Facebook Tetap Blokir Trump Meski Jadi Capres
Donald Trump. (BorneoTribun/Pixabay) |
Donald Trump. (BorneoTribun/Pixabay) |
Meta menghentikan program WiFi murahnya untuk negara berkembang. |
Viral! Live Di Akun Facebook, Ibu ini Protes Kinerja BKD Kota Singkawang. |
Screenshot Facebook. |
Screenshot Facebook. |
ILUSTRASI. |
Halaman Facebook. (Gambar iStock). |
Bingkai ajakan ikut vaksinasi COVID-19 di foto profil Facebook. (about.fb.com) |
Aplikasi Facebook. Pixabay @Firmbee |
BorneoTribun - Sejak agen-agen intelijen Rusia dan kelompok oportunis lain menyalahgunakan platform Facebook untuk berupaya memanipulasi pemilu presiden Amerika tahun 2016, Facebok telah berulangkali menegaskan bahwa pihaknya telah belajar dari kejadian itu dan tidak lagi menjadikan platformnya untuk menyebarluaskan misinformasi, menekan pemilih dan mengganggu jalannya pilpres.
Namun, jalan yang harus ditempuh Facebook masih berliku. Kritikus yang berada di luar perusahaan raksasa itu, atau bahkan sebagian karyawan Facebook sendiri, mengatakan upaya perusahaan itu untuk merevisi aturannya dan memperketat pengamanannya masih belum cukup; meskipun perusahaan itu telah menghabiskan miliaran dolar untuk melakukan hal itu. Para kritikus ini merujuk pada ketikdaksediaan perusahaan mengambil tindakan yang lebih tegas.
“Apakah saya prihatin dengan pilpres? Saya ketakutan!” ujar Roger McNamee, seorang pemodal ventura dan salah seorang dari sedikit investor Facebook yang pertama kali menyampaikan kritik tajam. “Pada skala perusahaan saat ini, jelas ini merupakan bahaya bagi demokrasi dan keamanan nasional,” tegasnya sebagaimana dilaporkan Associated Press.
CEO Facebook Mark Zuckerberg bersaksi di sidang House Financial Services Committee di Washington. (Foto: Reuters) |
CEO Facebook Mark Zuckerberg dengan santai merujuk kemungkinan hasil yang tidak terbayangkan pada pilpres tahu 2016, juga kemungkinan kerusuhan sipil dan kemungkinan sengketa pemilu yang dapat dengan mudah bergulir menjadi lebih buruk, sebagai tantangan-tantangan yang kini dihadapi platform itu. “Pilpres kali ini tidak akan seperti pilpres biasanya,” tulis Zuckerberg di akun Facebooknya pada bulan September lalu, di mana ia menggariskan upaya Facebook mendorong warga untuk memberikan suara dan menghapus informasi yang salah di platform itu. “Kita semua bertanggungjawab melindungi demokrasi kita,” tegasnya.
Meskipun demikian selama bertahun-tahun para eksekutif Facebook tampaknya tidak siap ketika platform mereka – yang diciptakan untuk menghubungkan warga dunia – digunakan untuk tujuan-tujuan jahat. Selama bertahun-tahun Zuckerberg telah menyampaikan beragam permohonan maaf, karena tidak seorang pun memperkirakan bahwa orang-orang akan menggunakan Facebook untuk menyiarkan secara langsung pembunuhan dan aksi bunuh diri, memicu pembersihan atau pemusnahan etnis, mempromosikan pengobatan kanker palsu atau memanipulasi hasil pemilu.
Ketika platform lain seperti Twitter dan YouTube juga berupaya keras mengatasi misinformasi dan konten yang penuh kebencian, reaksi Facebook – yang tampil berbeda karena skala dan jangkauan luasnya dibanding banyak platform lain – dinilai lebih lambat; terutama untuk mengidentifikasi tantangan-tantangan yang dihadapi pada tahun 2016.
Facebook mengeluarkan serangkaian permohonan maaf karena kelambatannya mengambil tindakan terhadap ancaman dalam pilpres 2016 dan berjanji akan bertindak lebih baik. “Saya kira mereka jadi pendengar yang lebih baik,” ujar David Kirkpatrick, penulis buku tentang kebangkitan Facebook. “Yang berubah adalah semakin banyak orang yang memberitahu mereka bahwa mereka harus melakukan sesuatu.”
Logo Facebook di sebuah ponsel pintar. (Foto: Reuters) |
Perusahaan telah mempekerjakan sejumlah orang untuk memeriksa fakta, menambahkan pembatasan dan lebih banyak lagi pembatasan terhadap iklan-iklan politik, juga membekukan ribuan akun, halaman dan kelompok yang dinilai telah terlibat dalam “perilaku tidak otentik yang terkoordinasi.” Ini merupakan terminologi yang digunakan Facebook bagi akun-akun palsu dan kelompok-kelompok yang menarget diskursus politik di negara-negara, mulai dari Albania hingga Zimbabwe.
Facebook juga mulai memberikan peringatan-peringatan tambahan pada pernyataan atau posting yang berisi informasi yang salah tentang pemungutan suara, dan sejak saat itu telah mengambil sejumlah tindakan untuk membatasi sirkulasi pesan-pesan yang menyesatkan.
Dalam beberapa minggu terakhir ini platform itu juga melarang pesan-pesan yang membantah terjadinya holocaust. Facebook bersama Twitter juga membatasi menyebarnya laporan politik yang tidak dapat diverifikasi tentang Hunter Biden, putra calon presiden Partai Demokrat Joe Biden, yang dipublikasikan oleh suratkabar konservatif New York Post.
Kantor baru Facebook seluas 130.000 kaki persegi, yang menempati tiga lantai teratas gedung Cambridge, 9 Januari 2019. (Foto: AP/Elise Amendola) |
Hal-hal ini menempatkan Facebook di posisi yang lebih baik dibanding empat tahun lalu. Namun, tidak berarti ia benar-benar siap. Alih-alih mengetatkan aturan yang melarang, sejumlah milisi garis keras masih menggunakan platform Facebook untuk mengorganisir kelompok. Ini mencakup rencana menculik gubernur Michigan baru-baru ini, yang berhasil digagalkan aparat keamanan.
Empat tahun setelah pilpres terakhir, pendapatan Facebook dan jumlah penggunanya meningkat pesat. Tahun ini sejumlah analis memperkirakan perusahaan itu akan meraih keuntungan $ 23,2 miliar dari pendapatan yang mencapai $ 80 miliar. Saat ini Facebook mengatakan memiliki 2,7 miliar pengguna di seluruh dunia, naik dari 1,8 miliar pengguna pada tahun 2016. [em/jm]
Foto: Screenshot Facebook |
BorneoTribun | Singkawang, Kalbar – Saat memiliki hewan peliharaan, lazimnya orang-orang akan mencurahkan kasih sayangnya terhadap binatang tersebut.
Bahkan, tak sedikit yang memperlakukannya layaknya anak sendiri. Jika hewan peliharaan tersebut hilang atau pergi entah ke mana, tentu akan muncul perasaan sedih.
Malangnya, momen kurang mengenakkan tersebut juga dialami oleh salahsatu pengusaha bernama Edy Zulvian Wu yang beralamat di Singkawang, Kalbar.
Edy Zulvian Wu kehilangan peliharaan kesayangannya, seekor anjing yang ia beri nama Bobi.
Mengetahui hal tersebut dari pemilik, salahsatu akun facebook atas nama Ivan yang juga diketahui ivan seorang anggota polri di kota Singkawang membuat status di berandanya pada hari Sabtu (3/10/2020) pukul 08.56 WIB mengatakan “Yang mau motor gratis silakan cari anjing ini yang hilang tadi pagi”.
Foto: Screenshot status akun Facebook Ivan |
Mengetahui hal ini, sontak membuat netizen mengomentar status facebook ivan. Dan ada juga nizen membantu mencari anjing hilang tersebut.
Ada yang berkomentar bilang Hoax, komentar tersebut disanggah langsung Ivan dalam komentarnya “Ini postingan saya benar gak ada yang hoax pak, yang punya bos motor kawasaki klu gak mau cari jangan ya sudah jangan bilang hoax, saya gak tahu mau di kasik motor kawasaki apa tapi tadi ibunya datang kerumah bilang klu anjingnya ketemu mau di kasik motor baru kawasaki".
“Kdg susah jg ya... Sm org2... Udh jls2 yg post pak ivan tpi msh di blg hoax/bohong...apa gk bs menilai ya...mana yg benar dan mana yg tdk bnr 🤣🤣🤣 udh pd ngopi blm??,” komentar Angel Zhu.
Sementara, banyak nizen yang penasaran dengan motor Kawasaki apa yang dihadiahkan? Sehingga pemilik anjing meninggalkan komentar dan mengupload contoh gambar motor yang akan dihadiahkan bagi siapa yang menemukan anjing kesayangannya itu.
“Maaf saya pemilik anjing tersebut,tolong bagi saudara sekalian yang melihat dan bisa membantu menemukan anjing kesayangan saya info ke saya langsung 089620008882, Itu motor yang saya janji kan, Pak Ivan saksinya, kalau saya tidak memenuhi janji silahkan laporkan saya ke berwajib terima kasih,” tulis pemilik anjing dalam setatus Ivan.
Foto: Screenshot status akun Facebook Ivan |
“Kok sye heran sama org yg seperti di olok2. Inilah susah nyee kalo org iming2 dengan hadiah besar seperti di per olok kan. Namanya barang kesayangan hilang apapun di lakukan tuan nya. Kalo emg dia mampu utk memberikan imbalannya ya kenapa tidak , motor juga dia beli pakai uang. Dan baca postingan pak Ivan kalo yg hilang ini bos Kawasaki. Ya wajar dia bisa ngasi motor mau apa motor nya itu hak yg punya. Kalo rezeki gak akan kemana . Sekali2 Berpikirlah positif jangan ke negatif terus,” komentar Rumah Alfatih.
Foto: Screenshot status akun Facebook Ivan |
“Semoga yg menemukan hewan ini mempunyai hati nurani yg mulia dan menyadari bahwa hewan ini adalah hak orang lain dan di kembali kan kepada pemilik nya tanpa meminta imbalan apa pun...aminnn....” komentar Nadya Apip.
Foto: Screenshot status akun Facebook Ivan |
Hendra J. Gunawan, “Yg merasa mengambil anjing ini tolong kembalikan lah ...bukannya ap..jngan sampai masyarakat terlalu heboh n berantusias,trus jd viral.gak ketemu..eh..ujung2 nya pemilik yg jd terkenal krna berita ini ,ya memang sih..pemilik maksd nya betul2 ingin menemukan anjingnya...sdangkan yg nyari mati2an..ujung2nya hnya gigit jari.”
“Hendra J. Gunawan maaf saya tidak butuh ketenaran,saya cuma butuh KELUARGA ketemu,terima kasih.” Kata Edy Zulvian Wu/pemilik membalas komentar Hendra J. Gunawan.
Sampai berita ini ditayangkan, anjing yang diberi nama Bobi belum diketahui keberadaannya. (YK/ER)
Facebook dan Twitter Cegah Pengguna Bagikan Video Hoax Plandemic Foto: Unsplash/Kon Karampelas |
BORNEOTRIBUN - Facebook dan Twitter mencegah penggunanya untuk menyebarkan video teori konspirasi Plandemic: Indoctornation. Video ini merupakan kelanjutan dari video Plandemic yang rilis pada Mei lalu dan berisi hoax dan teori konspirasi tentang virus Corona.
Dikutip detikINET dari The Verge, Rabu (19/8/2020) Facebook mencegah pengguna yang ingin membagikan tautan untuk menonton video yang diunggah di situs eksternal.
Saat pengguna Facebook ingin mengunggah tautan tersebut akan muncul peringatan bahwa pengguna tidak bisa membagikan tautan tersebut. "Postingan Anda tidak bisa dibagikan, karena tautan ini melanggar Standar Komunitas kami," tulis peringatan Facebook.
Sementara itu Twitter tidak melarang pengguna untuk mengunggah tautan untuk menonton video tersebut. Tapi mereka mengarahkan pengguna yang mengklik tautan tersebut ke halaman yang berisi peringatan bahwa tautan tersebut berpotensi menjadi spam atau tidak aman.
Kepada The Verge, Twitter memastikan bahwa mereka hanya memberi peringatan kepada penggunanya, dan tidak memblokir tautan tersebut. Tapi mereka akan mengevaluasi klip pendek yang diunggah langsung dan mungkin akan menghapus klip yang berisi misinformasi berbahaya.
Bagi yang belum tahu, Plandemic adalah dokumenter berdurasi 26 menit yang sempat viral di media sosial beberapa bulan yang lalu. Awalnya media sosial enggan langsung menghapus video ini, sampai akhirnya viral dan telah ditonton jutaan kali.
Video ini berisi banyak klaim palsu dan misinformasi seputar virus Corona seperti menggunakan masker bisa mengaktifkan virus, pasir pantai bisa menyembuhkan virus Corona dan lain-lain.
Salah satu bintang dari video ini adalah Judy Mikovits, seorang peneliti yang telah didiskreditkan. Meski banyak membuat klaim yang telah dibantah, Mikovits justru menjadi idola bagi penggemar teori konspirasi dan orang-orang di politik sayap kanan.
Sedangkan dalam sekuelnya, Plandemic: Indoctornation, tokoh yang menjadi musuh utama adalah Bill Gates yang sejak mulainya pandemi ini jadi sasaran teori konspirasi. Video tersebut mengklaim bahwa Gates akan menanam mikrochip di manusia sampai menghalangi sinar matahari.(yk/dtk/vp/fy)
Facebook Luncurkan Tampilan Baru di Android? [Foto: Facebook] |
Tampilan antarmuka Facebook. (Foto: Dok. tboy2000 via Reddit) |
Subscribe di situs ini untuk mendapatkan update berita terbaru