Berita Borneotribun.com: Belanda Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Belanda. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Belanda. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Maret 2021

1,1 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca Tiba Di Indonesia

1,1 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca Tiba Di Indonesia
Ketibaan vaksin AstraZeneca di Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (08/03/2021) sore. (Foto: Biro Pers Setpres/Rusman)

BorneoTribun Jakarta -- Pemerintah kembali mendatangkan Vaksin Covid-19 untuk keperluan pelaksanaan vaksinasi bagi masyarakat Indonesia. Hari ini, Senin kemarin (08/03/2021) tiba di Indonesia sebanyak 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca dalam bentuk jadi. Pesawat Maskapai KLM yang membawa vaksin tersebut dari Amsterdam, Belanda, mendarat di Bandar Udara (Bandara) Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, sekitar pukul 17.50 WIB.

“Pada hari ini, Indonesia menerima pengiriman pertama vaksin AstraZeneca sebesar 1.113.600 vaksin jadi, dengan total berat 4,1 ton yang terdiri dari 11.136 karton,” ujar Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam keterangan pers menyambut kedatangan vaksin, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Jumlah 1.113.600 vaksin ini, imbuh Retno, adalah bagian awal dari batch pertama pemberian vaksin melalui jalur multilateral COVAX Facility.

“Di dalam batch pertama, Indonesia akan memperoleh 11.704.800 vaksin jadi. Pengiriman batch pertama akan dilakukan hingga Mei 2020 dan insyaallah menurut rencana akan diikuti batch-batch selanjutnya,” ujarnya.

Kedatangan vaksin AstraZeneca ini merupakan tahap keenam kedatangan Vaksin Covid-19 di Indonesia.

Sebelumnya, Vaksin Covid-19 tahap pertama tiba di Tanah Air pada 6 Desember 2020 berupa vaksin jadi produksi Sinovac sebanyak 1,2 juta dosis. Kemudian, pada 31 Desember 2020, pada tahap kedua, kembali didatangkan sebanyak 1,8 juta dosis vaksin jadi produksi Sinovac.

Kemudian, pada 12 Januari 2021 atau tahap ketiga, didatangkan sebanyak 15 juta dosis bahan baku vaksin Sinovac yang kemudian diolah oleh BUMN PT Bio Farma. Pada tahap keempat, sebanyak 10 juta dosis bahan baku vaksin Sinovac tiba pada tanggal 2 Februari 2021 .

Selanjutnya, pada 2 Maret 2021 lalu, pada tahap kelima, kembali tiba sebanyak 10 juta bahan baku vaksin Covid-19 produksi Sinovac.

Fasilitas COVAX adalah kerja sama multilateral untuk memastikan semua orang di dunia akan menerima vaksin COVID-19. Skema kerja sama ini digagas oleh Aliansi Vaksin GAVI, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), dan UNICEF.

Indonesia melalui Menlu RI Retno LP Marsudi adalah salah satu ketua bersama (co-chair) dari program kerja sama vaksin multilateral COVAX Advance  Market Commitment (AMC) Engagement Group (EG) yang beranggotakan 92 negara ini. 

(Setkab/Dnd/Un)

Selasa, 20 Oktober 2020

Belanda akan Bayar Ganti Rugi kepada Anak-anak Korban Pembunuhan Kolonial

Belanda akan Bayar Ganti Rugi kepada Anak-anak Korban Pembunuhan Kolonial
Seorang pelajar yang membawa bendera Indonesia dan belanda bereaksi di depan kamera saat bersiap menyambut Perdana Menteri Belanda Mark Rutte saat upacara penyambutan di Istana Presiden di Bogor, 7 Oktober 2019. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)


BorneoTribun | Jakarta - Pemerintah Belanda pada Senin (19/10) mengatakan akan membayar ganti rugi sebesar Rp 86.7 jutakepada anak-anak dari semua laki-laki yang dieksekusi oleh pasukan kolonial semasa perang kemerdekaan Indonesia pada akhir 1940an.


Pengumuman itu disampaikan menyusul sebuah putusan pengadilan tahun ini yang memerintahkan negara untuk memberikan kompensasi kepada para janda dan anak-anak dari 11 laki-laki yang dibunuh di Sulawesi antara 1946 dan 1947.


Hakim-hakim Belanda juga sebelumnya menolak argumen pihak negara yang mengklaim bahwa kekerasan yang terjadi semasa perjuangan kemerdekaan Indonesia dari bekas penjajah itu sudah daluwarsa.


"Anak-anak yang bisa membuktikan ayah mereka adalah korban eksekusi seperti yang dijelaskan... berhak menerima kompensasi," kata Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok dan Menteri Pertahanan Ank Bijleveld.


Kompensasi itu besarnya 5.000 euro atau sekitar Rp 86.7 juta, kata kedua menteri itu dalam sebuah surat kepada parlemen.


Namun, mereka yang mengklaim kompensasi harus memenuhi beberapa kriteria termasuk menyediakan bukti bahwa orang tua mereka betul-betul tewas dalam eksekusi itu dan bukti keturunan lewat surat-surat identitas.


Pengadilan-pengadilan Belanda sedang menyidangkan beberapa kasus lain terkait keluarga-keluarga yang meminta kompensasi atas kekejian yang dilakukan pasukan kolonial Belanda dalam 'aksi pembersihan' untuk menumpas para tentara pejuang kebebasan Indonesia.


Sedikitnya 860 laki-laki dibunuh oleh regu tembak, kebanyakan antara Desember 1946 dan April 1947 di Sulawesi, yang ketika itu disebut Celebes.


Pemerintah Belanda meminta maaf pada 2013 atas pembunuhan yang dilakukan tentara kolonial dan mengumumkan akan memberi kompensasi kepada para isteri yang ditinggalkan.


Awal tahun ini, Raja Belanda Willem-Alexander juga meminta maaf atas "kekerasan berlebihan" semasa perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan. Itu adalah ucapan maaf pertama yang disampaikan seorang anggota kerajaan Belanda.


Indonesia menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, setelah dijajah Jepang selama 3.5 tahun dan dijajah Belanda selama ratusan tahun. (VOA)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno