Anak muda perlu pahami pengelolaan keuangan demi hindari pinjol ilegal | Borneotribun.com

Selasa, 22 Oktober 2024

Anak muda perlu pahami pengelolaan keuangan demi hindari pinjol ilegal

Anak muda perlu pahami pengelolaan keuangan demi hindari pinjol ilegal
Anak muda perlu pahami pengelolaan keuangan demi hindari pinjol ilegal. (ANTARA)
Jakarta - Anak muda, terutama yang baru bekerja, diimbau memahami pengelolaan keuangan supaya mereka terhindar dari layanan pinjaman online (pinjol) ilegal agar mereka bisa merencanakan masa depan.

"Mengerti dan mampu menjalankan perencanaan keuangan dengan disiplin akan menolong Anda mampu mengelola pendapatan, terbiasa menabung, paham akan investasi yang formal, terhindar dari keputusan impulsif seperti mengambil pinjaman untuk bersenang-senang, terhindar dari pinjaman online dan judi online serta lebih memungkinkan dapat merencanakan masa depan," kata Faculty Head Sequis Quality Empowerment Sequis Training Academy of Excellence Yan Ardhianto Handoyo, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.

Perusahaan asuransi tersebut menyoroti salah satu masalah keuangan yang terjadi pada masyarakat adalah meminjam uang kepada pinjol ilegal. Bunga yang sangat tinggi dan denda tidak transparan adalah beberapa ciri dari pinjol ilegal.

Yan mengingatkan ketidaktahuan tentang risiko pinjol ilegal sejak awal sangat berbahaya karena bisa merusak produktivitas dan menghancurkan hubungan sosial. Praktik pinjol ilegal pada umumnya adalah menghubungi orang-orang yang kenal dengan debitur untuk menagih pinjaman.

Pinjol ilegal masih menjadi salah satu masalah keuangan meskipun otoritas sudah berupaya memberantasnya. Data OJK, yang dikutip Sequis, menyebutkan Satgas OJK sudah menghentikan 9.062 entitas keuangan ilegal sejak 2017 hingga Maret 2024.

Yan mengingatkan bahwa pendapatan tinggi tidak menjadikan seseorang kaya. Tapi, pengelolaan keuangan yang baik, berhati-hati sebelum mengambil pinjaman bisa membantu seseorang untuk membuat perencanaan keuangan.

Mengelola keuangan bisa dilakukan dengan memprioritaskan anggaran untuk kebutuhan utama dan menyisihkan uang untuk dana darurat, yang bisa digunakan ketika ada keperluan mendesak sehingga seseorang tidak perlu meminjam uang.

Setelah kebutuhan utama dan dana darurat terpenuhi, seseorang bisa mengalokasikan uang mereka untuk investasi terencana dan mitigasi finansial, misalnya dengan asuransi.

Pewarta : Natisha Andarningtyas/ANTARA

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar