Masyarakat Perlu Pahami Fase Klinis Demam Berdarah Dengue untuk Selamatkan Nyawa Pasien | Borneotribun.com

Minggu, 21 Juli 2024

Masyarakat Perlu Pahami Fase Klinis Demam Berdarah Dengue untuk Selamatkan Nyawa Pasien

Masyarakat Perlu Pahami Fase Klinis Demam Berdarah Dengue untuk Selamatkan Nyawa Pasien
Masyarakat Perlu Pahami Fase Klinis Demam Berdarah Dengue untuk Selamatkan Nyawa Pasien. (Gambar ilustrasi)
JAKARTA - Dokter spesialis penyakit dalam konsultan penyakit tropik infeksi dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta, dr. Soroy Lardo, Sp.PD, KPTI, FINASIM, menekankan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap fase perjalanan klinis penyakit demam berdarah dengue (DBD). 

Pemahaman ini, menurutnya, dapat mencegah perubahan imunitas yang berakibat fatal dan menyelamatkan nyawa pasien.

"Demam berdarah ini paling penting memahami fase perjalanan klinisnya, ada tiga fase, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase recovery. Jadi masyarakat memahami kapan dia bisa kelola di rumah dan kapan harus dibawa berobat," ujar dr. Soroy dalam wawancara tatap muka di Jakarta, Selasa.


**Pentingnya Memahami Tiga Fase Klinis DBD**

Dr. Soroy menjelaskan bahwa memahami tiga fase klinis DBD sangat penting agar orang tua tidak terlambat membawa anaknya berobat ke rumah sakit, sehingga dapat menurunkan angka kematian yang seringkali diakibatkan kurangnya pemahaman tentang DBD.

Pada fase pertama, pasien mengalami demam selama satu hingga tiga hari, dengan kadar virus dalam darah yang cukup tinggi. Virus tersebut mengeluarkan zat ositokin yang mengaktivasi proses yang menyebabkan demam.

"Pada fase ini, metabolisme tubuh meningkat sehingga kebutuhan cairan menjadi sangat tinggi, sehingga hidrasi sangat diperlukan serta pemberian obat penurun demam," jelasnya.

Memasuki fase keempat dan kelima, pasien berada pada fase kritis, di mana infeksi virus di pembuluh darah menyebabkan kebocoran pembuluh darah yang bisa menimbulkan shock dan berpotensi menyebabkan kematian. 

Kebocoran ini dapat mengakibatkan pendarahan dan gangguan organ seperti paru-paru, rongga perut, serta gejala seperti nyeri bola mata, nyeri tulang belakang, nyeri sendi, dan gangguan pencernaan.

"Masa kritis ini yang berbahaya sebenarnya, karena pada saat itu akan terjadi kebocoran pembuluh darah. Jika dilewati, akan terjadi fase recovery, di mana virus dalam tubuh menurun drastis, dan sistem imun akan membaik sehingga terjadi pemulihan," tambah dr. Soroy.

**Langkah-Langkah Pencegahan dan Perawatan**

Dr. Soroy juga menyarankan agar ketika anak demam pada hari pertama, segera dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan tes NS1 di laboratorium guna mendeteksi keberadaan virus dengue dalam darah. Penurunan trombosit juga biasanya terjadi, maka perawatan lebih awal sangat diperlukan.

"Istirahat jadi kunci utamanya. Kalau memungkinkan, puskesmas terdekat yang memiliki laboratorium pemeriksaan darah lengkap sederhana bisa mengecek trombositnya. Jika masih tinggi, pemantauan ketat dari puskesmas dengan kecukupan cairan yang memadai sesuai berat badan sangat dianjurkan," jelas dr. Soroy yang juga dosen di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

Peran nutrisi, lanjut dr. Soroy, sangat diperlukan dalam upaya penyembuhan DBD. Selain cairan dan elektrolit, pasien dapat mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C dan madu.

Untuk mencegah meningkatnya infeksi DBD, vaksinasi dengue yang diberikan 3-6 bulan setelah terinfeksi sangat dianjurkan, terutama bagi anak-anak hingga orang dewasa usia 45 tahun. 

Selain itu, penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar