Adina Moshe Berbagi Pengalaman Selama Ditawan Hamas
Warga Palestina membawa sandera Adina Moshe dari rumahnya di Kibbutz Nir Oz menuju Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023. (Foto: AP) |
JAKARTA - Adina Moshe, seorang perempuan Israel berusia 72 tahun yang ditawan oleh militan Hamas selama hampir 50 hari, memberikan kesaksiannya kepada saluran televisi Israel Channel 12.
Dia mengungkapkan pengalamannya yang menakutkan selama masa tawanan, termasuk pertemuannya dengan pemimpin tertinggi Hamas di Gaza, Yehya Sinwar.
Moshe menjelaskan bahwa dia ditahan pada 7 Oktober setelah rumahnya di Kibbutz Nir Oz diserbu oleh militan Hamas, yang juga menembak suaminya hingga tewas.
Dia kemudian dibawa ke Gaza dengan motor bersama dua anggota militan bersenjata, yang memaksa dia melepaskan perhiasan dan kacamata yang dipakainya.
Setelah perjalanan panjang, Moshe dan sejumlah sandera lainnya tiba di jaringan terowongan Hamas yang gelap dan lembab.
Mereka diarahkan ke sebuah ruangan rahasia di bawah tanah, di mana mereka diberi tahu bahwa mereka akan dibebaskan dalam waktu yang belum ditentukan.
Pernyataan Moshe muncul saat upaya sedang dilakukan untuk mencapai kesepakatan baru yang dapat membebaskan sisa-sisa sandera yang masih ditawan.
Dia berbagi bahwa selama masa tawanan, mereka mendengarkan informasi yang diberikan oleh sesama sandera, namun menunggu dengan harapan akan pembebasan dari Israel.
"Halo. Bagaimana kabarmu? Semuanya baik-baik saja?" kata Sinwar kepada Moshe dalam bahasa Ibrani, yang dia pelajari selama ditahan di Israel. Moshe menceritakan bahwa mereka hanya diam dan menundukkan kepala sebagai tanggapan.
Keterangan Moshe memberikan gambaran baru tentang kondisi sulit yang dialami para sandera selama disandera oleh Hamas.
Ini juga terjadi ketika upaya dilakukan untuk mencapai kesepakatan pembebasan lebih lanjut sebagai bagian dari gencatan senjata sementara.
"Mereka mengatakan kepada kami bahwa itu adalah hal pertama yang akan dilakukan oleh Israel," ujarnya, menunjukkan rasa harapan mereka akan pembebasan.