Pj Bupati Sanggau Dampingi Pj Gubernur Kalbar Meninjau Anak Penderita Stunting dan Warga Miskin. |
SANGGAU – Penjabat (Pj) Bupati Sanggau, Suherman, S.H., M.H bersama Pj Ketua TP PKK Kabupaten Sanggau, Ny. Lusia Suherman mendampingi Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes., yang didampingi Pj Ketua TP-PKK Kalbar, Ny. Windy Prihastari Harisson, S.STP., M.Si., dalam rangka menjumpai anak-anak penderita stunting di salah satu rumah warga di Kelurahan Tanjung Sekayam, Kecamatan Kapuas, Minggu (3/3/2024).
Pada kesempatan itu Harisson dan Windy juga menyerahkan bantuan berupa uang tunai dan bahan-bahan MPASI. Hal ini dilakukan agar beban orang tua dari anak penderita stunting tersebut dapat berkurang dengan adanya bantuan dari Pemerintah.
“Jadi saya bersama Pak Bupati Sanggau mengunjungi salah satu pemilik rumah yang anaknya menderita stunting. Kemudian ada 4 yang lain juga kita kumpulkan di tempat tersebut. Kita mau lihat kondisi rumahnya, perekonomiannya, kebersihan lingkungannya. Sebenarnya kebersihan lingkungan sudah cukup baik”, ucap Pj Gubernur Kalbar.
Ia menjelaskan bahwa pada saat sekarang ini stunting menjadi target utama pemerintah dalam menciptakan SDM manusia yang unggul guna menuju Indonesia Emas 2045. Selain itu, kolaborasi bersama perusahaan – perusahaan berupa CSR juga diharapkan dapat meringankan beban dari para orang tua yang anaknya menderita stunting.
Usai mengunjungi anak-anak penderita stunting rombongan Pj Gubernur Kalbar bersama Pj Bupati Sanggau langsung bertolak ke rumah warga yang tergolong dalam kemiskinan ekstrim yang berlokasi di Jalan Durian Kelurahan Tanjung Sekayam, Kecamatan Kapuas.
Dalam percepatan penurunan angka kemiskinan di Kalbar, Pj. Gubernur meninjau rumah warga yang termasuk tidak layak huni dan memberikan beberapa layanan seperti pendaftaran BPJS, pemasangan listrik, pemasangan PDAM, serta mengupayakan agar warga tersebut mendapatkan tempat tinggal yang layak huni.
“Kita mengunjungi salah satu warga yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrim. Jadi Ibu ini bekerja sebagai pengasuh. Penghasilannya hanya 700 ribu per bulan. Beliau memiliki 2 anak, 1 tamat SMA, 1 lagi masih SMP”, jelas Harisson.
“Kami juga sudah cek, ternyata beliau belum memiliki BPJS. Ini kita ambil alih akan segera kita tangani, ini untuk mengantisipasi apabila beliau sakit, untuk berobat dan tak perlu keluarkan biaya. Ini meringankan mereka”, sambungnya.
Ia juga menyebutkan bahwa ini merupakan bukti nyata komitmen dari Pemerintah dalam menekan angka kemiskinan ekstrim khususnya di wilayah kalimantan Barat.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS