Kubu Raya kembali aktifkan pasar sistemik serap beras petani lokal | Borneotribun.com

Sabtu, 26 Oktober 2024

Kubu Raya kembali aktifkan pasar sistemik serap beras petani lokal

Kubu Raya kembali aktifkan pasar sistemik serap beras petani lokal
Kubu Raya kembali aktifkan pasar sistemik serap beras petani lokal. (ANTARA)
Kalbar - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat kembali mengaktifkan pasar sistemik beras lokal untuk menyerap hasil panen petani yang mengalami surplus pada tahun 2024.

"Menjadi kebijakan kami pemerintah kabupaten untuk membantu menampung hasil produksi petani. Setiap organisasi perangkat daerah PNS-PNS nya siap untuk membeli beras lokal yang diproduksi di Kubu Raya ini," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Kubu Raya, Yusran Anizam di Kubu Raya, Sabtu.  

Pasar sistemik beras lokal sendiri merupakan kebijakan Pemkab Kubu Raya untuk mengerahkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) membeli beras hasil pertanian masyarakat.

Berdasarkan data terakhir tahun 2023 ada tiga kecamatan di Kubu Raya yang mengalami surplus hasil panen yakni Batu Ampar sebanyak 2.225 ton, Kubu 1.597 ton dan Teluk Pakedai 894 ton. 

"ASN kita sangat peduli dengan produksi beras masyarakat ini," kata Yusran.

Penerapan pasar sistemik ini sendiri telah dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kubu Raya. Satu OPD tersebut berhasil menyerap sekitar 450-500 kilogram beras petani.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kubu Raya, Awaluddin memprediksi dengan adanya sekitar 30 OPD maka hasil pertanian masyarakat bisa terserap hingga 13,5 ton.

"Ini bentuk dukungan kita kepada petani," kata Awaluddin.

Selain daripada itu, Awaludin mengatakan pihaknya kini melakukan optimasi lahan dan intensifikasi pertanian untuk mendorong peningkatan produksi petani lokal.

Melalui kemitraan dengan pemerintah pusat, Pemkab Kubu Raya kata dia menginventarisasi bantuan seperti benih, pupuk, hingga sarana dan prasarana lainnya. Sedangkan untuk penanganan hama pihaknya telah menyiapkan berbagai pestisida dan obat-obatan untuk menekan produktivitas.

Oleh : Ridho Panji Pradana/ANTARA

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar