Pontianak - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya terus berkomitmen mengembangkan budaya lokal sebagai daya tarik wisata daerah, mengingat kabupaten Kubu Raya memiliki banyak suku dan adat istiadat serta agama yang dapat diangkat dan dikembangkan menjadi objek wisata.
"Pemerintah daerah juga berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan tempat-tempat ibadah yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi, termasuk Pura Giri Pati Mulawarman," kata Bupati Kubu Raya, Sujiwo di Sungai Raya, Sabtu.
Dia mengatakan, sebagai bupati dirinya akan berkomitmen untuk menjaga dan lestarikan setiap budaya yang ada, karena selain memiliki nilai spiritual bagi umat Hindu, juga menjadi bagian dari kekayaan budaya yang ada di Kubu Raya.
Kemarin, kata dia, dirinya diundang untuk mengikuti tangkaian pelaksanaan pawai ogoh-ogoh yang digelar umat Hindu di Kabupaten Kubu Raya dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947.
Tradisi budaya seperti pawai ogoh-ogoh memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan, sekaligus memperkuat nilai-nilai keberagaman di masyarakat. Ia menyatakan kesiapannya untuk mendukung penuh pengembangan kegiatan tersebut agar bisa menjadi atraksi budaya yang lebih besar dan menarik minat masyarakat luas.
"Ke depan, ini bisa menjadi potensi wisata yang menarik. Saya akan berkomunikasi dengan keluarga besar warga Hindu untuk melihat bagaimana kita bisa mendukung agar kegiatan ini semakin berkembang dan menjadi bagian dari atraksi wisata Kubu Raya," tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sujiwo juga menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu, khususnya di Kabupaten Kubu Raya. Ia berharap momentum Nyepi menjadi ajang refleksi dan mempererat kebersamaan di tengah keberagaman masyarakat.
"Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Kubu Raya mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 bagi umat Hindu. Semoga kebersamaan dan harmoni yang kita bangun terus terjaga, saling mendukung satu sama lain demi kemajuan bersama," kata dia.
Sebagai informasi, pawai ogoh-ogoh merupakan arak-arakan patung yang menjadi bagian dari tradisi penyambutan Hari Raya Nyepi. Patung yang diarak melambangkan sifat-sifat negatif dalam diri manusia yang harus disucikan. Tradisi ini diakhiri dengan prosesi pembakaran ogoh-ogoh sebagai simbol pembersihan diri sebelum memasuki Catur Brata Penyepian.
Dengan adanya perhatian dan dukungan dari Pemkab Kubu Raya, diharapkan budaya lokal seperti pawai ogoh-ogoh dapat berkembang menjadi atraksi wisata yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memperkuat identitas budaya daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS