Konflik Ukraina Semakin Memanas: Pasukan Rusia dan Tentara Bayaran Wagner Melakukan Serangan Terakhir ke Kota Bakhmut
Tentara Ukraina memuat peluru 152 mm ke howitzer Msta-B untuk ditembakkan ke posisi pasukan Rusia yang kini mengepung kota Bakhmut (2/2). |
CHASIV YAR, UKRAINA - Pasukan Rusia dan tentara bayaran Wagner menembaki dengan artileri jalur akses terakhir ke kota Bakhmut di Ukraina Timur yang sedang terkepung pada Jumat (3/3).
Tindakan ini membuat Moskow semakin dekat meraih kemenangan pertama setelah pertempuran paling sengit Rusia selama setengah tahun.
Kepala tentara bayaran Rusia "Wagner" mengatakan bahwa hampir seluruh kota yang telah hancur akibat serangan Rusia selama lebih dari tujuh bulan telah dikelilingi oleh pasukan Rusia, dan hanya satu jalur akses yang masih terbuka untuk pasukan Ukraina.
Reuters melaporkan bahwa penembakan Rusia terhadap jalur akses menuju barat dari Bakhmut semakin intens, dalam upaya untuk memblokir akses pasukan Ukraina masuk dan keluar kota.
Jembatan di kota terdekat Khromove juga rusak akibat tembakan tank Rusia.
Tentara Ukraina sedang bekerja untuk memperbaiki jalan yang rusak dan menambah pasukan di garis depan, menunjukkan bahwa mereka belum siap menyerahkan kota tersebut.
Di sebelah barat, Ukraina juga sedang menggali parit baru untuk posisi bertahan.
Kantor berita RIA Rusia merilis sebuah video yang menunjukkan pejuang Wagner yang berjalan di sekitar fasilitas industri yang rusak.
Salah satu pejuang mengatakan bahwa tentara Ukraina sedang menghancurkan infrastruktur di permukiman dekat Bakhmut untuk mencegah pengepungan Rusia.
Komandan pasukan darat Ukraina, Oleksandr Syrskyi, mengunjungi Bakhmut pada hari Jumat untuk memberikan arahan dengan komandan setempat tentang cara meningkatkan kapasitas pertahanan pasukan di garis depan.
Konflik Ukraina, Kemenangan Rusia di Bakhmut
Kemenangan Rusia di Bakhmut, yang memiliki populasi sekitar 70.000 sebelum Konflik Ukraina, akan memberikan hadiah besar pertama dari serangan musim dingin yang mahal setelah Rusia memanggil ratusan ribu pasukan cadangan tahun lalu.
Rusia mengatakan ini akan menjadi batu loncatan untuk merebut kawasan industri Donbas di sekitarnya, tujuan perang yang penting bagi Moskow.
Sebelum Konflik Ukraina, Bakhmut terkenal dengan tambang garam dan gipsum.
Meskipun Ukraina mengatakan kota itu memiliki nilai strategis yang kecil, kehilangan pasukan di sana dapat mempengaruhi jalannya konflik.
Dia juga mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk memerintahkan pasukan Ukraina mundur dari Bakhmut untuk menyelamatkan nyawa tentara mereka. [pp/ft]
Oleh: VOA Indonesia/Editor; Yakop