Selangkah Lebih Maju untuk Pertanian Berkelanjutan, Eratani Inisiasi Penggunaan Pupuk Hayati | Borneotribun.com

Rabu, 13 Maret 2024

Selangkah Lebih Maju untuk Pertanian Berkelanjutan, Eratani Inisiasi Penggunaan Pupuk Hayati

Jakarta, 13 Maret 2024 – Dalam rangka mendukung pertanian berkelanjutan, Eratani, perusahaan teknologi pertanian yang memberikan pendampingan dari hulu hingga hilir, mulai mengambil langkah untuk mengoptimalkan penggunaan pupuk hayati dalam proses budidaya padi. Melalui kemitraan dengan Tokyo8, Eratani berupaya mendorong Petani Binaan Eratani untuk memaksimalkan penggunaan pupuk hayati, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mencegah degradasi lahan.

Data BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan, bahwa ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 5,04 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari kontribusi sejumlah sektor, termasuk sektor pertanian yang juga telah terbukti empat kali lipat berkontribusi positif dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Data tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki peranan krusial dalam memastikan keberlanjutan ekonomi di Indonesia. Dengan mempertimbangkan kontribusi yang signifikan dari sektor pertanian terhadap ekonomi nasional, maka upaya untuk memaksimalkan produktivitas lahan perlu untuk diperhatikan.

Produktivitas lahan yang tinggi berperan penting dalam memastikan pasokan pangan yang memadai untuk penduduk, mengurangi ketergantungan pada impor pangan, dan mendukung ketahanan pangan nasional. Sayangnya, saat ini kondisi lahan pertanian terus mengalami penurunan kualitas karena kecenderungan petani yang mengutamakan penggunaan pupuk kimia tanpa diimbangi dengan penggunaan pupuk hayati, sehingga berpengaruh pada produktivitas lahan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, inisiatif strategis harus diambil, salah satunya adalah dengan mengadopsi penggunaan pupuk hayati untuk mendukung pertanian berkelanjutan.

Kanan - kiri; Aranggi Soemardjan (President Director Tokyo8 Indonesia), Petani Binaan Eratani,  Andrew Soeherman (CEO Eratani)

CEO Eratani, Andrew Soeherman, mengatakan, “Kami menyadari betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara produktivitas pertanian dan pelestarian lahan berkelanjutan. Eratani meyakini bahwa pertanian yang berkelanjutan bukan hanya sebuah tujuan, tetapi juga merupakan tanggung jawab kami sebagai perusahaan yang beroperasi di sektor pertanian. Kami yakin bahwa dengan mendorong penggunaan pupuk hayati, Eratani dapat memberikan dampak positif yang lebih besar lagi dalam industri pertanian.”

President Director Tokyo8 Indonesia, Aranggi Soemardjan, menambahkan, “Beberapa hari lalu Tokyo8, bersama Eratani, telah melakukan demonstration plot sebagai bagian dari collaborative initiative untuk menguji coba efektivitas produk pupuk hayati yang kami produksi. Dengan fokus pada keberlanjutan, pupuk kami dirancang untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara alami dan meningkatkan kualitas tanah secara organik, tanpa mengorbankan kesehatan lingkungan. Kami percaya bahwa pendekatan ini tidak hanya akan memberikan hasil panen yang lebih baik, tetapi juga akan membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan memperkuat ketahanan lingkungan.”

Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai permasalahan, seperti menurunnya kualitas tanah, kurangnya penyerapan nutrisi tanaman secara optimal, dan kerentanan tanaman terhadap serangan penyakit. Pupuk kimia yang berlebih juga dapat menyebabkan kondisi tanah berubah menjadi lebih keras, asam, serta matinya mikroorganisme bermanfaat, sehingga tanah yang sudah terpapar pupuk kimia berlebihan akan semakin ketergantungan pada tambahan pupuk kimia. 

“Dalam proses budidaya padi, pupuk hayati telah terbukti sebagai langkah efektif untuk meningkatkan kesuburan tanah, memperkaya nutrisi tanaman, dan menjaga keseimbangan ekosistem secara berkelanjutan. Dengan menggunakan pupuk hayati, Petani Binaan Eratani dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan menghambat penurunan kualitas tanah, serta membantu menciptakan sistem pertanian yang lebih seimbang dan berkelanjutan untuk masa depan,” tutup Prof. Sahat Marulitua Pasaribu, Advisor Eratani.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar