RSUD SSMA Pontianak Sosialisasikan Pencegahan Tuberkulosis | Borneotribun.com

Jumat, 01 Maret 2024

RSUD SSMA Pontianak Sosialisasikan Pencegahan Tuberkulosis

RSUD SSMA Pontianak Sosialisasikan Pencegahan Tuberkulosis
Kegiatan edukasi masyarakat cegah TBC oleh RSUD SSMA Pontianak. (ANTARA/Prokopim PTk)
PONTIANAK - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Kalimantan Barat, telah aktif memberikan perhatian dan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah penularan Tuberkulosis (TBC), penyakit pada sistem pernapasan yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis.

Menurut dokter RSUD SSMA Pontianak, Merdiko, AMd Kep, "Tugas kita untuk mencegah tertular atau menularnya TBC. Sehingga kami dari RSUD SSMA ikut gencar melakukan sosialisasi pencegahan." Ia menekankan pentingnya upaya preventif dalam mengatasi penyebaran penyakit ini.

Mycobacterium Tuberculosis, bakteri penyebab TBC, dapat menyerang tidak hanya paru-paru, tetapi juga organ lain seperti selaput otak, kulit, tulang, kelenjar getah bening, dan organ lainnya. "TBC dapat menular melalui droplet atau percikan dahak saat penderita TBC batuk, bersin atau berbicara," tambahnya.

Gejala TBC meliputi batuk dengan dahak atau tanpa, demam meriang, nyeri dada, berkeringat tanpa sebab, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan.

"Pemeriksaan TBC dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pemeriksaan dahak dan rontgen foto dada," terang Merdiko.

Adapun pengobatan TBC membutuhkan waktu cukup lama, yakni selama 6 sampai 8 bulan, yang terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama, obat diminum setiap hari selama 2 atau 3 bulan, dan tahap akhir obat diminum 3 kali sepekan selama 4 atau 5 bulan.

“Pencegahan TBC dapat dilakukan dengan gaya hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi, menjaga kebersihan lingkungan, mendapatkan sinar matahari dan udara segar, menjemur alas tidur agar tidak lembab, mendapatkan suntikan vaksin BCG bagi anak usia di bawah 5 tahun, berolahraga teratur, dan menghindari rokok,” kata Merdiko.

Dengan upaya pencegahan dan pengobatan yang tepat, diharapkan penyebaran TBC di masyarakat dapat dikendalikan. Hal ini membutuhkan kolaborasi aktif antara rumah sakit dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan dan penanganan penyakit ini.

Oleh: ANTARA/Prokopim PTk
Editor: Yakop

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar