Sekda Ketapang Menutup Gawai Nyapat Taunt (GNT) XIII Simpang Hulu dengan Ritual Tradisional dan Penghargaan untuk Masyarakat Adat. |
KETAPANG - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang, yang juga menjabat sebagai Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik, Alexander Wilyo, S. STP., M. Si, menutup secara resmi acara Gawai Nyapat Taunt (GNT) XIII di Rumah Batang Raya, Simpang Hulu, Dusun Pasir, Desa Semandang Kiri, Kecamatan Simpang Hulu Pada Sabtu, 13 Juli 2024. Penutupan acara ini terasa istimewa dan berbeda dari sebelumnya, dengan suasana yang kental akan adat dan tradisi Dayak.
Penutupan GNT XIII dimulai dengan ritual minum tuak menggunakan tanduk kerbau yang dipimpin oleh Amination, Pateh Desa Semandang Kiri. Setelah itu, Sekda Alexander Wilyo bersama 13 tamu undangan khusus juga ikut dalam prosesi minum tuak dengan tanduk, diiringi oleh letusan mercon yang memeriahkan suasana. Tradisi ini menjadi simbol penghormatan terhadap adat dan kebersamaan masyarakat adat Dayak.
Setelah prosesi minum tuak, Sekda Alexander Wilyo secara resmi menutup acara GNT XIII Simpang Hulu dengan memukul gong sebanyak tujuh kali. Dalam sambutannya, Sekda memberikan apresiasi yang tinggi kepada panitia GNT XIII atas rencana untuk menulis buku tentang sejarah Laman Sembilan Domong Sepuluh versi Dayak Simpang. Beliau juga meminta Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) berkoordinasi dengan Camat Simpang Hulu dan para kepala desa untuk mendukung rencana ini.
"Saya harap Camat dan para Kades bisa mendukung dan memfasilitasi penulisan buku ini," ujar Sekda.
Selain itu, Sekda juga menyinggung pentingnya pengusulan penetapan hutan desa atau hutan adat di wilayah Simpang Hulu. Beliau berharap para kepala desa mempelajari prosedur yang benar dalam pengusulan hutan adat agar tidak terjadi konflik dengan investasi yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan.
Sekda menyambut baik gagasan masyarakat adat Simpang Hulu dan para tokoh adat untuk memperjuangkan penetapan masyarakat hukum adat di wilayah tersebut.
Terkait dengan Gawai Nyapat Taunt, Sekda Ketapang menegaskan bahwa pemerintah daerah telah memasukkan acara ini dalam agenda tahunan. "Tahun depan, saya harap kegiatan ini tetap dilaksanakan di Rumah Adat Batang Raya Simpang Hulu. Kerja sama dan kekompakan antara desa-desa harus ditingkatkan lagi karena ini adalah agenda Kecamatan," tutur Alexander Wilyo.
Beliau juga berpesan agar Rumah Adat Batang Raya dijaga, dirawat, dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat adat Dayak Simpang Hulu.
Dalam penutupan GNT XIII ini, Sekda juga terus menggugah semangat Sumpah Kedaulatan Dayak, yaitu berdaulat secara budaya, ekonomi, dan politik. Beliau menekankan pentingnya menjaga adat, budaya, serta tradisi, sekaligus memanfaatkan sumber daya alam secara maksimal dan menjadi pemimpin di tanah sendiri.
Sebagai Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik, Sekda Alexander Wilyo, yang bergelar adat Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua, juga menyerahkan piagam penghargaan kepada berbagai pihak. Piagam ini diberikan atas partisipasi dan dukungan masyarakat adat Simpang Hulu dan Simpang Dua dalam peresmian Balai Kepatihan Jaga Pati pada Mei lalu. Penghargaan tersebut diterima oleh Camat dan DAD Simpang Hulu, Camat dan DAD Simpang Dua, Sanggar Panglima Jampi, dan masyarakat adat Gorai-Mantok.
Dengan penutupan GNT XIII ini, semangat persatuan, kebersamaan, dan kedaulatan adat Dayak Simpang Hulu semakin ditegaskan, mengukuhkan peran masyarakat adat dalam melestarikan budaya dan tradisi di tengah perkembangan zaman.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS