Berita Borneotribun.com: Lumpur Gas Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Lumpur Gas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lumpur Gas. Tampilkan semua postingan

Jumat, 28 Agustus 2020

Dugaan Belasan Kerbau Tenggelam Dalam Lumpur Bercampur Gas di Blora

Ilustrasi. (Anadolu Agency/Khalis Surry)


BORNEOTRIBUN - Kepolisian Resor Blora, Jawa Tengah, masih menyelidiki dugaan belasan kerbau tenggelam ke dalam lokasi kawah lumpur bercampur gas yang meletus di Blora, Jawa Tengah, Kamis (27/8/2020).


Dilansir dari CNN Indonesia, Letusan lumpur dan gas itu terjadi di kawasan Hutan Kesongo (Bumi Kesongo) yang biasa disebut oro-oro kesongo, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora.


"Hingga kini, kami belum bisa memastikan kerbau yang hilang tersebut benar-benar masuk ke dalam lokasi semburan lumpur atau lari dan masih hidup," kata Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Jati Polres Blora AKP Bajuri dihubungi lewat telepon dari Kudus, Kamis (27/8).


Bajuri menceritakan kronologi letusan lumpur yang menghilangkan belasan kerbau tersebut.


Kejadian berawal pada Kamis (27/8) pukul 05.00 WIB, ketika pemilik belasan kerbau, Marno, mengeluarkan hewan ternaknya dari kandang.


Selanjutnya, Marno mengarahkan kerbau-kerbaunya menuju kubangan lumpur yang selama ini digunakan untuk bermain kerbau. Letak kubangan lumpur itu tak jauh dari kandang kerbaunya.


"Tiba-tiba, muncul semburan lumpur yang disertai dengan gas yang diduga beracun," ujarnya.


Semburan lumpur tersebut diperkirakan berlangsung mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 06.30 WIB.


Atas kejadian tersebut, Marno terpaksa dilarikan ke Puskesmas terdekat karena diduga menghirup gas beracun.


"Korban hanya menjalani rawat jalan sehingga setelah diperiksa dokter, boleh pulang," ujarnya.


Sementara kerbau yang digembala, katanya, dikabarkan hilang. Namun kepastian keberadaan kerbau masih menunggu hasil penyelidikan mengingat informasi kehilangan belasan kerbau itu masih simpang siur.


Kompleks Oro-Oro Kesongo yang berada di wilayah Perhutani dikabarkan kerap mengeluarkan lumpur dan gas serta sering didatangi warga dari luar daerah untuk kepentingan tertentu.


Lahan kosong yang masuk kawasan hutan negara itu totalnya seluas 119,1 hektar berupa padang/gunungan lumpur, rumput, rawa, dan sudah ratusan tahun dalam kondisi kosong (tidak berproduksi).


(Antara/wis)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno