Resmi! Indonesia Geser Jadwal Resmi Resmikan RAM AI | Borneotribun.com

Selasa, 28 Mei 2024

Resmi! Indonesia Geser Jadwal Resmi Resmikan RAM AI

Resmi! Indonesia Geser Jadwal Resmi Resmikan RAM AI
Resmi! Indonesia Geser Jadwal Resmi Resmikan RAM AI. (Gambar ilustrasi)
JAKARTA - Indonesia secara resmi telah memulai proses pengumpulan data mengenai pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) nasional menggunakan metodologi asesmen kesiapan (Readiness Assessment Methodology/RAM) yang direkomendasikan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), pada hari Senin.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria menyatakan bahwa setelah ini, kuesioner terkait penggunaan AI akan dikumpulkan di Indonesia melalui berbagai pendekatan, termasuk wawancara dengan pemangku kepentingan dan pemain dalam ekosistem AI.

"Readiness Assessment Methodology ini dibuat oleh UNESCO untuk negara-negara dalam melihat kesiapan mereka mengadopsi standar etik yang sudah ditetapkan secara global," ujar Nezar setelah menghadiri acara Peluncuran RAM AI Indonesia di Jakarta Pusat, pada hari Senin.

Wamenkominfo menjelaskan bahwa melalui kegiatan ini, pemanfaatan AI di Indonesia akan dinilai dari berbagai aspek, seperti sosial, ekonomi, teknologi, dan juga aspek regulasi yang telah ada serta kesiapan masyarakat.

Menurutnya, awalnya RAM AI di Indonesia direncanakan akan diresmikan pada bulan Juni, namun jadwal tersebut dipercepat menjadi Senin, 27 Mei 2024, agar pemerintah dapat melakukan tahap finalisasi pada bulan September.

"Kami mengumumkan hal ini hari ini dan kami berharap dapat menyelesaikannya pada bulan September nanti, ini merupakan 'fast track'. Biasanya RAM berlangsung selama enam bulan. Kami dan UNESCO memiliki komitmen untuk menyelesaikannya pada bulan September," ujar Nezar.

Nezar menyatakan optimisme terhadap implementasi AI yang telah berlangsung selama lima tahun terakhir di Indonesia di berbagai sektor industri.

"Seperti dalam media penyiaran, kita telah melihat stasiun televisi berita yang menggunakan AI generatif untuk membacakan berita," kata Nezar.

Dia menambahkan bahwa pemerintah terus memberikan perhatian penuh terhadap adopsi teknologi terbaru tersebut dengan melakukan kajian lebih lanjut.

"Saya kira diskusi ini akan terus berlanjut. Satu model bisnis sedang dicari untuk mengadopsi AI dan dapat mengoptimalkan pekerjaan jurnalistik tanpa menghasilkan misinformasi dan disinformasi," kata Nezar.

Selain Indonesia, sebanyak 139 negara anggota UNESCO telah mengadopsi dan berkomitmen untuk mengimplementasikan RAM AI UNESCO.

Inisiatif ini memberikan dukungan bagi negara-negara anggota UNESCO untuk mengukur kesiapan penerapan AI secara etis dan bertanggung jawab untuk kepentingan seluruh warga negara.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar