Berita Borneotribun.com: 14 Ribu KPM Hari ini
Tampilkan postingan dengan label 14 Ribu KPM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 14 Ribu KPM. Tampilkan semua postingan

Minggu, 09 April 2023

Sutarmidji Launching Penyaluran Beras Untuk 14 Ribu KPM Di Singkawang

Gubernur Sutarmidji melepas pendistribusian bantuan beras untuk 14 ribu KPM di Kota Singkawang.
Singkawang, Kalbar - Menutup rangkaian kunjungan kerjanya di Kota Singkawang dalam rangka Silaturahmi Ramadhan 1444 H/2023M, Gubernur Kalimantan Barat H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., Pelepasan Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah Untuk Bantuan Pangan Tahun 2023 bertempat di Kantor Bulog Kota Singkawang, Minggu (9/4/2023).

Berdasarkan data yang dihimpun, sebanyak 14.507 jumlah KPM yang ada di kota Singkawang ini akan menerima pasokan cadangan beras dengan masing-masing /KPM akan mendapatkan 10 Kg selama tiga bulan ke depan.

Dalam sambutannya, Gubernur Kalbar mengatakan bahwa langkah yang diambil bulog ini sangat baik, hal ini juga dalam rangka mengendalikan harga beras sehingga dapat mencegah inflasi pada kebutuhan pokok utama masyarakat ini.

"Ini program yang bagus, bisa untuk mengendalikan inflasi di beras, insyaAllah beras tidak akan inflasi. Kenapa perlu, agar meringankan beban bagi keluarga yang menerima sehingga dapat menjaga daya beli masyarakat tersebut. Kalau pemprov juga menjual beras subsidi, harganya 9.500 per kilo, di pasar bisa menembus angka 12.000. Saya harap bulog juga melakukan operasi pasar. Tapi ingat di pasar, jangan di balai desa / kecamatan. Hal ini mencegah adanya spekulan - spekulan di pasar. Kemudian, tak hanya program beras sama. gula pasir juga, jika naik, langsung operasi pasar. Minyak goreng juga jika naik, langsung operasi pasar. Biar para spekulan itu tidak sempat menaikan harga, kalau perlu mereka yang harus kuti harga kita," ungkapnya.

Tak hanya itu, ia juga menilai dengan adanya program ini, mampu menjaga stabilitas perekonomian masyarakat. Namun tak dapat dipungkiri ada perlakuan khusus terkait kebutuhan bahan pokok di Kota paling toleran di Indonesia ini. Dimana konsumsi daging babi yang cukup tinggi apalagi pada event - event tertentu. Hal ini dikarenakan jumlah masyarakat tionghoa yang cukup banyak yakni lebih dari 40 persen.

"Program ini baik sekali, agar mampu menjaga daya beli masyarakat supaya tidak menurun. Kalau menurun kemiskinan bisa bertambah. Jika inflasi tinggi, banyak perusahaan juga akan melakukan PHK, karena tak mampu membayar operasional dan harga bahan baku yang melambung. Akibatnya angka pengangguran bertambah dan berdampak pada meningkatnya angka kemiskinan. Kemudian, untuk Singkawang ini inflasi pada daging babi. Karena hampir 80 ribu ekor mati karena Flu Afrika. Apalagi disini masyarakat tionghoa nya cukup banyak. Sementara agar mampu mengimbanginya, barang lain yang kita kendalikan," pungkas Sutarmidji.

Kegiatan ini juga turut dihadiri PJ Wali Kota Singkawang Drs. Sumastro, M.Si., Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat dr. Harisson, M.Kes., Direktur Bank Kalbar H. Rokidi, S.E., M.M., Kepala BULOG Kota Singkawang dan beberapa Kepala OPD terkait di lingkungan Pemprov Kalbar. 

(Adpim/RH)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno