YKPI sosialisasikan upaya deteksi dini kanker payudara ke pesantren | Borneotribun.com

Senin, 10 Februari 2025

YKPI sosialisasikan upaya deteksi dini kanker payudara ke pesantren

YKPI sosialisasikan upaya deteksi dini kanker payudara ke pesantren
YKPI sosialisasikan upaya deteksi dini kanker payudara ke pesantren. (ANTARA)
Jakarta - Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) bersama Yayasan Metta-Manggala menyosialisasikan upaya pemeriksaan untuk mendeteksi dini kanker payudara kepada para santri di Pondok Pesantren Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/2).

Menurut siaran pers yayasan di Jakarta, Senin, sosialisasi deteksi dini kanker payudara diikuti oleh 1.000 santriwati yang terdiri atas 500 mahasiswi STAI Nurul Iman serta 500 siswi sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman.

Ketua Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman Umi Waheeda menyampaikan bahwa sosialisasi deteksi dini kanker payudara penting untuk meningkatkan kepedulian remaja terhadap kesehatan.

"Kami percaya bahwa pendidikan kesehatan adalah bagian penting dari pembelajaran di pesantren. Oleh karena itu, kami sangat menyambut baik kerja sama ini dan berharap di masa mendatang dapat kembali mengadakan sosialisasi serupa agar para santriwati semakin teredukasi," kata Umi.

Ketua YKPI Linda Agum Gumelar menyampaikan bahwa menurut data GLOBOCAN tahun 2022, angka kejadian kanker di Indonesia mencapai 408.661 dan angka kematian akibat kankernya sebanyak 242.988.​​​​​​

Linda mengatakan bahwa kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak dialami oleh perempuan di Indonesia.

Menurut dia, kanker payudara dialami oleh 66.271 orang atau 30,1 persen dari total kasus baru kanker pada perempuan di Indonesia dan 70 persen di antaranya ditemukan pada stadium lanjut.

Oleh karena itu, YPKI menggiatkan sosialisasi untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan dini kanker.

Kepala Instalasi Deteksi Dini Kanker Rumah Sakit Kanker Dharmais dr. Hardina Sabrida, MARS. menyampaikan pentingnya memperhatikan kelainan payudara dalam upaya untuk mendeteksi dini jenis kanker tersebut.

Kelainan yang dimaksud mencakup perubahan bentuk dan ukuran payudara, penebalan kulit, serta munculnya benjolan dan rasa nyeri.

Gejala lain yang perlu diwaspadai yakni hadirnya cekungan kulit seperti lesung pipit, pengerutan kulit payudara, keluar cairan dari puting susu, penarikan puting susu ke dalam, dan luka yang tidak kunjung sembuh pada payudara.

Dokter Hardina mengatakan, pemeriksaan payudara dapat dilakukan secara mandiri setiap bulan.

Praktik perikSA payuDAra SendiRI (SADARI), menurut dia, sebaiknya dilakukan tujuh sampai 10 hari setelah hari pertama menstruasi.

"Bila sudah tidak haid lakukan di tanggal yang sama setiap bulan," katanya.

Oleh : Hreeloita Dharma Shanti/ANTARA

DIIKLANKAN BORNEOTRIBUN

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar