Radio Genggam Hezbollah Meledak di Seluruh Lebanon, Memicu Ketegangan dengan Israel
Radio Genggam Hezbollah Meledak di Seluruh Lebanon, Memicu Ketegangan dengan Israel. |
JAKARTA - Radio genggam yang digunakan oleh kelompok Hezbollah dilaporkan meledak pada hari Rabu di wilayah selatan Lebanon dan pinggiran kota Beirut.
Insiden ini memperburuk ketegangan yang sudah tinggi dengan Israel, sehari setelah ledakan serupa terjadi melalui perangkat pager yang dimiliki kelompok tersebut.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa insiden ini menewaskan satu orang dan melukai lebih dari 100 orang. Sebelumnya, kantor berita negara menyatakan bahwa tiga orang meninggal dalam insiden ini.
Radio Genggam Hezbollah Meledak di Seluruh Lebanon, Memicu Ketegangan dengan Israel. |
Salah satu ledakan terjadi di dekat acara pemakaman yang diselenggarakan oleh Hezbollah untuk korban yang tewas sehari sebelumnya.
Saat itu, ribuan pager yang dimiliki kelompok tersebut meledak di seluruh Lebanon, melukai banyak anggotanya.
Seorang wartawan Reuters yang berada di pinggiran selatan Beirut melaporkan bahwa ia melihat anggota Hezbollah dengan panik mencopot baterai dari radio genggam yang belum meledak dan membuangnya ke dalam tong logam.
Radio Genggam Hezbollah Meledak di Seluruh Lebanon, Memicu Ketegangan dengan Israel. |
Palang Merah Lebanon melalui media sosial X (sebelumnya Twitter) mengatakan bahwa mereka telah mengerahkan 30 tim ambulans untuk merespons ledakan yang terjadi di berbagai lokasi.
Serangan Balasan Hezbollah
Kelompok Hezbollah, yang sempat terguncang oleh serangan pager sehari sebelumnya, menyatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah meluncurkan serangan roket ke posisi artileri Israel.
Ini merupakan serangan pertama mereka terhadap musuh utamanya setelah ledakan pager yang melukai ribuan anggotanya di Lebanon dan memicu kekhawatiran akan perang yang lebih luas di Timur Tengah.
Gambar radio genggam yang meledak menunjukkan bahwa perangkat tersebut berlabel "ICOM" dan "made in Japan." ICOM sendiri adalah perusahaan komunikasi radio asal Jepang.
Beberapa model radio genggam ICOM, termasuk IC-V82, yang terlihat mirip dengan yang ada di gambar tersebut, telah dihentikan produksinya sejak tahun 2014.
Pembelian Radio Genggam
Menurut sumber keamanan, radio genggam tersebut dibeli oleh Hezbollah lima bulan lalu, bersamaan dengan pembelian pager.
Dikatakan bahwa badan intelijen Israel, Mossad, yang dikenal sering melakukan operasi canggih di luar negeri, telah menanam bahan peledak di dalam pager yang diimpor oleh Hezbollah beberapa bulan sebelum insiden hari Selasa.
Radio Genggam Hezbollah Meledak di Seluruh Lebanon, Memicu Ketegangan dengan Israel. |
Jumlah korban tewas dari ledakan hari Selasa meningkat menjadi 12 orang, termasuk dua anak-anak, menurut Menteri Kesehatan Lebanon, Firass Abiad.
Ledakan tersebut juga melukai hampir 3.000 orang, termasuk banyak anggota militan Hezbollah dan utusan Iran di Beirut.
Investigasi Independen
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, menyerukan adanya investigasi independen terkait peristiwa meledaknya pager.
Sementara itu, seorang produsen pager asal Taiwan membantah bahwa mereka memproduksi perangkat tersebut.
Gold Apollo, perusahaan Taiwan tersebut, mengatakan bahwa pager-pager itu diproduksi di bawah lisensi oleh perusahaan bernama BAC yang berbasis di Budapest, Hungaria.
Dampak pada Lebanon
Hezbollah belum memberikan pernyataan resmi mengenai serangan balasan mereka ke Israel. Ketegangan antara kedua pihak telah meningkat sejak konflik Gaza meletus pada Oktober lalu, menimbulkan ketakutan akan perang yang lebih luas di Timur Tengah yang bisa melibatkan Amerika Serikat dan Iran.
Radio Genggam Hezbollah Meledak di Seluruh Lebanon, Memicu Ketegangan dengan Israel. |
Jika terjadi perang skala penuh dengan Israel, Lebanon bisa mengalami kehancuran besar, mengingat negara ini sudah menghadapi berbagai krisis, termasuk keruntuhan ekonomi pada tahun 2019 dan ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut pada tahun 2020.
Menlu Yordania, Ayman Safadi, menuduh Israel mendorong Timur Tengah ke ambang perang regional melalui eskalasi berbahaya di berbagai front.
Hezbollah, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa mereka akan terus mendukung Hamas di Gaza dan bahwa Israel harus bersiap menghadapi balasan atas "pembantaian pager" yang menewaskan banyak anggotanya.
Insiden ledakan ini telah memicu ketegangan besar antara Hezbollah dan Israel, yang bisa berdampak serius terhadap stabilitas Lebanon dan kawasan Timur Tengah secara keseluruhan.
Seiring dengan eskalasi situasi, banyak pihak berharap agar konflik tidak berkembang menjadi perang yang lebih luas.