Pj Gubernur Kalbar meninjau harga bahan pokok di Pasar Alianyang Singkawang. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun) |
PONTIANAK - Pj Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, telah mengumumkan empat langkah strategis untuk mengendalikan laju inflasi di provinsi tersebut, yang mencakup berbagai aspek, termasuk momen penting dalam kalender keagamaan.
"Untuk jangka panjang, kami telah menerapkan program pasar penyeimbang dan memperbaiki tata niaga guna mempersingkat rantai distribusi, sehingga mengurangi biaya angkutan dan meningkatkan nilai tambah pada komoditas pangan," ujar Harisson di Pontianak, Sabtu lalu.
Dia juga menyoroti langkah-langkah lain, termasuk meningkatkan ketersediaan pasokan pangan melalui program penanaman padi, sayuran, dan intensifikasi budidaya ikan di tingkat rumah tangga serta dukungan pada petani dengan pemberian pupuk dan peralatan pertanian.
"Dalam jangka menengah hingga panjang, kami juga mengusulkan penyusunan rencana pangan terintegrasi di seluruh wilayah untuk memastikan pasokan yang stabil antar daerah dan waktu," tambahnya.
Harisson juga menegaskan pentingnya kelancaran distribusi, termasuk pemantauan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM), serta upaya memperbaiki infrastruktur untuk mengurangi dampak banjir, terutama di daerah sentra produksi.
"Langkah keempat yang kami lakukan adalah meningkatkan komunikasi efektif antara seluruh kabupaten/kota untuk menyelaraskan upaya pengendalian inflasi, terutama menjelang momen-momen penting dalam kalender keagamaan," katanya.
Harisson juga menyoroti beberapa komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi, seperti daging ayam dan transportasi udara, serta peran Bulog Divre Kalbar dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan.
Dalam konteks ini, Harisson menekankan pentingnya koordinasi antara TPID pusat dan daerah dalam mengoptimalkan logistik pangan dan mengacu pada langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah pusat.
Menanggapi lonjakan penumpang dan harga tiket menjelang Tahun Baru Imlek/Cap Go Meh, TPID Provinsi telah meminta PT. Angkasa Pura II Bandara Supadio Pontianak untuk mengambil tindakan yang diperlukan, seperti menambah frekuensi penerbangan dan jam operasional.
Harisson juga memaparkan perkembangan Indeks Perkembangan Harga (IPH) di Kalbar, yang menunjukkan bahwa beberapa komoditas seperti daging ayam dan cabai merah menjadi pendorong utama inflasi.
"Kita perlu fokus pada daerah dengan IPH tertinggi dan mengintensifkan langkah-langkah pengendalian inflasi di sana," tegasnya.
Dia juga memberikan apresiasi kepada pimpinan daerah, terutama di Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara, yang telah bekerja keras untuk menjaga stabilitas harga dan inflasi di wilayah mereka.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS