Jakarta - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menilai bahwa aparat Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah bertindak cepat dan tegas dalam mengatasi dugaan pemerasan oleh oknum anggota polisi kepada sejumlah wisatawan saat konser Djakarta Warehouse Project (DWP) di Jakarta.
"Kemenpar menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Polri khususnya Divisi Propam Polri yang telah bergerak cepat bertindak menginvestigasi insiden ini dan telah mengamankan 18 oknum aparat polisi terduga pelaku," kata Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.
Menpar mengatakan turut merasa menyesal karena dugaan pemerasan tersebut tidak hanya merugikan wisatawan, tetapi juga memberikan citra yang buruk pada Indonesia yang kini sedang gencar melakukan promosi berbagai destinasi wisata kepada dunia.
Sebagai tindak tegas pemerintah, pihak kementerian telah berkoordinasi dengan promotor acara dan pihak kepolisian untuk dapat segera menindaklanjuti dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan sejak informasi dan keresahan dari wisatawan tersebut muncul ke publik.
Langkah cepat yang diambil Polri itu menurutnya telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk menghadirkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Menpar menyatakan bahwa Kementerian Pariwisata bakal memberikan dukungan pada Polri dalam pencegahan praktik penyalahgunaan narkoba dan langkah-langkah penegakan hukum tanpa mengganggu keamanan dan kenyamanan wisatawan juga masyarakat.
"Kementerian Pariwisata menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan dan dampak yang ditimbulkan dari peristiwa ini. Kami siap berkolaborasi lebih kuat dan melakukan perbaikan-perbaikan ke depan," janji Menpar.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenpar Vinsensius Jemadu menjelaskan Kemenpar bersama pemangku kepentingan event Indonesia termasuk Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan yang berkualitas pada seluruh masyarakat Indonesia.
"Kemenpar akan terus meningkatkan kolaborasi dengan stakeholder terkait kegiatan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penonton atau wisatawan agar dapat terjamin dengan baik," ujar Vinsensius.
Sebelumnya, terdapat dugaan pemerasan yang dilakukan oleh oknum anggota kepolisian yang viral di media sosial. Hal tersebut juga dibenarkan oleh adanya pengakuan dari wisatawan asal Malaysia yang mengaku terpaksa membayar sejumlah uang.
Mereka awalnya diminta untuk melakukan tes urine. Meski tes menunjukkan hasil negatif, mereka tetap diminta menyerahkan sejumlah uang. Diperkirakan total kerugian mencapai miliaran rupiah.
Oleh : Hreeloita Dharma Shanti/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS