Berita Borneotribun.com: Mesir Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Mesir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mesir. Tampilkan semua postingan

Senin, 05 Februari 2024

Mesir Mendorong Gencatan Senjata di Jalur Gaza dan Menegaskan Penolakan Terhadap Pemindahan Paksa Warga Palestina

Beberapa orang dewasa dan anak-anak Palestina sedang berjalan mencari perlindungan (ANTARA/Anadolu)
Beberapa orang dewasa dan anak-anak Palestina sedang berjalan mencari perlindungan (ANTARA/Anadolu)
JAKARTA - Mesir mengeluarkan seruan untuk mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza pada Minggu (4/2), sambil menegaskan kembali penolakan terhadap pemindahan paksa warga Palestina dari wilayah tersebut. 

Seruan ini muncul setelah pertemuan antara Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, dan Menteri Luar Negeri Prancis, Stephane Sejourne, di Kairo.

"Mesir menegaskan kembali penolakan terhadap pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza," kata Shoukry dalam konferensi pers setelah pertemuan.

Dia juga menekankan bahwa "Masalah Palestina harus ditangani melalui kerangka politik yang komprehensif," sambil memanggil untuk penetapan kerangka waktu untuk pembentukan negara Palestina.

Sejourne dari Prancis juga menyerukan gencatan senjata di wilayah Palestina, menyatakan kekhawatirannya atas meningkatnya ketegangan di kawasan Laut Merah.

Presiden Mesir, Abdel-Fattah al-Sisi, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Prancis tersebut untuk membahas hubungan bilateral dan situasi di Jalur Gaza. 

Keduanya menegaskan penolakan mereka terhadap tindakan apapun yang bertujuan mengusir warga Palestina dari wilayah mereka.

Dalam sebuah pernyataan, kepresidenan menyatakan bahwa diskusi tersebut juga membahas upaya Mesir untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk mengakhiri krisis di sana.

Pembicaraan tersebut juga mencakup perkembangan di Sudan, Libya, dan Laut Merah, termasuk ketegangan yang meningkat di Laut Merah akibat serangan terhadap kapal komersial yang diduga terkait dengan Israel oleh kelompok Houthi Yaman dan serangan udara balasan AS.

Israel telah melancarkan serangan besar-besaran di Gaza sebagai respons terhadap serangan yang dilancarkan oleh Hamas pada 7 Oktober. 

Serangan tersebut telah menewaskan ribuan warga Palestina dan melukai puluhan ribu lainnya. 

Di sisi lain, hampir 1.200 warga Israel juga dilaporkan tewas dalam serangan-serangan Hamas.

Dampak serangan Israel ini sangat merusak, menyebabkan sebagian besar penduduk Gaza menjadi pengungsi dan infrastruktur di wilayah tersebut hancur parah. 

Situasi ini juga telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan di Gaza.

Sumber: Antara/Anadolu/Cindy Frishanti
Editor: Yakop

Selasa, 04 Mei 2021

Mumi Hamil Pertama Ditemukan di Polandia

Mumi Hamil Pertama Ditemukan di Polandia
Mumi seorang perempuan Mesir yang hamil muda di Universitas Warsawa, Polandia.

BorneoTribun.com -- Mumi seorang perempuan Mesir yang hamil muda ditemukan sejumlah ilmuwan di Universitas Warsawa.

Penemuan itu merupakan bagian dari Proyek Mumi Warsawa di Universitas Warsawa, yang telah melangsungkan riset sejak tahun 2015. Dalam penelitiannya, para ilmuwan secara keseluruhan melakukan 250.000 kali CT scan. Mumi perempuan hamil itu merupakan temuan terbaru dari mumi-mumi yang ditemukan dan dianalisa semasa penelitian itu.

Namun demikian para ilmuwan menyimpan informasi tentang temuan rahasia itu, bahkan dari anggota keluarga mereka sendiri.

“Mumi ini telah berganti kelamin tiga kali karena ketika ia tiba di Warsawa tahun 1826, awalnya diperkirakan sebagai mumi perempuan,” ujar Dr. Wojciech Ejsmond, arkeolog dari Akademi Ilmiah Polandia kepada televisi swasta TVN24.

“Lalu pada tahun 1920an, sebuah prasasti hieroglif di sebuah sarkofagus menunjukkan mumi ini adalah laki-laki, seorang pendeta bernama Hor-Jehuti yang hidup pada abad pertama sebelum Masehi,” ujar Dr. Ejsmond.

Tahun 2016, pakar di Proyek Mumi Warsama mendapati bahwa mumi yang diberi nama pendeta Hor-Djehuti itu sebenarnya adalah tubuh perempuan. Hal ini diketahui setelah digunakannya pemindai modern CT scan, karena mumi ini masih lengkap maka perban yang menyelimutinya tidak dicopot demi tujuan penelitian.

Tim peneliti kemudian mulai menganalisa hasil pemindaian dan juga foto-foto ronsen secara lebih mendalam. Saat itulah dimungkinkan untuk melihat seluruh janin secara lebih rinci.

“Ketika kami melihat apa yang ada di panggul yang lebih kecil, seperti apa bentuknya, kami mulai curiga bahwa itu adalah janin. Ini tidak saja merupakan kejutan besar bagi kami, tetapi juga kebahagiaan yang sangat luar biasa karena kami tahu ini unik. Tidak akan ada mumi kedua seperti ini,” ujar Marzena Ozarek-Szilke, koordinator proyek ini pada TVN24.

Untuk saat ini diketahui bahwa janin itu berada dalam posisi embrio. Jenis kelaminnya belum diketahui. Para peneliti berencana melakukan kajian tambahan atas mumi perempuan hamil itu. [em/lt]

Oleh: VOA

Rabu, 14 April 2021

Harus Bayar Denda $900 Juta, Kapal Kargo 'MV Ever Given' Disita Mesir

Harus Bayar Denda $900 Juta, Kapal Kargo 'MV Ever Given' Disita Mesir
Foto udara saat kapal kargo raksasa "MV Ever Given" terjebak secara melintang di Terusan Suez, Mesir dan memblokade pelayaran selama berhari-hari (27/3).

BorneoTribun -- Kapal kargo raksasa yang terjebak di Terusan Suez, Mesir dan melumpuhkan perdagangan dunia selama hampir seminggu, telah "disita" atas perintah pengadilan sampai pemilik kapal itu membayar kompensasi $900 juta, kata pengelola terusan itu hari Selasa (13/4).

Kapal MV Ever Given seberat 200.000 ton, terjepit melintang akibat badai pasir pada 23 Maret, memicu upaya besar-besaran selama enam hari oleh personel Mesir dan petugas khusus penyelamatan internasional untuk melepaskannya.

Perusahaan data maritim Lloyd's List mengatakan, terjepitnya kapal yang lebih panjang dari empat lapangan sepak bola itu, menunda muatan barang bernilai $ 9,6 miliar yang berlabuh antara Asia dan Eropa setiap hari karena macet.

Mesir juga kehilangan pendapatan antara $ 12 sampai $ 15 juta karena terusan itu tertutup setiap hari, menurut otoritas kanal.

Kapal "Ever Given" disita karena gagal membayar ganti rugi $ 900 juta, kata Kepala Otorita Terusan Suez, Osama Rabie seperti dikutip surat kabar milik pemerintah, Al-Ahram.

Kapal milik Jepang yang dijalankan oleh Taiwan dan berbendera Panama itu dipindahkan ke tempat berlabuh yang tidak mengganggu di Great Bitter Lake di Terusan itu, setelah berhasil dikeluarkan pada 29 Maret.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menolak pelebaran bentangan di selatan kanal, di mana kapal kargo itu terjebak secara melintang.

Terusan Suez memberi pemasukan untuk ekonomi Mesir lebih dari $5,7 miliar pada tahun anggaran 2019-2020. [ps/jm]

Oleh: VOA

Sabtu, 10 April 2021

Tim Arkeolog Temukan Kota Kuno Mesir

Tim Arkeolog Temukan Kota Kuno Mesir
Kota berusia 3.000 tahun, yang dijuluki "The Rise of Aten" dari masa pemerintahan Amenhotep III, ditemukan oleh tim ahli purbakala Mesir di dekat Luxor, dalam gambar yang dirilis oleh Kementerian Purbakala Mesir, 8 April 2021. (AFP PHOTO / HO / EGYPTIAN MINISTRY OF ANTIQUITIES)

BorneoTribun -- Satu tim arkeolog telah menemukan kota yang terkubur di bawah pasir di Mesir, yang “selama ribuan tahun tidak tersentuh, ditinggalkan oleh penduduk kunonya seolah-olah baru kemarin terjadi,” sebut tim itu dalam suatu pernyataan hari Kamis.

Tim itu menyatakan setelah berpekan-pekan menyingkirkan pasir, mereka menemukan “sebuah kota besar dalam kondisi terpelihara dengan baik, dengan tembok-tembok yang hampir sepenuhnya utuh, dan ruang-ruang yang dipenuhi dengan peralatan kehidupan sehari-hari.”

Sebuah foto selebaran tak bertanggal yang dirilis Kamis, 8 April 2021 oleh Zahi Hawass Center For Egyptology menunjukkan penemuan arkeologi sebagai bagian dari 'Kota Emas yang Hilang' di Luxor, Mesir. (Foto: Zahi Hawass Center For Egyptology via AP)

Penemuan kota Aten, di dekat Luxor, adalah “temuan arkeologis paling penting kedua sejak makam Tutankhamun,” kata Betsy Bryan, profesor seni dan arkeologi Mesir di Johns Hopkins University, dalam sebuah pernyataan.

Aten “akan memberi kita gambaran yang sangat jarang mengenai kehidupan orang Mesir kuno ketika kaisar berada dalam masa terkayanya.”

Sebuah foto selebaran tak bertanggal yang dirilis Kamis, 8 April 2021 oleh Zahi Hawass Center For Egyptology menunjukkan penemuan arkeologi sebagai bagian dari 'Kota Emas yang Hilang' di Luxor, Mesir. (Foto: Zahi Hawass Center For Egyptology via AP)

Zahi Hawass, arkeolog Mesir terkemuka dan mantan menteri kepurbakalaan, memimpin tim penggalian. “Banyak misi asing yang mencari kota ini dan tak pernah menemukannya,” ujarnya.

Para arkeolog percaya kota itu merupakan kawasan pemerintahan dan industri, yang berasal dari masa pemerintahan Amenhotep III, yang berkuasa dari tahun 1391 hingga 1353 SM. Tim ini juga meyakini bahwa Aten akhirnya digunakan oleh Tutankhamen dan penerusnya, Raja Ay. [uh/ab]

Oleh: VOA

Kamis, 18 Maret 2021

Mesir Pamerkan Sejumlah Peti Mati Berusia 2.500 Tahun

Mesir Pamerkan Sejumlah Peti Mati Berusia 2.500 Tahun
Peti emas bekas mumi Nedjemankh, seorang pendeta pada Zaman Ptolemeus sekitar 2.000 tahun yang lalu, dipajang di Museum Nasional Peradaban Mesir, di Kairo Lama, Mesir, Selasa, 1 Oktober 2019. (Foto: AP)

BorneoTribun.com - Mesir memamerkan lebih dari 100 peti mati berusia 2.500 tahun menyusul adanya penemuan terbaru dan terbesar tahun ini di pemakaman kuno Saqqara Necropolis.

Reuters mengutip sekretaris jenderal dewan tertinggi barang antik, Mostafa Waziri, melaporkan peti mati dinasti ke-26 tersebut disegel, dicat halus dan diawetkan dengan baik.

Lima puluh sembilan peti mati ditemukan pada bulan Agustus di situs warisan dunia UNESCO yang sama. Waziri berharap akan banyak harta karun ditemukan di sana.

Peti mati yang baru ditemukan, mumi dan artefak terkait, akan dipamerkan di Grand Egyptian Museum. Musem ini diharapkan dibuka tahun depan.[ah]

Oleh: VOA Indonesia

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno