Ecobhineka Muhammadiyah Kalbar, Lebarkan Sayap Sebagai Pelopor Toleransi Melalui Aksi Ramah Semesta | Borneotribun.com

Selasa, 27 Agustus 2024

Ecobhineka Muhammadiyah Kalbar, Lebarkan Sayap Sebagai Pelopor Toleransi Melalui Aksi Ramah Semesta

Foto: Eco Bhinneka Muhammadiyah Kalimantan Barat adalah sebuah inisiatif yang mendukung program JISRA Indonesia dalam mempromosikan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan melalui aksi lingkungan. 


PONTIANAK - Eco Bhinneka Muhammadiyah Kalimantan Barat adalah sebuah inisiatif yang mendukung program JISRA Indonesia dalam mempromosikan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan melalui aksi lingkungan. Program ini mengajak berbagai elemen masyarakat, termasuk generasi muda, perempuan, komunitas, pemangku kepentingan agama, dan pemerintah, untuk bersama-sama menciptakan ruang kolaboratif yang inklusif dan harmonis.


Melalui ruang dialog dan aksi bersama, Eco Bhinneka Muhammadiyah bertujuan untuk membangun ekosistem yang menghargai perbedaan iman, keyakinan, kepercayaan, agama, dan budaya. 


Sebagai refleksi dari kebutuhan mendesak akan kesadaran lingkungan dan harmoni antar umat beragama dan berkeyakinan, Eco Bhinneka melaksanakan kegiatan Akademi Pelopor Toleransi melalui Aksi Ramah Semesta sebagai wadah edukasi dan sosialisasi yang bertujuan untuk menciptakan kesadaran serta tindakan nyata dalam menjaga lingkungan dan memperkuat kerukunan antar umat, Minggu (25/8/2024).


Octavia Shinta Aryani sebagai Regional Manager Eco Bhinneka Muhammadiyah Regional Kalimantan Barat memberikan sambutan mengenai kegiatan bahwa pada kegiatan kali ini Eco Bhinneka menghadirkan peserta yang merupakan bapak atau ibu guru penggerak kota Pontianak beserta guru – guru dari amal usaha Muhammadiyah untuk berbagi aksi melalui tulisan yang akan diterbitkan sebagai buku ber-QRCBN dengan bentuk antologi.


“Bukunya nanti akan diterbitkan karena masing-masing guru yang diundang akan memberikan tulisan mengenai apa yang telah dilakukan terkait menjaga lingkungan dan merawat kerukunan. Adapun tujuan kegiatan kami ialah bagaimana informasi kami kumpulkan mengenai intoleransi setelah itu tantangan yang dihadapi guru dalam beragama maupun berkeyakinan dari tangan-tangan pendidik inilah bagaimana mencegah intoleransi. Kami juga mengundang adik-adik mahasiswa ataupun SMA sederajat untuk membuat board game,” tambah Octavia.


Sekali lagi Eco Bhinneka Muhammadiyah tidak bisa berjalan sendiri jika tidak ada dukungan dari segala pihak. Ini merupakan bukti kecintaan Muhammadiyah karena dalam menjaga lingkungan dan merawat kerukunan banyak sekali aspek yang beragam.


“Saat ini kita melakukan challenge pembuatan vidio reels. Jadi time line itu sebulan mulai 25 Agustus-25 September mengenai bagaimana cara kita merawat kerukunan dan menjaga lingkungan. Semoga aksi nyata ini bisa kita perlihatkan pada anak cucu kita bahwa kita telah melakukan sesuatu untuk perubahan bumi ini,” imbuh Octavia.


Amrazi Zakso sebagai ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non Formal Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat Muhammadiyah yang sekaligus membuka kegiatan menyampaikan bahwa ada hal yang menarik tentang kegiatan ini yaitu mengenai kebhinekaan. Identitas etnik di Kalimantan Barat posisinya sangat menguat sehingga kalau ini ada yang mau jadi pemantik, Kalimantan Barat selesai sudah.


Eco Bhinneka Muhammadiyah ini memiliki pemikiran yang progresif di daerah yang lawan konflik. Walaupun ada label eco, merujuk pada hal universal yang dialami bersama. Value terkait lingkungan bukan hanya untuk agama tertentu, maka organisasi kemasyarakatan ini harus terus ditumbuh dan dikembangkan. Anak muda yang tergabung dalam eco bhineka ialah anak muda yang sadar betul bahwa tidak bisa merawat semesta hanya diserahkan pada satu kelompok tertentu. 


“Apapun latar belakanganya punya values yang sama tentang lingkungan, oleh sebab itu keragaman ini harus dipadukan dan ternyata eco bhineka mampu menyatukan keberagaman dalam satu wadah yang bisa digerakkan. Sebagai ketua majelis Muhammadiyah bagi kami itu hal yang membanggakan apalagi melibatkan pendidik dan peserta didik,” tambah Amrazi.


Keragaman ini harus di internalisasi harus ada sejak taman kanak-kanak karena keberagaman itu ialah kodrat. Kita tidak pernah meminta akan dilahirkan dalam kelompok yang mana, itu namanya keragaman yang membuat kita agar menghindari saling sikut. Harusnya keberagaman dijadikan sebagai mozaik agar lebih indah. Yang telah terlibat dalam kegiatan eco bhineka akan merasakan bahwa keragaman itu indah. Keragaman harus dilihat sebagai keindahan. Pelangi tidak akan indah jika hanya satu warna, itu menggambarkan kita bahwa keragaman menjadi sesuatu yang indah.


“Tidak ada cara lain menjaga semesta kecuali memiliki satu pandangan yang sama karena values yang sama juga yaitu universal. Kita harus bersatu padu agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti hutan di Kalimantan Barat yang telah habis,” tegas Amrazi.


Nyaris seluruh lahan di Kalimantan Barat itu ditanami sawit yang berdampak pada lingkungan. Orang sudah tidak bisa lagi memprediksi kapan hujan, kapan kemarau karena alam sudah rusak. Hutan yang sifatnya monokultur bisa saja meluluh ratakan sistem lingkungan dan sosial. 



“Bumi tidak hanya untuk kita hari ini. Tetapi untuk anak cucu cicit kita kecuali kita berdoa besok kiamat. Maka upaya penyelematan semesta menjadi penting, andai itu dilakukan oleh kelompok parsial maka saya yakin itu tidak akan mencapai keberhasilan. Eco Bhineka ini ialah tempat yang sangat cocok bagaimana menjaga lingkungan. Kesamaan visi yang dinaungi universal tadi maka persoalan penyelamatan lingkungan bukan hak yang sulit lagi,” tambah Amrazi.


Mengenai kegiatan ini, saya ingin ada betul tulisan tentang keberagaman yang tidak hanya dibaca oleh murid bapak ibu melainkan pada siapapun. Buat juga pemikiran bagaimana semestinya menjaga lingkungan dengan sistem kearifan lokal dalam penyelamatan lingkungan. 


“Saya bangga dengan kegiatan ini, ini harus terus digaungkan. Tidak boleh ada orang yang boleh mencabik-cabik bumi Kalimantan ini dan tidak ada yang boleh merusak tatanan kerukunan masyarakat Kalimantan Barat. Bahwa organisasi ini bisa hidup sendiri maka Eco Bhinneka ini harus terus berkembang. Saya berharap terus kebersamaan keragaman, menjaga lingkungan sebagai tempat berkarya dengan bersama-sama saling jaga bumi. Eco Bhinneka harus menjadi gerakan perubahan untuk melestarikan semesta dengan prinsip toleranis sehingga organisasi ini menjadi mozaik yang indah oleh masyarakat Kalimantan hingga dunia. Jadikan Eco Bhinneka sebagai gerakan yang mozaik sehingga bisa membanggakan dunia,” tutup Amrazi. (Izr)



*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar