Ganjar Pranowo Komit Menjaga Masyarakat Adat saat Ngopi dengan Suku Osing
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo ngopi bareng suku Osing di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (8/2/2024). ANTARA/HO-TPN |
JAKARTA - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menegaskan komitmennya dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat adat saat melakukan pertemuan ngopi bareng suku Osing, yang dikenal dengan akronim Laros (Lare Osing).
Pada hari Kamis, Ganjar melanjutkan rangkaian safari politiknya di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dengan mengunjungi Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, untuk bertemu dan ngopi bareng dengan suku Osing.
Suku Osing merupakan kelompok etnis yang berasal dari ujung timur Pulau Jawa, terutama terdapat di Kabupaten Banyuwangi.
Salah satu tempat di Banyuwangi yang masih menjadi rumah bagi suku Osing adalah Desa Kemiren.
Kehadiran suku Osing di Banyuwangi memiliki hubungan yang erat dengan sejarah Kerajaan Blambangan dan peristiwa puputan bayu. Mereka memiliki bahasa tersendiri yang merupakan turunan dari bahasa Jawa kuno dengan sedikit pengaruh dari bahasa Bali.
Desa Kemiren telah dijadikan sebagai Desa Wisata Osing oleh masyarakat Osing dengan membangun kompleks perkampungan yang mengusung bangunan-bangunan adat, tradisi, dan kesenian khas mereka.
Ganjar memilih untuk berjalan kaki sekitar 500 meter dari jalan raya menuju kompleks masyarakat Osing.
Selama perjalanan, ia menyapa warga setempat dan melayani jabat tangan sebagai bentuk interaksi langsung.
Setibanya di lokasi, Ganjar disambut dengan selendang dan penutup kepala khas Osing.
Ia juga menikmati pembacaan lontar mengenai kisah Nabi Yusuf serta musik lesung yang dimainkan oleh ibu-ibu setempat.
Selanjutnya, Ganjar berdiskusi dengan Suheimik, salah satu sesepuh suku Osing, dan anggota lainnya sambil menikmati kopi dan makanan tradisional.
Ganjar menyatakan kekagumannya terhadap keunikan dan kelestarian tradisi suku Osing yang masih terjaga hingga saat ini, terutama melalui pengembangan desa wisata oleh generasi muda setempat.
"Kampung Osing sebagai destinasi pariwisata yang dikelola oleh anak muda dengan membangun rumah adat dan menghidupkan kesenian tradisional. Hal ini menimbulkan harapan akan perlindungan terhadap masyarakat adat," ujar Ganjar.
"Ketika saya bertanya apakah wilayah, adat, tradisi, dan bahkan hukum masih ada di sini, ternyata semuanya masih lestari. Saya juga terkesan dengan pembacaan lontar yang diiringi dengan tembang ala Banyuwangi tadi. Ini membuat saya semakin yakin akan pentingnya memberikan perlindungan kepada masyarakat adat," jelasnya.
Salah satu sesepuh suku Osing, Suka, memberikan tanggapannya mengenai Ganjar, menyebutnya sebagai sosok yang dekat dengan rakyat.
"Tadi kami membacakan lontar mengenai Nabi Yusuf untuk Pak Ganjar. Karena beliau adalah orang baik dan dekat dengan rakyat," ucapnya.
Oleh: Antara/Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Yakop