rusia, sementara beberapa kargo yang ditandatangani berdasarkan perjanjian sebelumnya akan tiba di Jepang hingga sekitar April.
Grup energi, 30,3 persen dimiliki oleh pemerintah Italia, menangguhkan pembelian minyak Rusia.
Tidak ada minyak mentah Rusia yang akan digunakan di kilang minyak Bayern di Jerman, di mana Eni dan Rosneft memiliki saham.
Perusahaan energi milik negara mayoritas Norwegia telah menghentikan perdagangan minyak Rusia karena operasinya di negara itu berhenti.
Perusahaan minyak dan gas Portugis telah menangguhkan semua pembelian baru produk minyak bumi dari Rusia atau perusahaan Rusia.
Kilang Finlandia memiliki kontrak minyak Rusia hingga akhir tahun, tetapi tidak membuat kontrak pasokan baru.
KIlang terbesar Polandia belum membeli minyak mentah Ural di pasar spot sejak dimulainya perang di Ukraina, kata perusahaan itu pada Jumat. Namun mereka telah membeli beberapa kargo dari Norwegia.
Perusahaan Spanyol ini telah berhenti membeli minyak mentah Rusia di pasar spot.
Shell
Perusahaan minyak terbesar Prancis tidak akan menandatangani kontrak baru, berjanji untuk berhenti membeli minyak mentah dan produk minyak Rusia pada akhir tahun ini.
Kilang Swiss, yang memiliki 51,4 persen di kilang minyak Bayern, Jerman, mengatakan tidak berencana untuk membuat kesepakatan baru untuk membeli minyak mentah Rusia. [ah/rs]
Seorang perempuan sedang memegang nozel untuk mengisi BBM. Dunia diperkirakan akan mengalami kekurangan pasokan solar, (Foto: AP) |
BorneoTribun.com - Dunia sedang mengalami kekurangan pasokan BBM jenis solar seiring dengan kewalahannya industri kilang minyak untuk memenuhi kebutuhan pasar yang meningkat pasca pandemi. Fenomena tersebut memperburuk isu defisit energi dunia, mengakibatnya melesatnya harga komoditas gas, batu bara dan minyak mentah.
Kekurangan pasokan solar akan mendorong kenaikan biaya BBM dan transportasi sehingga menambah lebih banyak tekanan pada harga eceran.
Impor solar Amerika Serikat (AS) dan Asia yang menjadi andalan Eropa telah dibatasi dalam beberapa pekan terakhir karena konsumsi domestik untuk keperluan manufaktur dan bahan bakar jalan yang lebih tinggi.
Persediaan minyak mentah, yang meliputi solar dan minyak pemanas, yang disimpan di penyimpanan independen di area kilang dan tangki penyimpanan Amsterdam-Rotterdam-Antwerp (ARA) Eropa, turun 2,5 persen pada minggu lalu, menurut data konsultan Belanda Insights Global.
Stok solar regional berada pada level terendah untuk sepanjang tahun ini sejak 2008, menurut data, sementara persediaan solar distilasi menengah Singapura juga turun ke posisi terendah dalam beberapa tahun sebesar 8,21 juta barel.
"Permintaan solar tampaknya meningkat di (Eropa barat laut) tetapi kapasitas kilang yang lebih rendah dibandingkan dengan pra-COVID dan tingkat impor yang rendah, membuat pasar di bawah tekanan berat," kata Lars van Wageningen dari Insights Global.
Harga kargo solar Northwest European mencapai $114/bbl pada Senin (7/2), tertinggi sejak September 2014, sementara margin minyak mentah mencapai angka tertinggi selama dua tahun terakhir pada minggu lalu.
Analis Morgan Stanley mencatat bahwa harga solar mencapai sekitar $180 per barel pada 2008, didorong oleh pasar distilat menengah yang "sangat ketat" karena minyak mentah jenis Brent naik mendekati $150/barel.
Pekan lalu, badai musim dingin menguji ketersediaan bahan bakar di AS. Beberapa perusahaan negara bersiap untuk menggunakan lebih banyak BBM sulingan untuk memenuhi permintaan. Sementara Korea Selatan dan India tidak dapat memenuhi kekurangan pasokan menyusul kebijakan pembatasan ekspor China baru-baru ini untuk memenuhi kebutuhan domestik mereka sendiri.
Keterbatasan pasokan telah mendorong harga solar Asia dengan kadar sulfur 10 part per mille (ppm) ke level tertinggi sejak September 2014.
Kilang minyak umumnya memilih untuk meningkatkan produksi ketika stok rendah demi mengeruk keuntungan. Namun kilang minyak global berada di bawah tekanan. Kapasitas produksinya turun untuk pertama kalinya dalam 30 tahun karena penutupan kilang-kilang eksisting melebihi pembangunan kilang baru, Badan Energi Internasional mengatakan bulan lalu.
Meningkatkan produksi solar juga akan membutuhkan waktu lebih cepat dari tingkat pemrosesan minyak mentah normal di kilang. Mereka harus mengkonfigurasi peralatan hilir untuk memaksimalkan hasil distilat menengah.
Sebaliknya, sejumlah kilang - terutama di AS - masih mengoperasikan kilang dengan tarif di bawah rata-rata lima tahun untuk menghindari produksi terlalu banyak bahan bakar pesawat, di mana permintaan masih tertinggal dari tingkat 2019. Hal ini membuat perusahaan berjuang untuk mengidentifikasi cara yang jelas untuk mengisi kembali persediaan solar dalam jangka pendek.
"Tekanan dari investor untuk mengurangi investasi dalam bahan bakar fosil dan pembicaraan tentang permintaan tertinggi minyak puncak, kemungkinan mengurangi insentif untuk berinvestasi dalam (meningkatkan) kapasitas kilang baru," kata analis UBS Giovanni Staunovo.
"Dengan permintaan bahan bakar yang kemungkinan akan meningkat dalam 10–15 tahun ke depan, dan pasokan tidak dapat mengimbangi, saya memperkirakan lebih banyak volatilitas (harga bahan bakar) di masa depan," tambahnya. [ah/rs]
Oleh: VOA Indonesia
Subscribe di situs ini untuk mendapatkan update berita terbaru